Perjuangkan Islam Dasar Negara

[ Mohammad Natsir ]
 
0
136
Mohammad Natsir
Mohammad Natsir | Tokoh.ID

[ENSIKLOPEDI] Mohammad Natsir, politisi Islam handal yang teguh pada prinsip dan cita-citanya. Pria kelahiran Alahan Panjang, Sumatera Barat, 17 Juli 1908, ini sesudah Pemilu 1955 memimpin Partai Masyumi, yang merupakan gabungan partai-partai Islam di Konstituante, yang secara sungguh-sungguh memperjuangkan Islam sebagai dasar negara.

Dia berjuang untuk menegakkan Islam sebagai dasar negara melalui prinsip-prinsip demokrasi. Meskipun, perjuangannya tidak diterima kalangan nasionalis dan sosialis kala itu, sehingga Konstituante gagal menetapkan UUD, yang diakhiri dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1955 yang antara lain menyatakan membubarkan Konstituante dan kembali ke UUD 1945.

Sejak itu, perbedaan pandangan politik antara M Natsir dan Presiden Soekarno (Bung Karno) semakin jauh. Bahkan Partai Masyumi pun dibubarkan tahun 1960. Begitu pula setelah Bung Karno digantikan Presiden Soeharto (Pak Harto), tak berapa lama M. Natsir akhirnya berbeda pendapat juga dengan pemimpin Orde Baru itu.

M Natsir bersama teman seperjuangannnya di Partai Masyumi, sesudah partai ini dibubarkan, tetap teguh pada pendirian, selalu ingin mendirikan Partai Masyumi dan memperjuangkan Islam sebagai dasar negara. Tetapi karena peluang untuk menghidupkan kembali Partai Masyumi tidak pernah terbuka, maka mereka mendirikan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII). Di DDII inilah M. Natsir dan kawan-kawan berkhidmat, sampai M Natsir meninggal di Jakarta, 6 Februari 1993, pada umur 84 tahun.

Pahlawan Nasional
Sebelum memimpin Partai Masyumi di Konstituante, M. Natsir pernah menjabat Perdana Menteri Indonesia ke-5, masa jabatan 5 September 1950 – 26 April 1951, menggantikan Abdoel Halim dan kemudian digantikan Sukiman Wirjosandjojo.

M. Natsir juga sempat menjabat Menteri Penerangan. Kendati sudah menjabat menteri dan Perdana Menteri, dia tetap hidup bersahaja. Bahkan masih tak sungkan memakai baju tambalan. Pada saat baru menjabat PM, ia tinggal di sebuah gang, sehingga Idit Djunaedi menghadiahkan rumah di Jalan Cokroaminoto. Ia juga menolak hadiah mobil Chevy Impala dari cukong. Dan, satu-satunya pejabat pemerintah, yang pulang dari Istana yang membonceng sepeda sopirnya, sesudah menyerahkan jabatan perdana menteri kepada Presiden Soekarno.1)

Semasa menjabat PM, Kabinet M. Natsir berhasil memerankan politik luar negeri bebas aktif yang dianut sejak awal Indonesia merdeka. Pada era Kabinet M. Natsir Indonesia diterima menjadi anggota PBB.

M Natsir juga mempunyai andil perjuangan pada awal-awal kemerdekaan. Atas jasa-jasanya itu, Presiden RI, melalui Keputusan Presiden Nomor 41/TK/Tahun 2008, menetapkan M. Natsir sebagai Pahlawan Nasional, bertepatan pada peringatan Hari Pahlawan tanggal 10 November 2008 serta bersamaan dengan peringatan 100 tahun M. Natsir.

Mohammad Natsir adalah putra seorang pegawai pemerintahan di Alahan Panjang. Kakeknya seorang ulama. Semasa kecil, Natsir bisa beruntung belajar di HIS Solok serta di sekolah agama Islam yang dipimpin oleh para pengikut Haji Rasul. Pada masa itu hanya sedikit anak-anak yang berkesempatan sekolah di HIS. Bahkan tahun 1923-1927 Natsir mendapat beasiswa untuk sekolah di MULO. Setelah itu melanjut lagi ke AMS Bandung dan tamat 1930.

Semasa sekolah di AMS Bandung, Natsir berinteraksi dengan para aktivis pergerakan nasional antara lain Syafruddin Prawiranegara, Mohammad Roem dan Sutan Syahrir. Pada tahun 1932, Natsir berguru pada Ahmad Hassan, yang kelak menjadi tokoh organisasi Islam Persis. 2) ti/ch. robin simanullang

Advertisement
Data Singkat
Mohammad Natsir, Perdana Menteri Indonesia ke-5 / Perjuangkan Islam Dasar Negara | Ensiklopedi | pahlawan nasional, Pahlawan, masyumi, Perdana Menteri

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here