05 | Disiplin Bangun Pagi, Rezeki Tidak Dipatok Ayam

Sepanjang manusia berusaha dengan penuh disiplin, Tuhan pasti akan memberi jalan. Salah satu kunci keberhasilan Aziz Syamsuddin dalam menyiasati ruang dan waktu adalah dengan disiplin bangun di pagi hari. Berdasarkan pengalamannya selama ini, dengan bangun pagi, akan ditemukan banyak ide apa yang akan dan harus dikerjakan pada hari ini.
Setiap hari bila bangun pagi, dia punya waktu sangat kondusif untuk memikirkan dan menakar berbagai ide positif seputar langkah-langkah prospektif yang harus dikerjakan hari ini.
Makanya, bila membuat janji pertemuan dengan seseorang, dia pasti meminta waktu pada pagi hari sekitar pukul 7.00 WIB atau 7.30 WIB sekalian sarapan pagi bersama-sama atau sambil bermain golf.
Jika bangun siang, menurutnya seraya mengutip istilah jaman kiwari: rezeki sudah dipatok ayam duluan. “Jadi sebelum ayam yang matok, kita patok dulu,” kelakarnya sembari tertawa.
Paling tidak, di waktu pagi hari, seseorang bisa berpikir secara otonom apa yang akan dilakukan seharian ini, tanpa harus berhadapan dengan berbagai persoalan yang sifatnya tidak in line dengan ide dan prospek yang sedang dipikirkan.
Contoh riil, di pagi hari biasanya jarang menerima telepon. Biasanya interaksi dan sosialisasi, termasuk berkomunikasi lewat telepon, berlangsung mulai dari pukul 10.00 WIB pagi sampai 20.00 WIB malam. Setelah pukul 21.00 WIB malam jarang yang menelpon kecuali ada hal-hal yang bersifat darurat.
Dalam situasi demikian, dia tidak akan menerima berbagai ‘gangguan’ baik itu terkait dengan rutinitas pekerjaan, bisnis, maupun tekanan-tekanan organisasi dan politik.
Dia bisa memanfaatkan kesempatan tersebut untuk berpikir secara luas dan mendalam: kalau langkah ini yang ditempuh apa dampaknya, kemudian secara psikologis persiapan apa yang harus dilakukan.
Secara rutin, sebelum menuju kantornya di Gedung DPR, Sekretaris Umum Ikatan Alumni Fakultas Hukum, Universitas Trisakti, Jakarta, ini pasti lebih dahulu memonitor perkembangan beberapa perusahaan yang dimiliki dan dikelola keluarga besar di mana isterinya pun ikut terlibat di dalamnya.
Perkembangan Kantor Advokat SYAM&SYAM Advocate and Solicitors –-perusahaan yang didirikannya bersama beberapa rekan— juga tak luput dari pantauannya. Di kantor yang didukung lima orang advokat dan sembilan karyawan ini, Aziz berkedudukan sebagai penasehat. Operasional sehari-hari kantor dipegang rekan-rekannya sesama pendiri kantor itu.
Setelah itu sekitar pukul 9.00 WIB, dia langsung ke kantornya di Lantai 10 Gedung DPR-RI, Senayan, untuk menjalankan tugas-tugas rutin sebagai wakil rakyat sampai selesai.
Kemudian, sepulangnya dari sana, dia memanfaatkan kesempatan waktu yang masih tersedia dengan berbagai kegiatan refreshing, misalnya berolah raga, ngobrol dengan rekan atau relasi.
Dia punya prinsip, hari-hari patut diisi dengan hal-hal yang positif. Masalah hasil itu urusan belakangan. Karena, logikanya, tidak mungkin pohon itu berbuah jika tidak rutin disiram, diberi pupuk, dan dirawat dengan sepenuh hati. Setiap orang akan menikmati ‘hasil’ hanya dari apa yang telah dia ‘tanam’.
Sekarang, jika bangun siang dan tidak bekerja, bagaimana rezeki akan datang. Kecuali bila orang bersangkutan memang punya ‘urat kaya’. Tinggal menikmati bunga deposito bank yang sangat besar, yah tidak perlu kerja dan tinggal ongkang-ongkang kaki di rumah.
Apalagi karakter seorang Aziz Syamsuddin bukan tipe orang yang mau statis dalam berpikir dan berusaha. Dia adalah sosok yang sangat mobile, dinamis dan energetik dalam mengaktualisasikan diri dan dalam memaknai hakikat keseharian hidupnya.
Dia selalu ingin mengalami perkembangan diri lewat berbagai pekerjaan dari waktu ke waktu. Dia senantiasa menyandarkan diri pada perspektif ajaran dan nilai Islam yang dianutnya bahwa manusia diperkenankan mencari rezeki itu sebanyak-banyaknya di muka bumi ini, dan setelah itu menyisihkan sebagian yang rezeki tersebut untuk beramal.
Sebab, tanpa rezeki atau kekayaan yang diperoleh dengan bekerja keras, manusia punya keterbatasan untuk beramal secara material.
Joging, Makanan Wajibnya
Setelah menjadi anggota DPR, Aziz Syamsuddin harus mengeluarkan energi ekstra guna mengisi berbagai aktivitas kesehariannya yang terbilang padat, mulai dari oleh rapat komisi, rapat fraksi, atau rapat partai, sampai rapat organisasi profesi.
Belum lagi kewajiban moralnya selaku wakil rakyat, untuk menerima kunjungan dan berdialog dengan konstituen di Lampung yang datang ke Jakarta guna menyampaikan aspirasi.
Tentunya, aktivitas yang superpadat itu menuntut Aziz agar senantiasa memiliki stamina dan energi yang prima setiap hari. Karena itu, setiap pagi, setelah menunaikan Shalat Subuh, Aziz berolah raga dengan joging berkeliling kompleks perumahan di mana dia bermukim, selepas itu dilanjutkan dengan treadmill selama 30 menit di dalam rumah.
Kalaupun harus pergi pagi-pagi sekali untuk urusan kantor, kegiatan olah raga pasti dijalankannya pada sore harinya. Jika tidak berolah raga setiap pagi, Aziz merasakan ada sesuatu yang kurang saat menjalankan aktivitas kesehariannya.
Tubuhnya terasa tidak fit dan fresh. Minimal, dia berprinsip, setiap hari harus ada pembakaran kalori pada tubuhnya. Meski setiap hari ada sebungkus rokok di sakunya, dia bukanlah seorang heavy smoker alias pecandu berat rokok. Merokok sekadar untuk mengisi waktu di kala menunggu seseorang atau saat bengong sendirian.
Tapi dia menegaskan sama sekali tidak addicted atau ketagihan merokok, apalagi sampai menjadikan merokok sebagai sebuah kebiasaan. e-ti/af