Sangat Ditakuti Para Koruptor
Tumpak Hatorangan
[DIREKTORI] Tumpak Hatorangan Panggabean, pria berdarah Batak kelahiran Sanggau, Kalimantan Barat, 29 Juli 1943, sangat ditakuti para koruptor. Dia berbicara tegas dan apa adanya. Dia terkesan tidak kenal kompromi. Sebelum terpilih menjadi Wakil Ketua KPK, lulusan Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura, Pontianak, ini selama 30 tahun berkarier di Kejaksaan RI.
Namanya cukup akrab dikuping publik setelah dia menjadi Wakil Ketua KPK (2003). Dia berbicara tegas namun tidak gegabah mengungkap ke publik sebuah kasus korupsi yang sedang ditanganinya. Namun setelah semuanya diteliti, dia selalu terbuka menjelaskan kasusnya dari A sampai Z.
Komitmennya sangat kuat untuk memberantas korupsi di negeri ini. Dia bekerja siang malam. Pulang larut malam sudah menjadi kebiasaannya. Tumpak baru akan meninggalkan Kantor KPK, setelah menuntaskan pekerjaannya.
Tumpak Hatorangan Panggabean, SH, mantan jaksa yang diusulkan oleh Jaksa Agung RI untuk bertugas di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pria berdarah Batak kelahiran Sanggau, Kalimantan Barat, 29 Juli 1943, ini terpilih menjadi pimpinan KPK bersama Taufiequrachman Ruki, Sjahruddin Rasul, dan Erry Riyana Hardjapemekas.
Mantan Kajati Sulawesi Selatan (2000 – 2001) dan Sesjampidsus (2001 – 2003) ini terpilih melalui voting yang dilakukan dua kali oleh 44 dari 61 anggota Komisi II. Voting pertama dilakukan untuk memilih lima dari sepuluh nama calon, sedangkan yang kedua untuk memilih satu ketua dari lima nama yang terpilih. Pada voting pertama, masing-masing anggota Dewan memilih maksimal lima nama dari sepuluh calon.
Perolehan suara lima calon lainnya yang tidak terpilih pada voting pertama itu adalah Moh Yamin (22), Iskandar Sonhadji (7), Marsillam Simandjuntak (6), Chairul Imam (4), dan Momo Kelana (1).
Berdasarkan voting kedua, Taufiequracman Ruki terpilih menjadi Ketua KPK dengan mengantongi 37 suara. Perolehan suara empat lainnya adalah Amien Sunaryadi (6), Tumpak Hatorangan Panggabean (1), Tumpak Hatorangan Panggabean (0), dan Erry Riyana Hardjapamekas (0).
Tumpak Hatorangan Panggabean, SH, Lahir di Sanggau, Kalimantan Barat, 29 Juli 1943. lulusan Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura, Pontianak mempunyai tiga orang anak, buah pernikahannya dengan Roosvi Sertiana Sianturi.
Karirnya dimulai sejak 1973 sampai 2003 sebagai Jaksa di Kejaksaan Agung RI. Dia menjabat Kajari Pangkalan Bun (1991 – 1993), Asintel Kejati Sulteng (1993 – 1994), Kajari Dili (1994 – 1995) dan Kasubdit Pengamanan Ideologi dan Politik Pada JAM Intelijen (1996 – 1997).
Kemudian menjabat Asintel Kejati DKI Jakarta (1997 – 1998), Wakajati Maluku (1998 – 1999), Kajati Maluku (1999 – 2000), Kajati Sulawesi Selatan (2000 – 2001) dan terakhir sebagai Sesjampidsus (2001 – 2003).
Panggabean telah mengikuti banyak pelatihan, seminar dan lokakarya. Di antaranya: – Diklat Analisis Kebijaksanaan (1994); Diklat Peningkatan Mutu Kepemimpinan Aparatur (1995); Diklat SPAMEN (1996), Diklat Pembentukan Jaksa (1974); Diklat Tar.Luhkum (1983), Diklat Jaksa Spesialis (1985); Diklat Suspa Lidik (1980); dan Diklat Suspa Intelstrat Tk. 1 (1982)
Dia telah menerima penghargaan Satya Lencana Karua Satya XX Tahun (1997) dan Satya Lencana Karya Satya XXX (2003). mti