Peroleh Gelar Pahlawan Nasional
Nani Wartabone
[PAHLAWAN] Jakarta 07/11/03: Pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada almarhum Hi Nani Wartabone, tokoh perintis kemerdekaan asal Gorontalo. Dalam rangkaian memperingati Hari Pahlawan 10 November 2003, Presiden Megawati Soekarnoputri langsung menyerahkan gelar Pahlawan Nasional itu kepada ahli waris yang diwakili salah seorang anak laki-lakinya, Hi Fauzi Wartabone, di Istana Negara, Jumat 7/11/03. Selain itu, , Presiden juga menganugerahkan tanda kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma kepada 10 putra bangsa yang dinilai berjasa dalam memajukan dan membina kebudayaan nasional.
Wartabone, tokoh kelahiran Gorontalo 30 Januari 1907, ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 085/TK/Tahun 2003 tertanggal 6 November 2003. Ia seorang pejuang yang aktif berorganisasi dan berjuang melawan kolonialisme di daerahnya pada masa perjuangan kemerdekaan. Ia mulai berjuang dengan mendirikan dan menjadi sekretaris Jong Gorontalo di Surabaya pada 1923. Lima tahun kemudian, ia menjadi Ketua PNI Cabang Gorontalo.
Tahun 1942, ia memimpin pemberontakan dan pengambilalihan kekuasaan dari tangan Belanda dan memproklamasikan Gorontalo merdeka sebelum tentara Jepang tiba. Setahun berikutnya, ia ditangkap dan dipenjarakan Jepang di Manado karena sikap perlawanannya kepada pendudukan Jepang, atas tuduhan menyiapkan pemberontakan.
Tetapi, dua hari sebelum proklamasi kemerdekaan 1945, Jepang menyerahkan kekuasaan kepada Wartabone di Gorontalo. Ia kemudian memegang berbagai jabatan baik di daerah maupun di pusat. Ia juga memimpin penumpasan pemberontakan Permesta di Gorontalo tahun 1958. Ia meninggal dunia di Gorontalo 3 Januari 1986.
Tanda jasa dan penghargaan yang pernah diterima antara lain, Surat Penghargaan Membantu Gerakan Angkatan Perang RI, Perintis Kemerdekaan, Veteran Pejuang Kemerdekaan Indonesia, serta Bintang Mahaputra Utama. Kemudian pada Hari Pahlawan 2003 menerima gelar Pahlawan Nasional.
Pada kesempatan Hari Pahlawan 2003, itu Presiden juga menganugerahkan tanda kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma kepada para seniman/budayawan, yakni: Ali Akbar Navis, Djadoeg Djajakusuma, KRT Djajadipuro, Bing Slamet, Ki Soeratman, I Gusti Bagus Sugriwa, I Ketut Marya, Fifi Young, Miss Tjitjih, dan Tan Tjeng Bok. Kesepuluh tokoh itu sudah almarhum. e-ti