Penyanyi dangdut ini populer lewat lagu-lagu Melayu Tempo Doeloe generasi Said Effendi dan Mashabi. Dengan penampilannya yang elegan dan jauh dari kesan seronok, Iis dianggap sebagai salah satu ikon musik dangdut yang menaikkan kelas musik khas Indonesia ini.
Namanya terkenal setelah berperan sebagai Mbak Pur dalam sinetron Losmen yang pernah ditayangkan di TVRI pada era 80-an. Setelah masa keemasannya sebagai aktris berakhir, ia memilih menekuni bisnis butik pakaian muslim.
Sepanjang tahun 2009 hingga 2010, wajah tampannya kerap wara-wiri di layar kaca saat membawakan acara perjodohan Take Me Out (TMO) di sebuah stasiun televisi swasta. Berbekal bakatnya sebagai pembaca acara, ia tampil dalam acara-acara televisi berating tinggi dan acara-acara off air yang diadakan perusahaan-perusahaan ternama.
Dunia seni peran, tarik suara hingga presenter sukses dirambahnya. Dengan gayanya yang orisinil, Jaja Mihardja mampu mempertahankan eksistensinya di dunia hiburan.
Langkahnya untuk terus menyalakan perubahan melalui gerakan baca-tulis ia wujudkan dalam Rumah Dunia. Lewat wadah tersebut, penulis puluhan karya berupa novel maupun skenario ini ingin generasi muda bisa membaca, menulis, mendongeng dan bermain teater secara bebas.
Pria berdarah Indo Jawa-Jerman ini, mengawali karirnya sebagai peragawan dan foto model hingga kemudian menjatuhkan pilihannya menjadi bintang film dan sinetron. Di kalangan selebritis, peraih penghargaan Bintang Drama Televisi Pria Favorit tahun 2000 dari Panasonic Awards 2000 ini dikenal tidak merokok, rajin beribadah, dan berusaha menjadi teladan bagi lingkungannya.
Perempuan cantik yang memilih drum sebagai instrumen bermusiknya ini, bersama suaminya, Wong Aksan, membuat scoring music untuk sejumlah film. Namanya mulai dikenal luas setelah berakting dalam film layar lebar Mereka Bilang, Saya Monyet! (2007) dan menggondol beberapa penghargaan antara lain Piala Citra sebagai Aktris Terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2009 dan Aktris Pendatang Baru Terbaik Indonesia Movie Award 2008.
Musisi jazz berambut keriting ini menguasai hampir semua alat musik, dari keyboard, drum, gitar, saksofon, kecuali terompet. Kepiawaiannya memainkan "jurus-jurus" bergitar ala George Benson membuat ia dijuluki 'George Benson Indonesia'.
Di tengah pesatnya perkembangan industri musik yang bertema percintaan, ia tetap setia melantunkan lagu rohani bertema kidung dan pujian untuk Tuhan. Sudah belasan album lagu rohani yang ia hasilkan semenjak masuk dapur rekaman di usia delapan tahun. Bak anak tangga, tahun demi tahun, setiap album yang dihasilkannya menggambarkan perjalanannya melayani bersama Tuhan.
Debut layar lebarnya dimulai pada tahun 2006 saat membintangi film Berbagi Suami besutan sutradara Nia Dinata. Setelah itu, ikon merek sabun kecantikan ternama ini tampil dalam sejumlah film layar lebar yang semakin mengangkat namanya di dunia perfilman.
Penyanyi yang populer di era tahun 80-an ini banyak membawakan tembang-tembang pop, rohani, hingga lagu daerah. Selain piawai di bidang olah vokal, Victor juga memiliki kepedulian yang tinggi pada sesamanya. Ia sering dilibatkan dalam berbagai kegiatan sosial.
Nama desainer papan atas Indonesia yang karyanya digemari kalangan selebriti, pejabat dan tokoh dunia ini sempat tercoreng karena tersandung masalah hukum. Ia kemudian mencoba kembali berkarya dengan dukungan dari keluarga dan sahabatnya.
Wajah indo, tubuh kekar, serta kemampuan beladirinya pernah menghiasi layar lebar di tahun 80-an. Setelah masa keemasannya berakhir, aktor laga senior yang menguasai beladiri taekwondo ini kembali berakting dengan memainkan peran lain yang lebih menantang.
Perempuan berdarah Yogyakarta-Tegal ini menggebrak dunia fashion Indonesia dengan memperkenalkan Urban Crew, brand fashion bergenre unisex di akhir tahun 90-an. Kreativitas dan jiwa entrepreneurship kemudian mendorongnya untuk membuat beberapa lini bisnis seperti lembaga pendidikan fashion, sekolah model, konsultasi untuk industri kreatif, dan produk-produk kerajinan.
Penyanyi era 1980-an ini terkenal saat membawakan acara Aneka Ria Anak-anak bersama Kak Seto. Selain sering manggung untuk acara anak-anak, duet presenter kondang itu berhasil mencetak album dan rekaman dongeng anak-anak. Belakangan, perempuan murah senyum ini dikenal aktif dalam kegiatan pelayanan gereja dan kegiatan sosial.
Saat terkenal sebagai model dan penyiar berita di layar kaca, Wanda Hamidah malah memilih meninggalkan itu semua demi memasuki dunia politik. Setelah kurang lebih sepuluh tahun menjadi aktivis di Partai Amanat Nasional, artis Peduli Hukum dan HAM tahun 2008 ini kemudian menjadi anggota DPRD DKI Jakarta periode 2009-2014. Sebagai wakil rakyat, ia termasuk sosok yang berani dan peka terhadap penderitaan kaum marginal.
Meski bukan aktor pertama yang mampu berakting tunggal di atas panggung, kelihaiannya melakukan monolog selalu mengundang decak kagum. Aksi monolognya yang paling melekat di benak masyarakat adalah saat ia menirukan suara mantan presiden RI, HM Soeharto. Belakangan, penggiat kesenian di sejumlah teater ini aktif mengelola yayasan dan komunitas serta mengisi acara program mingguan "Sentilan-Sentilun" di sebuah stasiun televisi swasta.
Namanya terkenal setelah berperan sebagai Mbak Pur dalam sinetron Losmen yang pernah ditayangkan di TVRI pada era 80-an. Setelah masa keemasannya sebagai aktris berakhir, ia memilih menekuni bisnis butik pakaian muslim.
Di awal kemunculannya di blantika musik dangdut, penyanyi yang sudah tampil di atas panggung sejak usia 12 tahun ini kerap membawakan lagu-lagu lawas. Namun tak banyak yang tahu, biduanita yang pernah mendapat julukan "Krisdayanti Dangdut" (KD) ini awalnya merasa "alergi" terhadap musik dangdut.
Perbendaharaan kata yang luas berhasil menghantarkan alumni Universitas Katolik Atma Jaya ini menjadi presenter dan bintang iklan. Belakangan, bersama dua rekannya, ia mendirikan sekolah pencetak calon presenter masa depan.
Nama model dan bintang iklan ini mulai mendapat tempat di dunia presenter setelah tampil memandu acara siaran langsung Piala Dunia Sepak Bola 2006 di sebuah stasiun televisi swasta. Pilihannya itu sudah diganjar beberapa penghargaan diantaranya Presenter Sport Terfavorit versi Panasonic Gobel Award 2011.
Di usia yang belum genap 30 tahun, peraih penghargaan British Council's International Young Creative Entrepreneur (IYCE) Fashion Award 2009 ini sudah berhasil masuk dalam jajaran 'desainer mahal', dengan menawarkan tiga label: OscarOscar Colture, Oscar Lawalata etnik, dan OscarOscar ready to wear. Hampir 90% rancangannya buatan tangan dengan mengedepankan elemen tekstil asli Indonesia, pewarna alami dan budaya etnik.Â