Nama aktris yang berperan dalam film Gie dan Janji Joni ini mulai menanjak saat ia menjadi presenter acara sepak bola di tahun 2001. Selain menjadi aktris dan presenter, si cantik berwajah khas ini juga pernah menjadi sutradara, menulis buku dan berbisnis.
Di Indonesia, ia dijuluki Buaya Keroncong. Di luar negeri seperti Belanda dan Amerika Serikat, ia terkenal dengan sebutan The King of Keroncong. Namun semenjak didera kebutaan akibat penyakit diabetes, produktivitas penyanyi yang telah merilis sedikitnya 80 album keroncong dan belasan album rohani ini merosot drastis.
Marissa Haque, yang tidak pernah pergi jauh dari dunia perfilman, kemudian masuk dalam dunia politik. Dia menjadi anggota legislatif PDI-P dari daerah pemilihan Bandung. Sebelumnya selama tiga tahun dia di Amerika me-nempuh kuliah S2 di Jurusan Film dan Televisi Internasional di Universitas Ohio, AS, sembari bermunajat (mendekatkan diri) kepada Allah swt, mengurus suami dan dua orang putrinya yang mulai remaja, dan mengajar.
Diana Nasution terkenal sebagai artis yang memiliki suara yang khas, yakni tinggi melengking namun mendayu-dayu. Pada zamannya, ia sempat menguasai blantika musik Indonesia. Ia meninggal 4 Oktober 2013 di Jakarta.
Nama model dan bintang iklan ini mulai mendapat tempat di dunia presenter setelah tampil memandu acara siaran langsung Piala Dunia Sepak Bola 2006 di sebuah stasiun televisi swasta. Pilihannya itu sudah diganjar beberapa penghargaan diantaranya Presenter Sport Terfavorit versi Panasonic Gobel Award 2011.
Nama dara berparas ayu ini melejit setelah membintangi film HEART. Demi mempertahankan eksistensinya sebagai aktris dan penyanyi, Gadis Sampul 2004 ini mengesampingkan sejenak kegiatan kuliahnya.
Dalam dunia tulis-menulis skenario, nama Salman Aristo sudah tidak asing lagi. Ia ada di balik belasan film populer seperti Cinta Silver, Jomblo, Ayat-ayat Cinta, Garuda di Dadaku, Kambing Jantan, dan Laskar Pelangi. Sebagian insan perfilman nasional bahkan menilai, sentuhan pria ini seolah sudah menjadi jaminan mutu.
Almarhum Andi Meriem Matalatta merupakan penyanyi tenar di tahun 80-an. Semasa hidupnya, wanita keturunan bangsawan dari Makassar ini telah menelorkan belasan album yang sangat digandrungi masyarakat pada zamannya.
Deddy Corbuzier seorang mentalist andal pertama dan terunggul yang dimiliki Indonesia. Untuk menghibur penonton, pria yang mengaku tidak percaya perdukunan dan paranormal ini kerap menggabungkan efek-efek psikologi, parapsikologi, mind power, mind reading, psikokinetik, dan human research pada kemampuan mentalistnya.
Musisi jazz berambut keriting ini menguasai hampir semua alat musik, dari keyboard, drum, gitar, saksofon, kecuali terompet. Kepiawaiannya memainkan "jurus-jurus" bergitar ala George Benson membuat ia dijuluki 'George Benson Indonesia'.
Wajah indo, tubuh kekar, serta kemampuan beladirinya pernah menghiasi layar lebar di tahun 80-an. Setelah masa keemasannya berakhir, aktor laga senior yang menguasai beladiri taekwondo ini kembali berakting dengan memainkan peran lain yang lebih menantang.
Pada akhir tahun 70-an, ia digelari "The Queen of Indonesian Cinema" oleh kalangan industri film Indonesia karena hampir semua film yang dibintanginya masuk dalam jajaran box office dan diapreasiasi para kritikus film. Kiprahnya membintangi puluhan film membuahkan 2 Piala Citra melalui Kabut Sutra Ungu (1979) pada FFI 1980 dan Gadis Marathon (1981) pada FFI 1982.
Berbagai predikat melekat pada diri wanita cantik ini, mulai dari bintang film, bintang iklan, penyanyi dan pencipta lagu, hingga pecinta lingkungan. Debutnya di dunia film dimulai pada tahun 1984 saat ia berusia 18 tahun. Di dunia olah vokal, ia telah menelurkan belasan album rekaman. Sejumlah penghargaan telah ia terima diantaranya Penghargaan Wanita Kartini di bidang seni (1999), Bintang TV Favorit dalam Karmila versi Panasonic Awards (1998), dan Penghargaan Pecinta Lingkungan Flora dan Fauna Nasional (KLH) 1994-1995.
Ia sudah malang melintang di dunia hiburan negeri ini sejak dekade 80-an, baik sebagai model, aktris, pencipta lagu dan penyanyi. Meski beberapa kali menuai sensasi baik dalam karir maupun kehidupan pribadi, peraih 5 penghargaan dalam ajang AMI (Anugerah Musik Indonesia) Award 1999 ini sudah menghasilkan puluhan album dan belasan lagu hits diantaranya Imajinasi (1984), Yang Pertama Yang Bahagia (1986), Ekspresi (1988), Titi DJ 1989 (1989), Dunia Boleh Tertawa (1990), Bintang Bintang (1994), Kuingin (1996), dan Bahasa Kalbu (1999).
Sebelum terkenal sebagai presenter, pria yang pernah mengenyam pendidikan marketing di Bay Plenty Polytechnic Tauranga, Selandia Baru ini menjadi penyiar sebuah radio swasta dan foto model sejumlah majalah. Meski banyak rekan seprofesinya mencari peruntungan lain di luar dunia presenter, ia tetap setia di bidangnya.
Jalannya sebagai aktris film mulai terbuka lebar setelah tampil dalam film Wanita Segala Zaman di tahun 1979. Sejumlah penghargaan sudah ia terima diantaranya Piala Citra sebagai aktris terbaik untuk film 'Boneka dari Indiana' (FFI 1991) dan 'Ramadhan dan Ramona' (FFI 1992) dan Bintang Televisi Wanita Terfavorit dan Bintang Drama Wanita Terfavorit (Panasonic Award 1992).
Meski sudah bermain film sejak 1984, wajah cantiknya mulai banyak dikenal orang saat menjadi pembawa acara Cinema-Cinema yang disiarkan di sebuah stasiun televisi swasta. Mantan Duta Kampanye Pencegahan Kanker Serviks ini pernah tampil sebagai pemeran pendukung film-film komedi Warkop DKI, membintangi puluhan sinetron dan film layar lebar seperti Mirror (2005), I Love You, Om (2006), Mengejar Mas-Mas (2007), Get Married (2007), Summer Breeze (2008), Liburan Seru! (2008), dan Get Married 2 (2009).
Selain tampil di layar kaca sebagai presenter dan bintang iklan, mantan video jockey MTV ini juga berakting di layar lebar. Dalam sejumlah film yang pernah dibintanginya, ia harus tampil dengan peran yang cukup nyeleneh. Tengok saja perannya dalam film berjudul XL, Antara Aku, Kau dan Mak Erot (2008) ; Madame X (2010); atau Red CobeX (2010).
Ungkapan yang berbunyi, jangan terlalu membenci sesuatu karena suatu saat nanti malah mencintainya, nampaknya cukup menggambarkan perjalanan karir perempuan berdarah Batak-Manado ini di dunia presenter. Awalnya ia membenci profesi penyiar radio karena ia menganggap penyiar itu cerewet, seperti orang gila yang bicara dan ketawa sendiri. Belakangan, justru dunia penyiarlah yang membuat namanya banyak dikenal orang.
Awalnya, orang lebih mengenal pria kalem ini sebagai pemain keyboard Kahitna. Belakangan, ia eksis sebagai pencipta lagu-lagu hits dan banyak mengorbitkan penyanyi-penyanyi berbakat seperti Rio Febrian, Audy, Rida Sita Dewi, Rita Effendi, Yana Yulio, dan Pinkan Mambo. Namanya pun semakin berkibar setelah 'mendua hati' dengan membentuk Novie & Nuno pada 2001.
Keberhasilan grup vokal Elfa's Singer dalam mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional juga tak bisa dilepaskan dari andil suara indah milik Lita Zein. Selain eksis di panggung musik sekuler, Lita juga bergabung dalam grup musisi Kristiani bernama True Worshippers.
Selain dikenal sebagai sutradara video klip yang paling dicari, pria yang masuk dalam industri film sejak 1992 ini adalah sutradara yang banyak memproduksi film horor. Dimulai dengan film horor berjudul Jelangkung yang berhasil masuk dalam jajaran box office pada 2001. Kemudian disusul dengan 'Kuntilanak Trilogi' dimana ia berhasil meraih penghargaan sebagai sutradara terbaik dalam Bali International Film Festival untuk film Kuntilanak 3.
Perjumpaannya dengan musisi jazz ternama, Bubi Chen, menjadi awal perjalanan karirnya sebagai penyanyi jazz profesional. Dedikasi perempuan yang biasa menyanyi di kampus dan pub ini dalam dunia jazz terlihat dari kerelaannya untuk menghasilkan banyak karya tanpa terlalu memusingkan aspek bisnis semata. Ia lebih suka bereksplorasi dengan berbagai jenis musik dan menyederhanakan impovisasi solo yang ekspresif dan individual untuk menyiasati kendala yang dihadapi oleh dunia musik jazz Indonesia.