BIOGRAFI TERBARU

Continue to the category
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
More
    26.5 C
    Jakarta
    Trending Hari Ini
    Populer Minggu Ini
    Populer (All Time)
    Ultah Minggu Ini
    Lama Membaca: 2 menit
    Lama Membaca: 2 menit
    Lama Membaca: 2 menit
    Lama Membaca: 2 menit

    Biografi

    Populer (All Time)

    Pendiri Budi Utomo

    Dokter Sutomo yang bernama asli Subroto ini lahir di desa Ngepeh, Jawa Timur, 30 Juli 1888. Ketika belajar di STOVIA (Sekolah Dokter), ia bersama rekan-rekannya, atas saran dr. Wahidin Sudirohusodo mendirikan Budi Utomo (BU), organisasi modem pertama di Indonesia, pada tanggal 20 Mei 1908, yang kemudian diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

    Pencipta Lagu Bagimu Negeri

    Seluruh pelosok negeri nusantara pernah mendengar dan menyanyikan lirik indah sebuah lagu, Bagimu Negeri, yang diciptakan oleh Kusbini. Dia berhasil menciptakan lagu fenomenal yang tetap dikumandangkan hingga saat ini karena lagunya sanggup membangkitkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air Indonesia. Boleh dikatakan, ia termasuk salah satu pejuang kemerdekaan yang berjuang lewat karya dan lagu.

    Bapak Sosiologi Indonesia

    Seorang lagi putera bangsa terbaik telah tiada. Ia 'Bapak Sosiologi Indonesia' Prof Dr Kanjeng Pangeran Haryo Selo Soemardjan (88), meninggal dunia Rabu 11/6/03 pukul 12.55 di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta, karena komplikasi jantung dan stroke. Sosiolog yang mantan camat kelahiran Yogyakarta, 23 Mei 1915 ini dikebumikan di Pemakaman Kuncen, Yogyakarta, hari Kamis 12/6/03 pukul 12.00 WIB. Penerima Bintang Mahaputra Utama dari pemerintah ini adalah pendiri sekaligus dekan pertama Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (kini FISIP-UI) dan sampai akhir hayatnya dengan setia menjadi dosen sosiologi di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI).

    Penggagas Budi Utomo

    Kendati ia tidak termasuk pendiri Budi Utomo (20 Mei 1908), namanya selalu dikaitkan dengan organisasi kebangkitan nasional itu. Sebab, sesungguhnya dialah penggagas berdirinya organisasi yang didirikan para pelajar STOVIA Jakarta itu. Pahlawan Nasional ini lahir di desa Mlati, Yogyakarta, pada tanggal 7 Januari 1852. Ia wafat pada tanggal 26 Mei 1917 dan dimakamkan di desa Mlati, Yogyakarta.

    Melawan Penjajah Jepang

    Walau menyadari bahwa kekuatan kolonial Jepang sulit ditandingi, namun dengan semangat yang kuat, Supriyadi bersama teman-temannya tetap melakukan perlawanan.

    Populer Minggu ini

    Ibu dari Tiga Anak, Ibu untuk Satu Provinsi

    Sherly Tjoanda bukan sekadar Gubernur Perempuan Pertama Maluku Utara...

    Pencipta Lagu Bagimu Negeri

    Seluruh pelosok negeri nusantara pernah mendengar dan menyanyikan lirik indah sebuah lagu, Bagimu Negeri, yang diciptakan oleh Kusbini. Dia berhasil menciptakan lagu fenomenal yang tetap dikumandangkan hingga saat ini karena lagunya sanggup membangkitkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air Indonesia. Boleh dikatakan, ia termasuk salah satu pejuang kemerdekaan yang berjuang lewat karya dan lagu.

    Pendiri Budi Utomo

    Dokter Sutomo yang bernama asli Subroto ini lahir di desa Ngepeh, Jawa Timur, 30 Juli 1888. Ketika belajar di STOVIA (Sekolah Dokter), ia bersama rekan-rekannya, atas saran dr. Wahidin Sudirohusodo mendirikan Budi Utomo (BU), organisasi modem pertama di Indonesia, pada tanggal 20 Mei 1908, yang kemudian diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

    Ephorus HKBP 2024-2028: Pemimpin yang Berani, Gembala yang Peduli

    Dikenal sebagai teolog cerdas, akademisi berintegritas, dan pemimpin yang...

    Bapak Pembangunan Indonesia

    Jenderal Besar TNI Haji Muhammad Soeharto, dipanggil akrab Pak...

    Trending Hari Ini

    Tak Harus Melengking

    Penyanyi yang populer di era tahun 80-an ini banyak membawakan tembang-tembang pop, rohani, hingga lagu daerah. Selain piawai di bidang olah vokal, Victor juga memiliki kepedulian yang tinggi pada sesamanya. Ia sering dilibatkan dalam berbagai kegiatan sosial.

    Rela Mundur Hindari Pertumpahan Darah

    Setelah berkuasa dan mengabdi selama 32 tahun, Pak Harto...

    Pionir Geologi Teknik

    Dia salah seorang pionir geologi teknik dan lingkungan di Indonesia. Bidang keilmuan yang berkait erat dengan teknik sipil, bencana alam dan lingkungan. Bumi, kata guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB), ini ibarat remasan kerupuk di atas bubur panas. Di Bumi ini terdapat lebih kurang 16 keping lempeng. Pergeseran satu lempeng itu, hari Minggu, 26 Desember 2004, mengakibatkan gempa yang disusul tsunami dan merenggut ratusan ribu jiwa manusia, di antaranya di Aceh dan Sumut.

    Si Mutiara yang Jumpa Lagi

    Ernie Djohan Si "Mutiara yang Hilang" kini jumpa lagi. Setelah sukses dalam "Ernie Djohan's Golden Concert" di Gedung Kesenian Jakarta, tahun 2001 lalu, ia makin sering jumpa lagi dengan para penggemarnya, terutama dalam acara sosial, seperti peduli jantung. Ia seorang penyanyi kenangan yang tetap enerjik di usia kepala lima. Dan, tak banyak orang tahu, ia pintar memijat. Pijat getar yang disebut reiki-olah tenaga prana.

    Penggagas Budi Utomo

    Kendati ia tidak termasuk pendiri Budi Utomo (20 Mei 1908), namanya selalu dikaitkan dengan organisasi kebangkitan nasional itu. Sebab, sesungguhnya dialah penggagas berdirinya organisasi yang didirikan para pelajar STOVIA Jakarta itu. Pahlawan Nasional ini lahir di desa Mlati, Yogyakarta, pada tanggal 7 Januari 1852. Ia wafat pada tanggal 26 Mei 1917 dan dimakamkan di desa Mlati, Yogyakarta.

    DAFTAR ARTIKEL

    Bulan Bintang dari Bima

    Pria kelahiran Bima, Nusa Tenggara Barat, 21 Juni 1962 ini terpilih Hakim Konstitusi pada Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia yang dijabatnya sejak tahun 2010. Sebelumnya, lulusan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (1986) ini berprofesi pengacara. Kini ia menjabat Wakil Ketua Kemisi II DPR dari Partai Bulan Bintang, yang membidangi Hukum dan Dalam Negeri. Selain itu, ia juga pernah menjabat Ketua DPP PBB (2000-2005).

    Bicara Konsep Tawasuth Versi NU

    Jakarta 27/01/03: Anggota Komisi I DPR dari dari Fraksi Kebangkitan Bangsa KH Drs Moh. Dawam Anwar (65), meninggal dunia hari Senin, 27/01/03 pukul 12.45 WIB di RSPAD Gatot Subroto karena sakit komplikasi dan sempat menjalani cuci darah. Disemayamkan di rumah duka Jl Hasanudin No 226 Tambun-Bekasi, sebelum dimakamkan di TPU Tambun, Bekasi. Ia meninggalkan seorang istri Dedeh Nurhaidah dan empat orang putra-putri.

    Mengelola Kafe karena Hobi

    Di lingkungan industri pariwisata, Paulus Indra bukanlah orang baru. Ia adalah pendiri perusahaan biro perjalanan Puri Tour. Karena perusahaannya aktif bergerak di lingkungan industri pariwisata, ia kerap kali menjamu turis-turis yang datang ke Indonesia dengan membawa mereka antara lain ke restoran-restoran yang terbaik. Bisnis pariwisata itu selalu berhubungan dengan semua yang serba 'wah' atau glamour. Semua turis ingin menginap di hotel yang terbaik, ingin makan makanan yang terenak, restorannya juga harus yang terbagus. Suatu ketika, timbul dipikirannya, kenapa tidak membuat restoran?

    Sebuah Legenda Maestro Keroncong

    Tak banyak penyanyi atau pemusik Indonesia yang bisa menjadi legenda di masyarakat. Satu dari yang sedikit itu, ialah maestro keroncong asal Solo, Gesang Martohartono, pencipta lagu Bengawan Solo. Sebuah lagu keroncong yang menyeberangi lautan. Lagu yang sangat digemari di Jepang. Lagu merupakan bahasa umum yang melintasi dunia. Lagu yang telah menjembatani pertukaran kebudayaan pada akar rumput antara Jepang dan Indonesia.

    Maestro Keroncong Bengawan Solo

    Dia dijuluki maestro keroncong Indonesia. Gesang yang bernama lengkap Gesang Martohartono, pria kelahiran Surakarta, Jawa Tengah, 1 Oktober 1917, seorang penyanyi dan pencipta lagu keroncong ternama. Namanya melegenda terutama berkat lagu Bengawan Solo ciptaannya. Sebuah lagu keroncong yang menyeberangi lautan. Lagu yang amat terkenal di Indonesia dan wilayah Asia lainnya, terutama di Jepang.

    Penantang Akbar Paling Lantang

    Ia memang penentang Akbar Tandjung yang cukup lantang. Sosoknya di DPR memang tidak lepas dari kelompok dia berkumpul, Iramasuka. Sebuah kelompok yang menglaim perwakilan dari Indonesia bagian Timur. Otomatis ia berada satu blok dengan BJ Habibie, mantan presiden yang pernah merasa dikhianati Akbar.

    Keprihatinan Guru Besar Putra Dayak

    Suara keprihatinan terhadap kondisi kehidupan masyarakat adat, terutama di Kalimantan Barat (Kalbar) diungkapkan dalam pidato pengukuhannya sebagai  guru besar ilmu hukum adat Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura (Untan) di Pontianak. Menurutnya, banyak tanah adat (tanah rakyat) yang telah digunakan untuk perkebunan, terutama kelapa sawit. Tetapi, itu hanya bagi pengusaha. Rakyat pemilik tanah setempat menjadi kehilangan tanah. Pola seperti inilah yang menciptakan ketidakadilan dalam masyarakat yang  akhirnya dapat memicu konflik horizontal dan vertikal.

    Tawarkan Damai dan Manajemen Qalbu

    KH Abdullah Gymnastiar, akrab disapa Aa Gym, mengajarkan sebuah konsep baru Syiar Islam. Manajemen Qalbu  yang menawarkan diri untuk mengajak orang memahami hati atau qalbu, diri sendiri, agar mau dan mampu mengendalikan diri setelah memahami benar siapa dirinya sendiri. Kiyai yang berbekal ilmu laduni  itu disambut haru dengan tetesan air mata oleh umat Muslim maupun Kristen di Palu, ketika ia dengan tulus mengunjungi daerah yang diwarnai konflik itu.

    Pejuang Kelautan dan Perikanan

    Inilah sosok seorang pejuang kelautan dan perikanan. Sejak kecil, hidupnya sudah menyatu dengan laut, nelayan dan ikan. Gelar doktornya juga tak terlepas dari masalah pengelolaan sumberdaya lautan. Ia juga seorang yang gigih memperjuangkan terbentuknya Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), yang kemudian dipimpinnya (2001-2004).

    Menapaki Langkah Sebagai Leader

    Direktur PT Sepatu Bata ini menapaki langkah sebagai leader dengan bekerja keras dan profesional. Ia memulai karir sebagai konsultan dan auditor. Di mata pria yang dikenal sebagai pekerja keras ini, karier adalah proses yang mutlak harus dilalui. Menurutnya tidak ada jabatan yang didapat secara instan. Ia memang seorang CEO yang sudah terasah karena sejak kuliah sudah bekerja.

    Wartawan Tak Kenal Pensiun

    Ia seorang wartawan senior Indonesia yang telah mengecap asam garam 'kuli tinta'. Sejak masih pelajar hingga usia kepala tujuh, ia mengabdi dalam dunia jurnalistik. Mantan Redaktur Politik Harian Indonesia Raya (1956-1959) ini, sejak 2002 masih menjabat sebagai Wakil Pimpinan Umum Harian Media Indonesia. Menurutnya, tidak pernah ada kata pensiun untuk seorang wartawan.

    Pemikir Islam Inklusif

    Pada era pemerintahan Gus Dur, ia sempat menjabat Menteri Sektretariat Negara menggantikan Bondan Gunawan. Ia mampu menyejukkan lingkungan istana. Di kalangan peminat pemikiran Islam, namanya tidak asing. Ia sudah malang-melintang sebagai pemikir Islam inklusif yang sangat liberal. Dalam memahami agama, Djohan sampai pada kesimpulan: "pada setiap agama terdapat kebenaran yang bisa diambil." Karena itu, ia sangat prihatin pada segala bentuk pertentangan yang mengatasnamakan agama.

    Advertisement

    spot_img