BIOGRAFI TERBARU

Continue to the category
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
More
    30.2 C
    Jakarta
    Trending Hari Ini
    Populer Minggu Ini
    Populer (All Time)
    Ultah Minggu Ini
    Lama Membaca: 8 menit
    Lama Membaca: 8 menit
    Lama Membaca: 8 menit
    Lama Membaca: 8 menit

    Biografi

    Populer (All Time)

    Pendiri Budi Utomo

    Dokter Sutomo yang bernama asli Subroto ini lahir di desa Ngepeh, Jawa Timur, 30 Juli 1888. Ketika belajar di STOVIA (Sekolah Dokter), ia bersama rekan-rekannya, atas saran dr. Wahidin Sudirohusodo mendirikan Budi Utomo (BU), organisasi modem pertama di Indonesia, pada tanggal 20 Mei 1908, yang kemudian diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

    Pencipta Lagu Bagimu Negeri

    Seluruh pelosok negeri nusantara pernah mendengar dan menyanyikan lirik indah sebuah lagu, Bagimu Negeri, yang diciptakan oleh Kusbini. Dia berhasil menciptakan lagu fenomenal yang tetap dikumandangkan hingga saat ini karena lagunya sanggup membangkitkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air Indonesia. Boleh dikatakan, ia termasuk salah satu pejuang kemerdekaan yang berjuang lewat karya dan lagu.

    Bapak Sosiologi Indonesia

    Seorang lagi putera bangsa terbaik telah tiada. Ia 'Bapak Sosiologi Indonesia' Prof Dr Kanjeng Pangeran Haryo Selo Soemardjan (88), meninggal dunia Rabu 11/6/03 pukul 12.55 di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta, karena komplikasi jantung dan stroke. Sosiolog yang mantan camat kelahiran Yogyakarta, 23 Mei 1915 ini dikebumikan di Pemakaman Kuncen, Yogyakarta, hari Kamis 12/6/03 pukul 12.00 WIB. Penerima Bintang Mahaputra Utama dari pemerintah ini adalah pendiri sekaligus dekan pertama Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (kini FISIP-UI) dan sampai akhir hayatnya dengan setia menjadi dosen sosiologi di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI).

    Penggagas Budi Utomo

    Kendati ia tidak termasuk pendiri Budi Utomo (20 Mei 1908), namanya selalu dikaitkan dengan organisasi kebangkitan nasional itu. Sebab, sesungguhnya dialah penggagas berdirinya organisasi yang didirikan para pelajar STOVIA Jakarta itu. Pahlawan Nasional ini lahir di desa Mlati, Yogyakarta, pada tanggal 7 Januari 1852. Ia wafat pada tanggal 26 Mei 1917 dan dimakamkan di desa Mlati, Yogyakarta.

    Melawan Penjajah Jepang

    Walau menyadari bahwa kekuatan kolonial Jepang sulit ditandingi, namun dengan semangat yang kuat, Supriyadi bersama teman-temannya tetap melakukan perlawanan.

    Populer Minggu ini

    Ibu dari Tiga Anak, Ibu untuk Satu Provinsi

    Sherly Tjoanda bukan sekadar Gubernur Perempuan Pertama Maluku Utara...

    Pencipta Lagu Bagimu Negeri

    Seluruh pelosok negeri nusantara pernah mendengar dan menyanyikan lirik indah sebuah lagu, Bagimu Negeri, yang diciptakan oleh Kusbini. Dia berhasil menciptakan lagu fenomenal yang tetap dikumandangkan hingga saat ini karena lagunya sanggup membangkitkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air Indonesia. Boleh dikatakan, ia termasuk salah satu pejuang kemerdekaan yang berjuang lewat karya dan lagu.

    Pendiri Budi Utomo

    Dokter Sutomo yang bernama asli Subroto ini lahir di desa Ngepeh, Jawa Timur, 30 Juli 1888. Ketika belajar di STOVIA (Sekolah Dokter), ia bersama rekan-rekannya, atas saran dr. Wahidin Sudirohusodo mendirikan Budi Utomo (BU), organisasi modem pertama di Indonesia, pada tanggal 20 Mei 1908, yang kemudian diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

    Ephorus HKBP 2024-2028: Pemimpin yang Berani, Gembala yang Peduli

    Dikenal sebagai teolog cerdas, akademisi berintegritas, dan pemimpin yang...

    Bapak Pembangunan Indonesia

    Jenderal Besar TNI Haji Muhammad Soeharto, dipanggil akrab Pak...

    Trending Hari Ini

    DAFTAR ARTIKEL

    Rektor UI 2002-2007

    Selama menjabat sebagai Rektor UI (2002-2007), Usman Chatib Warsa membuat sejumlah terobosan penting untuk meningkatkan daya saing para lulusan UI di dunia global. Lepas dari jabatan rektor, Dosen Terbaik Nasional 1985 ini kembali ke habitatnya sebagai pengajar di Fakultas Kedokteran (FK) UI dan menekuni dunia subspesialisasinya di bidang mikrobiologi.

    Sang Proklamator

    Mohammad Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi. Di kota kecil yang indah inilah Bung Hatta dibesarkan di lingkungan keluarga ibunya. Ayahnya, Haji Mohammad Djamil, meninggal ketika Hatta berusia delapan bulan. Dari ibunya, Hatta memiliki enam saudara perempuan. Ia adalah anak laki-laki satu-satunya.

    Bapak Koperasi Indonesia

    Proklamator, kelahiran Bukittinggi, 12 Agustus 1902, ini diberi kehormatan sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Pikiran-pikiran Bung Hatta mengenai koperasi antara lain dituangkan dalam bukunya yang berjudul Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun (1971).

    Bapak Bangsa Sejati

    Hari ulang tahun Mohammad Hatta atau kita akrab menyapa dengan Bung Hatta yang ke-100, Senin 12 Agustus 2002 patut dirayakan oleh seluruh bangsa Indonesia. Beliau Proklamator Kemerdekaan RI, bersama Bung Karno, berani membubuhkan tanda tangannya pada naskah proklamasi yang mengantarkan kita menjadi bangsa merdeka dan berdaulat, sejajar dengan bangsa-bangsa di dunia. Beliau adalah Bapak Bangsa Sejati.

    Pejabat Jujur dan Uncorruptable

    Mohammad Hatta atau akrab disapa dengan Bung Hatta, Proklamator Kemerdekaan RI, bersama Bung Karno, seorang pejabat negara yang paling jujur dan uncorruptable. Kejujurannya membuat dia tidak rela untuk menodainya dengan melakukan tindak korupsi. Seorang negawan yang hidup bersahaja hingga akhir hayat.

    Terpilih Gubernur NTB 2003-2008

    Pasangan Drs H Lalu Serinata dan Drs H Bonyo Tamrin Rayes meraih suara terbanyak dalam pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat periode 2003-2008, dalam Rapat Paripurna DPRD NTB, Mataram, Senin 21 Juli 2003.

    Bankir yang Sempat Memimpin BPPN

    Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank Mandiri, Senin 16/5/2005, memilih Edwin Gerungan, mantan Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebagai komisaris utama menggantikan Binhadi. mantan vice president Citibank dan Executive Vice President Treasury and International Coordination Bank Mandiri, setelah melepas jabatan Kepala BPPN  3 November 1999, kemudian menjabat komisaris di Bank Danamon Indonesia sejak Juni 2003.

    Memimpin Jamsostek Lebih Fokus

    Bercita-cita jadi ahli sejarah, malah jadi akuntan. Kini ia menjadi Direktur Utama PT Jamsostek. Di bawah kepemimpinannya, PT Jamsostek lebih progresif dan lebih fokus sebagai perusahaan jasa jaminan sosial tenaga kerja.

    Patriotisme Pengusaha Bervisi Jauh

    Sebagai ketua asosiasi perusahaan sepatu, Anton Junus Supit cukup konsisten memperjuangkan kepentingan anggotanya. Ketika muncul kabar adanya sejumlah perusahaan -- terutama perusahaan persepatuan -- melarikan usaha ke luar negeri, tiba-tiba mencuat pernyataan Supit yang menyejukkan. "Tidak ada relokasi usaha. Yang ada pengembangan usaha ke luar negeri," katanya ketika itu.

    Konseptor Polri Ogah Berpolitik

    Komisaris Jerderal Polisi Ahwil Lutan, Inspektur Jenderal Markas Besar Kepolisian RI adalah sosok polisi yang langka dengan komitmen tegas. Ia misalnya tidak pernah memperlihatkan keberpihakannya. "Saya menjadi seorang polisi bukan untuk berpolitik," ujar Ahwil. Hal ini pula yang membuat dirinya selalu dipilih untuk menangani kasus-kasus yang melibatkan internal Polri seperti sebagai ketua tim penyelidikan kasus korupsi di tubuh Polri (1999) dan kasus penyelundupan mobil mewah yang melibatkan mantan Kapolda Metro Jaya, Sofjan Jacoeb.

    Bunyi Alarm Tiada Henti

    Sejak menjabat Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Oktober 1998, Billy --demikian panggilan Satrio B. Joedono-- kerap bersuara keras. Berbagai praktek penyimpangan anggaran belanja negara dibeberkan secara terbuka, blak-blakan, oleh mantan Menteri Perdagangan (1993-1995) itu kepada DPR dan pers. Bahkan, laporan perjalanan pejabat tinggi, termasuk presiden, diungkapkan lembaga yang dipimpinnya.

    Paling Berjasa Membangun Jakarta

    Letnan Jenderal TNI KKO AL (Purn) H Ali Sadikin  (Bang Ali) menerima tanda kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana karena dinilai berjasa luar biasa terhadap negara dan bangsa, khususnya mengembangkan Kota Jakarta sebagai Kota Metropolitan. Presiden Soekarno mengangkat putera bangsa kelahiran Sumedang, 7 Juli 1927 ini sebagai Gubernur Jakarta lantaran dianggap kopig alias keras kepala. Dia berhasil sebagai pemimpin justru karena pembawaannya yang keras itu.

    Advertisement

    spot_img