Gibran Sindir Kepala Daerah yang Menolak Israel: Kenapa Protes Baru Sekarang?

 
0
81
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka (Antara)

Solo – Setelah beberapa pihak termasuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster menolak keikutsertaan timnas Israel bermain di Indonesia pada Piala Dunia U-20, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengaku kesal bahkan protes keras atas penolakan tersebut.

Gibran menyayangkan kenapa ada penolakan di saat-saat terakhir menjelang Piala Dunia U-20 2023 yang dijadwalkan berlangsung 20 Mei hingga 11 Juni mendatang. “Kalau dipermasalahkan, harusnya protes dari dulu-dulu. Kenapa baru protes sekarang? Kalau enggak mau jadi tuan rumah, enggak usah mengajukan diri jadi tuan rumah,” kata Gibran dengan nada kesal.

Kekesalan putra presiden Joko Widodo tersebut bisa dipahami sebab semua kepala daerah termasuk Bali sebelumnya menyatakan siap menjadi bagian dari tuan rumah Piala Dunia U20 2023. “Sebenarnya Pemerintah Bali memberikan government guarantee. Artinya sepakat dan setuju sebagai salah satu tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U20 2023,” kata Exco PSSI sekaligus Ketua Komite Media PSSI, Arya Sinulingga, beberapa waktu lalu.

Gibran mengatakan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Solo sebagai venue Piala Dunia U-20 sudah menandatangani kesepakatan dengan FIFA. Ada beberapa komitmen yang mesti dijaga di antaranya membenahi Stadion Manahan Solo, menata pedagang kaki lima (PKL), menjamin keamanan selama pertandingan dan lainnya.

Untuk memenuhi komitmen tersebut, Persis Solo terpaksa memindahkan markasnya ke Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta karena FIFA mewajibkan Stadion Manahan bebas dari aktivitas apapun. Pindah markas tersebut menyebabkan Persis merugi. “Persis sudah rugi lho. Memindahkan home base itu enggak murah. Sudah rugi, masih enggak bisa ditonton, enggak bisa jualan tiket,” kata Gibran.

Begitu pula dengan Pedagang Kaki Lima (PKL) di sekitar Stadion Manahan yang terpaksa harus merelokasi gerainya. Pemerintah Kota Solo sendiri harus kehilangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena tidak bisa menyewakan Stadion Manahan kepada publik.

Itulah sebabnya, ayah Jan Ethes Srinarendra ini mengaku kotanya akan sangat dirugikan jika Piala Dunia U-20 2023 batal digelar di Indonesia. “Malah sekarang Piala Dunia-nya ikut hilang. Ini agak menjengkelkan,” ujar Gibran. (e-ti)

Advertisement

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini