Dirjen KA Pertama
Soemino Eko Saputro08 | Sejarah Perkeretaapian Indonesia KA

Soemino tidak tahu persis mengenai munculnya usulan untuk pembentukan Ditjen Perkeretaapian. Tetapi Departemen Perhubungan, tentunya memikirkan perlunya pengembangan perkeretaapian. Soalnya, selama ini dengan masuknya kereta api di Ditjen Perhubungan Darat, kemajuannya belum maksimal. Mungkin perlu dikembangkan, karena di negara-negara lain, seperti China, Rusia dan Myanmar, kereta api cukup besar pengaruhnya. Di negara-negara lain bahkan ada kementerian kereta api. Tetapi di Indonesia kok masih berada di bawah Ditjen Perhubungan Darat. Itu sasarannya, kenapa dimunculkan Ditjen Perkeretaapian.
Soemino dipanggil Menteri Perhubungan, mungkin karena dia dipandang orang lama yang menggeluti kereta api. Pak Hatta memiliki pemikiran yang tajam. “Saya tidak tahu persis. Tetapi di mana pun ditempatkan, pasti akan saya kerjakan dengan baik,” kata Soemino.
Pikirannya setelah mendapat kepercayaan sebagai Dirjen KA, hanya satu, pengabdian bagaimana membangun kereta api menjadi bagus. Dia sangat menyadari peluang untuk mengabdikan diri terbatas waktunya. Maka dia mengaku akan merasa puas dan bangga kalau meninggalkan Direktorat Jenderal Perkeretaapian dalam kondisi yang bagus.
Sama seperti ketika dia meninggalkan Perumka, dimana kondisi kereta api berada pada puncak, terbaik. Dia memang selalu berusaha meninggalkan pekerjaan dalam kondisi prima atau kondisi puncak. Sekarang pun juga demikian, dia berusaha bekerja semaksimal mungkin, sehingga kalau meninggalkan jabatannya, paling tidak kereta api dalam kondisi siap dan bagus. Untuk mencapai hal itu, dia tidak sekedar ngomong. Melainkan dia memulainya dengan membuat program yang sangat komprehensif, ditel, fisibel dan aplikatif. Siap menjadikan KA sebagai alat transportasi massal unggulan di negeri ini. mti/crsshri