Karirnya Terbilang Cemerlang
Moeldoko
[ENSIKLOPEDI] Jejak rekam Letjen TNI Moeldoko terbilang cemerlang. Dia pernah ikut satuan teritorial, tempur, operasi di dalam dan luar negeri, berkecimpung di lembaga pendidikan termasuk menjadi Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional dan dipercaya sebagai Kepala Staf TNI AD (KSAD) di tahun 2013.
Wakil KSAD Letnan Jenderal Moeldoko ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai pengganti Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal Pramono Edhie Wibowo yang memasuki masa pensiun per 1 Juni 2013. Letjen Moeldoko dilantik sebagai KSAD pada Rabu, 22 Mei 2013.
Komisi I DPR menilai figur Letjen Moeldoko sangat komplet sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) yang baru. Di satu sisi, jenjang karir militer perwira tinggi TNI AD ini lebih baik dibandingkan Jenderal Pramono Edhie yang dia gantikan. Di sisi lain, Letjen Moeldoko juga tidak mempunyai hubungan emosional dengan Presiden SBY karena tidak pernah menjadi pengawal atau ajudan presiden sehingga netralitasnya bisa diharapkan.
Langkah pria kelahiran Kediri, Jawa Timur pada 8 Juli 1957 ini dalam meniti karir terbilang mulus. Setelah lulus dengan predikat terbaik dari Akademi Militer (Akmil) 1981, ia menduduki jabatan-jabatan strategis seperti Wadan Yonif 202/Tajimalela, Danyonif 201/Jaya Yudha, Dandim 0501 BS/Jakarta Pusat, Sespri Wakasad, Pabandya-3 Ops PB-IV/Sopsad.
Pada tahun 2010, Letjen Moeldoko mengalami tiga kali rotasi yaitu Pangdiv 1/Kostrad, Pangdam XII/Tanjungpura, dan Pangdam III/Siliwangi.
Yang menarik, pada tahun 2010, Letjen Moeldoko mengalami tiga kali rotasi yaitu Pangdiv 1/Kostrad, Pangdam XII/Tanjungpura, dan Pangdam III/Siliwangi. Ia menjadi Pangdam pertama Kodam Tanjungpura yang menaungi dua wilayah yaitu Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Saat menjabat Pangdam III/Siliwangi, Letjen Moeldoko (saat itu mayjen) sempat mendapat sorotan karena dianggap bertanggungjawab dalam peristiwa ‘Operasi Sajadah’ yang mencuat di tahun 2011. Saat itu dikabarkan ada intimidasi terhadap jemaah Ahmadiyah yang dilakukan TNI. Namun Moeldoko membantah adanya operasi tersebut.
Pada tahun 2011, peraih bintang Adhi Makayasa ini kemudian dipercaya sebagai Wakil Gubernur Lemhannas. Ia kemudian diangkat menjadi Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Wakasad) pada Februari 2013, menggantikan Letjen TNI Budiman. Semenjak menjadi Wakasad namanya sudah digadang-gadang sebagai calon paling berpotensi menggantikan Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal Pramono Edhie Wibowo. Pada 22 Mei 2013, Letjen Moeldoko akhirnya resmi menjadi KSAD ke-30.
Sebagai KSAD, Letjen Moeldoko harus menyelesaikan setumpuk tugas dan pekerjaan rumah. Ia harus menertibkan penyimpangan pengadaan alutsista, terus memperhatikan kesejahteraan prajurit dan keluarganya seperti tempat tinggal dan pendidikan, dan menjaga agar TNI bersikap netral dan tidak terlibat politik praktis.
Letjen Moeldoko juga harus memperhatikan dan membenahi integritas dan disiplin prajurit. Sebab, TNI AD tengah disorot oleh publik setelah rentetan penyimpangan para prajurit. Tiga peristiwa yang menjadi sorotan belakangan ini adalah pembakaran Polres Ogan Komering Ulu (Oku), Sumatera Selatan; pembunuhan empat tahanan di Lapas Cebongan, DI Yogyakarta; serta penganiayaan staf PDI Perjuangan di Kantor DPP PDI-P di Jakarta. Bio TokohIndonesia.com | cid, red