Mbak Pendiam itu Emas

Megawati Soekarnoputri
 
0
548
Megawati Soekarnoputri
Megawati Soekarnoputri | Tokoh.ID

[ENSIKLOPEDI] PROLOG 2: Diam (tak banyak bicara), akhirnya menjadi suatu kekuatan bagi Megawati. Kendati, mendapat tekanan dan rintangan bahkan caci-maki, dia tetap diam dan sabar. Buahnya, dia pun berhasil menggapai singgasana Presiden RI ke-5.

Penulis: Ch. Robin Simanullang

Karena terlalu diam, beberapa pengamat dan lawan politiknya sempat menuding itu sebagai indikasi kebodohan. Namun, Megawati tetap diam dan sabar. Para lawan politiknya menjadi semakin penasaran. Setelah menjabat presiden, ia pun tetap tak banyak bicara. Tampaknya, ia tak mudah terombang-ambing. Puteri Bung Karno ini pun semakin sulit ditebak.

Dia memang sudah terbiasa mendapat tekanan sejak ayahandanya, Soekarno, diturunkan dari jabatan Presiden pada SI-MPRS 1996. Selama 32 tahun, Megawati (keluarga Bung Karno), tidak bebas mengekspresikan aspirasi politiknya. Namun, posisi diamnya memberi ruang gerak bagi Megawati, dibandingkan saudara-saudaranya, sehingga dia ‘dibiarkan’ masuk dalam kancah politik, masuk Senayan dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI)[1] dan memimpin PDI Cabang Jakarta Pusat (1987-1992).

Kendati kemudian, ketika, dengan proses berliku, dia terpilih menjadi Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia (1993-1998) pada Kongres PDI di Surabaya, pemerintah Orde Baru menekannya dengan keras. Namun, dia teguh dalam perjuangan dan tetap juga diam. Sehingga, Megawati patut disebut sebagai simbol penerima tekanan Orde Baru. Sekaligus simbol perlawanan secara damai dan tak banyak bicara. Bio TokohIndonesia.com | crs

Footnote:

[1] Partai Demokrasi Indonesia (PDI) berdiri pada tanggal 10 Januari 1973 dari hasil fusi 5 (lima) partai politik, yakni (1) Partai Nasional Indonesia (PNI), berdiri 4 Juli 1927 di Bandung berideologi nasinalis dan marhaenis; (2) Partai Kristen Indonesia (Parkindo) berdiri 18 November 1945 merupakan penggabungan dari partai-partai Kristen lokal seperti Partai Kristen Indonesia (PARKI) di Sumut, Partai Kristen Nasional (PKN) di Jakarta dan Partai Politik Masehi (PPM) di Pematang Siantar; (3) Partai Katolik lahir kembali 12 Desember 1945 merupakan kelanjutan dari Pakepalan Politik Katolik Djawi (PPKD) berdiri 1923; (4) Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) berdiri 20 Mei 1954. Pendirinya banyak tentara antara lain AH. Nasution, Kol Gatot Subroto dan Kol Azis Saleh. Partai ini sempat ingin berfusi dengan Golkar; (5) Murba berdiri 7 November 1948 setelah Tan Malaka keluar dari penjara. Gabungan Partai Rakyat, Partai Rakyat Jelata dan Partai Indonesia Buruh Merdeka. Berasas sosialisme dan antifasisme, anti imperialisme-kapitalisme. Deklarasi fusi ditandatangani oleh wakil kelima partai yaitu MH. Isnaeni dan Abdul Madjid mewakili PNI, A. Wenas dan Sabam Sirait mewakili Parkindo, Beng Mang Rey Say dan FX Wignyosumarsono mewakili Partai Katolik, Achmad Sukarmadidjaja dan Drs. Mh. Sadri mewakili IPKI dan S Murbantoko RJ Pakan mewakili Partai. Fusi kelima partai ini merupakan keharusan atas kehendak pemerintah Orde Baru menyederhanakan partai demi menjamin kelanggengan kekuasaan. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang diseklarasikan 14 Februari 1999 di Istoran Senayan Jakarta merupakan kelanjutan dari PDI. Nama Perjuangan terpaksa ditambahkan karena meskipun pemerintahan sudah berganti, namun pemerintah masih tetap mengakui PDI dibawah kepemimpinan Soerjadi dan Buttu Hutapea bentukan pemerintah Orde Baru.

Advertisement

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini