05 | Pengabdian Organisasi

Kesibukannya dalam memimpin perusahaan ia juga mewarnai kiprahnya di berbagai organisasi profesi, olahraga dan kemasyarakatan. Di organisasi profesi, ia terpilih menjadi Ketua Umum IAI periode tahun 1998-2002, dan sejak tahun 2002 menjadi Ketua Dewan Penasehat IAI menggantikan Radius Prawiro. Sebelumnya, pernah menjabat sebagai Ketua Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) Kompartemen I Akuntan Management.
Di lingkungan organisasi profesi petrokimia, Zaenal Soedjais sejak tahun 1996 adalah Ketua Perhimpunan Industri Kimia Indonesia dan Asean, sejak 1998 Wakil Presiden International Fertilizer Association (IFA), tahun 1996-2001 Wakil Ketua Presidium Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI), dan semenjak 25 November Ketua Presidium Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI).
Di organisasi olahraga, ia pernah menjabat sebagai pengurus pusat Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Bidang Penegakan Disiplin, serta Ketua Pengda PBVSI Propinsi Kalimantan Timur. Kiprah itu dia jalani semasa menjabat direksi di PT Pupuk Kaltim yang memiliki tim sepakbola dan bolavoli Pupuk Kaltim (PKT) tangguh dan disegani di tanah air.
Selain itu, ia juga pernah menjabat Wakil Ketua Kompartemen Kadin Bidang Tenaga Kerja dan Lingkungan Hidup, Ketua Perhimpunan Industri Kimia Asean, dan Bendahara Dakwah Pembangunan Agama Islam (sebuah organisasi di bawah Majelis Ulama Indonesia/MUI).
Sejak 1991 dia Anggota Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia, sejak 2000 Wakil Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), dan pada periode tahun 2001-2005 menjadi Ketua Dewan Penyantun Institut Teknologi Indonesia (ITI) Serpong, Banten.
Ketika menerima tugas bahkan kehormatan dipilih menjadi Ketua Umum Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), ia terbilang sangat sukses. IAI sebelum di tangannya adalah sebuah organisasi profesi kecil yang kurang Soedjais berhasil mewarnai pengabdiannya di IAI dengan melakukan pembuatan sistem pedoman akuntansi berbagai industri spesifik dan perbankan.berpengaruh dalam pengambilan kebijakan-kebijakan perekonomian pemerintah.
Soedjais berhasil mewarnai pengabdiannya di IAI dengan melakukan pembuatan sistem pedoman akuntansi berbagai industri spesifik dan perbankan. Kepada Bank Indonesia, ketika itu, ia mengatakan perlu membuat pedoman akuntansi supaya mudah mengontrolnya. Bank Indonesia setuju dan mau mendanai pelaksanaannya.
Begitu selesai, ia kembali datang dan mengatakan pedoman akuntansi itu perlu disosialisasikan bukan sekedar disimpan sebagai file. Maka kepada seluruh cabang Bank Indonesia dan Bank BUMN lainnya, pedoman akuntansi tersebut disosialisasikan. Selesai Bank Indonesia, IAI kembali menawarkan hal sama membuat pedoman akuntansi rumah sakit, asuransi, bank Syariah, dan lain-lain.
Selain itu, di IAI ia juga mewariskan karyawan sejumlah 31 orang, ditambah satu direktur eksekutif bergaji tujuh juta rupiah serta deputi direktur bergaji lima juta rupiah. Anggaran tahunan IAI tak kurang Rp 3 miliar/tahun. Pencapaian itu bisa terjadi selain karena kerja keras bersama seluruh anggota pengurus dan karyawan, juga karena tersedia banyak potensi yang berhasil digali untuk mengalirkan dana ke kas organisaisi. Marjuka, Ch.Robin S (Diterbitkan juga di Majalah Tokoh Indonesia Edisi 12).