Sang CEO Bermata Elang
Zaenal Soedjais
[ENSIKLOPEDI] Dia CEO (chief executive officer) berlatar akuntan bermata elang yang dalam beberapa menit saja bisa menemukan kelebihan dan kekurangan sebuah laporan keuangan. CEO bertangan dingin dengan mengandalkan kemampuan akademis, pemilik dua gelar sarjana (akuntansi dan perusahaan) dari Fakultas Ekonomi UGM, ini menanamkan tujuh etos kerja sebagai agenda manajemen korporasi yakni etos keutamaan, responsif, disiplin, kerja keras, kreatif, bersih dan positive thinking.
Pria kelahiran Cirebon 10 Agustus 1942, ini selain piawai membangun dan meningkatkan kinerja perusahaan juga selalu berupaya membangun komunitas masyarakat baru di lingkungan perusahaan yang dipimpinnya. Hal ini dibuktikan dalam lebih dua dekade ia terus dipercaya pemerintah memimpin di beberapa BUMN ternama.
Dua di antaranya sebagai direktur, yakni, Direktur Keuangan dan Komersil PT Semen Madura tahun 1981-1983, dan Direktur Keuangan dan Komersil PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) tahun 1983-1995. Dua lagi sebagai pemimpin tertinggi, yakni Presiden Direktur PT Asean Aceh Fertilizer (AAF) tahun 1995-Juni 2001 dan Direktur Utama PT Pupuk Sriwijaya (Pusri), Palembang (holding company), sejak 23 Mei 2001.
Bersamaan itu, dia juga dipercaya memegang beberapa jabatan penting lain, yakni jabatan ex-officio yang timbul karena posisinya sebagai direksi di sebuah perseroan. Misalnya, ketika menjabat direksi PT Pupuk Kaltim, ia juga Presiden Komisaris PT Kaltim Parna Industri (Proyek I Pabrik Amonia) antara tahun 1994-1995, dan Presiden Komisaris PT Kaltim Methanol Industri (Proyek Pabrik Methanol) antara 1992-1994.
Lalu, ketika masih menjabat Kepala Pengawasan Comptroller yang kemudian dipromosikan menjadi Staf Ahli Direksi PT Semen Gresik sepanjang tahun 1970-1981, ia dipercaya menjadi komisaris PT Eternit Gresik antara 1975-1980. Beberapa jenjang pekerjaan dan jabatan lain yang pernah dia tekuni dari bawah telah membuatnya makin kaya dan matang akan berbagai pengalaman serta kemampuan manajemen bisnis.
CEO Bermata Elang
Zaenal Soedjais beruntung selain berlatar disiplin ilmu ekonomi perusahaan atau bisnis, juga seorang sarjana akuntansi. Dalam praktek sehari-hari selaku direktur utama prinsip-prinsip sebagai seorang akuntan selalu melekat dalam dirinya. Ia sangat jeli membaca setiap laporan keuangan atau financial statement. Kejelian itu adalah hasil latihan sejak kecil ditambah karunia Tuhan yang memberikan kelebihan kepadanya.
Sebuah laporan keuangan tahunan perusahaan, misalnya, dalam dua puluh menit saja, Anak buahnya sering menyebutnya seorang pemimpin “bermata elang”sudah bisa dia temukan hal-hal prinsip kelebihan dan kesalahannya. Karenanya anak buahnya sering menyebutnya seorang pemimpin “bermata elang”. Kenapa ia ‘bermata elang’? Sesungguhnya, menurut pengakuannya, ia hanya menggunakan feeling atau intuisi hasil pengalaman bertahun-tahun. Dia menyebutkan intuisi tidak boleh diremehkan dalam bisnis. Intuisi lahir bukan saja karena pengalaman, tetapi di dalamnya ada unsur petunjuk dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Ia memang sudah sejak kecil dalam lingkungan transaksi bisnis (dagang). “Saya, dari masih dalam proses lahir saja sudah mendengar transaksi bisnis. Kemudian sejak kecil mulai bangun tidur jam setengah lima sudah transaksi bisnis,” ujar Soedjais yang pandai memainkan alat hitung cino dari Cina.
Sebagai seorang CEO yang berlatarbelakang akuntansi ia memang sudah teruji. Ia selalu dengan handal menerapkan di setiap perusahaan yang pernah dipimpinnya.
Menurutnya, ciri seorang akuntan adalah: Pertama dia pasti akan berbicara balance. Kalau menghadapi sesuatu problematika cara pemecahannya pasti terlebih dahulu menghitung apa manfaat dan mudarat-nya serta mana yang lebih banyak.
Kedua, tidak gampang percaya. Setiap kali orang mengusulkan ini dan itu akan ditampung tetapi dengan segala macam cara akan melakukan cek dan ricek. Ketiga, seorang akuntan harus fair. Dalam benak seorang akuntan harus fair, tidak boleh tidak fair. Sebab bila dia tidak fair pasti akan melakukan hal yang beda. Keempat, kalau membaca proposal, seorang akuntan akan mengevaluasi biaya dan lain sebagainya secara mendalam sehingga tidak bisa dikibuli.
Selain seorang praktisi, ia juga orang yang gemar berbagi ilmu pengetahuan manajemen dan kepemimpinan yang dia kuasai dengan fasih. Dua buah buku sudah diluncurkan ke pasaran. Yakni, Korporasi Pembangunan Nilai, Tujuh Agenda Manajemen Korporasi, dan buku Setiap Langkah Setiap Makna, keduanya terbit tahun 2002.
Sejumlah rencana judul buku sedang dia persiapkan untuk juga ditulis dan luncurkan supaya menjadi wacana dan rujukan ilmu dan pengetahuan praksis kepemimpinan bisnis. Termasuk, buku kenang-kenangan tentang masa-masa hidup bersama H. Abdullah Harun dan Sofia Atmi, ayah dan ibunya yang telah membentuknya sedemikian rupa semenjak masih kecil hingga menjadi sosok seorang pekerja keras yang giat menimba ilmu dan pengetahuan. (Bersambung) Marjuka, Ch.Robin S (Diterbitkan juga di Majalah Tokoh Indonesia Edisi 12).