Pada akhir tahun 70-an, ia digelari "The Queen of Indonesian Cinema" oleh kalangan industri film Indonesia karena hampir semua film yang dibintanginya masuk dalam jajaran box office dan diapreasiasi para kritikus film. Kiprahnya membintangi puluhan film membuahkan 2 Piala Citra melalui Kabut Sutra Ungu (1979) pada FFI 1980 dan Gadis Marathon (1981) pada FFI 1982.
Syair bertemakan cinta nan puitis menjadi ciri khasnya dalam menciptakan sebuah lagu. Kemampuannya berimprovisasi saat menyanyi bisa membuat para pendengar yang kebanyakan perempuan ikut terbawa emosi.
Putri mendiang Singgih Hadipranowo, mantan duta besar RI ini berprofesi sebagai penata musik untuk film, sinetron dan iklan serta pengiring musik di berbagai program musik, variety/reality show, seperti ajang pencarian bakat Akademi Fantasi Indosiar (AFI) yang dulu sangat populer. Beberapa penyanyi yang pernah diiringinya antara lain Ruth Sahanaya, Siti Nurhaliza, Vina Panduwinata dan Titiek Puspa.
Modeling, aktris, penyanyi, presenter, dan public relation adalah dunia yang konsisten digeluti Chintami Atmanegara. Parasnya yang cantik menambah bakat dan kemampuannya untuk meraih popularitas di dunia hiburan.
Bermodal wajahnya yang sangar dan keahliannya berkarate, ia pernah merajai dunia perfilman Indonesia sekitar tahun 80-an sebagai aktor film laga yang banyak memerankan tokoh antagonis. Pengalaman hidup yang pahit pada akhirnya menjerumuskannya menjadi pribadi yang angkuh dan pemarah. Hingga suatu ketika, Tuhan menjamah hidupnya.
Perempuan yang dijuluki sebagai Salena Jones Indonesia ini terkenal dengan warna suaranya yang khas, berat dan mendesah. Lewat tembang bossanova berjudul "Kasih" dan "Pasrah" ciptaan Ryan Kyoto, namanya melejit dan diperhitungkan sebagai salah satu vokalis jazz Indonesia.
Mengawali karir karena kebetulan ikut casting, perlahan tapi pasti Bunga Citra Lestari (BCL) berhasil memahat prestasi di dunia hiburan, baik di seni peran maupun tarik suara. Kini namanya tenar di Indonesia, bahkan hingga ke beberapa negeri jiran.
Di usia yang belum genap 30 tahun, peraih penghargaan British Council's International Young Creative Entrepreneur (IYCE) Fashion Award 2009 ini sudah berhasil masuk dalam jajaran 'desainer mahal', dengan menawarkan tiga label: OscarOscar Colture, Oscar Lawalata etnik, dan OscarOscar ready to wear. Hampir 90% rancangannya buatan tangan dengan mengedepankan elemen tekstil asli Indonesia, pewarna alami dan budaya etnik.Â
Di tengah menjamurnya para penyanyi dangdut yang hanya menjual sensualitas, Evie Tamala tetap tampil santun dan bersahaja di atas panggung. Berkat sederet prestasi yang diraihnya, beberapa kalangan memberinya predikat salah satu diva musik dangdut. Belakangan Evie juga aktif di belakang panggung dengan menjadi produser beberapa penyanyi berbakat.Â
Penyanyi yang populer di era tahun 80-an ini banyak membawakan tembang-tembang pop, rohani, hingga lagu daerah. Selain piawai di bidang olah vokal, Victor juga memiliki kepedulian yang tinggi pada sesamanya. Ia sering dilibatkan dalam berbagai kegiatan sosial.
Sepanjang karirnya di dunia tarik suara, ia telah menelurkan belasan album rohani maupun sekuler baik berbahasa Indonesia maupun Jawa. Jenis musik yang diusungnya pun beraneka ragam mulai dari pop, keroncong, campur sari, hingga dangdut.
Ia tetap teguh menekuni musik biola meski menyadari pilihannya itu tidaklah lazim di Indonesia. Bagi perempuan yang suka menulis blog ini, biola sebuah instrumen musik modern yang bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman dan mesti dimainkan dengan hati. Ia juga memiliki bakat-bakat seni lainnya, seperti menyanyi, menulis, seni drama musikal, tari, dan akting.
Sebelumnya, ia dikenal sebagai penyanyi cilik yang sukses dengan album "Andai Aku Besar Nanti". Ia sempat berduet dengan boyband asal Irlandia, Westlife dan berkolaborasi dengan Gigi dan Slank. Di saat banyak penyanyi lain mencoba peruntungan di dunia akting, Sherina tetap kukuh fokus di dunia tarik suara.
Diana Nasution terkenal sebagai artis yang memiliki suara yang khas, yakni tinggi melengking namun mendayu-dayu. Pada zamannya, ia sempat menguasai blantika musik Indonesia. Ia meninggal 4 Oktober 2013 di Jakarta.
Penyanyi cantik berambut panjang ini meraih banyak prestasi di kancah internasional. Ia pernah menjadi artis Asia pertama yang berhasil menembus Billboard Charts di Amerika Serikat, artis Asia terlaris di luar Asia, meraih Diamond Award yang diserahkan langsung oleh Menteri Kebudayaan Perancis, dan menerima penghargaan khusus dari Anugerah Musik Indonesia sebagai Artis Internasional Terbaik.
Enggan bertahun-tahun hanya berada di belakang layar, perempuan cantik ini akhirnya memasuki jalur musik profesional dengan mengusung bendera Ratu. Setelah beberapa kali berganti personil dan diterpa sejumlah masalah, Ratu terpaksa berganti nama menjadi MAIA. Meski demikian, penyanyi handal yang juga pencipta lagu berbakat ini terus berkarya bahkan menjadi konseptor kelahiran sebuah grub band baru.
Perempuan bersuara khas ini mengawali kiprahnya di dunia tarik suara sebagai penyanyi latar grup band Dewa 19. Sedikitnya lima album telah dihasilkannya dan ia telah berulangkali mentas di luar negeri. Selain tarik suara, dia juga mencoba seni peran sebagai bintang film.
Ia mengawali kiprahnya di panggung hiburan lewat ajang pemilihan Miss Indonesia. Setelah gagal di kontes tersebut, ia memilih jalur dunia tarik suara. Meskipun banyak pihak memandang remeh kemampuan bernyanyinya dan menganggap dia hanya mengandalkan daya tarik lahiriahnya semata, namun dia tidak mau mundur. Kini dirinya benar-benar menceburkan diri di atas panggung, baik sebagai penyanyi maupun bintang film.
Cuek dan slengean, itulah kesan yang pertama kali tertangkap dalam diri Dewiq. Namun, di balik pembawaannya yang 'unik' itu, puluhan lagu-lagu hits telah berhasil diciptakannya. Lagu-lagunya banyak dinyanyikan oleh penyanyi ternama seperti Bunga Citra Lestari, Siti Nurhaliza, Gita Gutawa, hingga sang legenda hidup Iwan Fals.
Perempuan bernama lengkap Prilianty Cynthia Lamusu ini mulai mencuat namanya ketika bergabung dengan AB Three di tahun 2001. Sebelum bergabung dengan AB Three, artis berdarah Gorontalo ini pernah merilis sebuah album solo bertajuk Sesal di usia 12 tahun. Ayahnya sangat berperan menghantarkannya menjadi penyanyi sukses.
Penulis syair sekaligus penyanyi lagu-lagu balada ini digelari sebagai musisi tragedi karena salah satu karyanya yang berjudul Berita kepada Kawan sering dijadikan "theme song" berita bencana alam. Semua lagu yang dinyanyikannya adalah hasil karyanya sendiri.
Dengan bakat dan kemampuannya mengolah kata dan melodi indah menjadi sebuah lagu yang kerap mencetak sukses, nama Stefanus Pongki Tri Barata layak disebut sebagai salah satu hits maker Tanah Air.