Tetap Memilih Dangdut Melayu
Cici Paramida
[SELEBRITI] Biduan dangdut berparas manis ini kerap tampil dengan busana yang sopan dan tertutup, goyangannya pun ala kadarnya, tak berlebihan. Meski banyak yang bilang dangdut tanpa goyang ibarat sayur tanpa garam, popularitasnya jauh lebih langgeng dibanding pedangdut yang hanya mengandalkan goyangan seronok dan busana minim.
Cici Paramida lahir di Jakarta, 7 September 1973 dengan nama asli Hamidah Idham. Putri pasangan HM Idris Makmun dan Hj. Rosnaeni ini sudah akrab dengan lingkungan musik sejak masih kecil. Ibunya adalah penyanyi musik gambus dan qasidah dimana Cici dan adiknya Siti Rahmawati yang dikenal sebagai jawara KDI tahun 2009, pernah tergabung dalam grup musik qasidah yang sama. Mereka kerap diminta tampil mengisi berbagai acara hajatan.
Nama Cici Paramida mulai dikenal di tahun 90-an lewat lagu RT.05/RW.03. Alasannya memilih dangdut karena musiknya tak terlalu jauh dengan irama qasidah. Sedikitnya ada 10 album yang dihasilkannya, empat diantaranya adalah album religius. Berbagai penghargaan pun berhasil diraihnya, salah satunya dari ajang Anugerah Musik Indonesia 1999 sebagai Penyanyi Dangdut Terpopuler. Dalam proses penggarapan album-albumnya, ia banyak melibatkan musisi tenar Tanah Air, seperti dalam album Candu Asmara yang digarap seniman Guruh Soekarnoputra, sementara untuk album Tak Terpisahkan, Cici menggandeng komposer ternama, Erwin Gutawa.
Tembang dangdut lain yang berhasil melejit lewat alunan merdu suaranya adalah Wulan Merindu. Dalam video klip lagu berirama dangdut melayu itu, Cici menampilkan aktor sinetron Ferry Irawan yang saat itu menjadi kekasihnya. Sayangnya jalinan asmara kedua sejoli itu berakhir di tengah jalan.
Selain karir dan prestasinya di dunia dangdut yang kerap menjadi sorotan, kehidupan asmara pedangdut berdarah Sulawesi ini memang kerap menarik perhatian. Setelah putus dari Ferry Irawan, Cici berkali-kali digosipkan menjalin hubungan dengan sejumlah nama, seperti Guruh Soekarnoputra, pengusaha Rahmat Gobel, bahkan ia pernah diisukan menikah siri dengan seniornya Raja Dangdut Rhoma Irama.
Namun semua isu itu terpatahkan setelah di usia yang sudah cukup matang, yakni 35 tahun, Cici akhirnya mengakhiri masa lajangnya pada 12 Maret 2009 setelah resmi dipersunting oleh H. Raden Akhmad Suhaebi. Akad nikah dilaksanakan di Masjidil Haram, Arab Saudi, dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang tunai sebesar 1200 real. Pengusaha rokok asal Demak yang biasa disapa Eby itu mengaku kepada Cici berstatus sebagai seorang duda empat anak. Namun belum sempat mengecap indahnya pernikahan, seorang perempuan bernama Nenny mengaku sebagai istri sah Eby. Sayangnya, Cici tak terlalu menggubris pengakuan tersebut dan lebih meyakini apa yang dikatakan suaminya.
Nama Cici Paramida mulai dikenal di tahun 90-an lewat lagu RT.05/RW.03. Alasannya memilih dangdut karena musiknya tak terlalu jauh dengan irama qasidah. Sedikitnya ada 10 album yang dihasilkannya, empat diantaranya adalah album religius. Berbagai penghargaan pun berhasil diraihnya, salah satunya dari ajang Anugerah Musik Indonesia 1999 sebagai Penyanyi Dangdut Terpopuler.
Baru tiga bulan membina rumah tangga, kedok Eby akhirnya terbongkar setelah Cici merasa ada sesuatu yang tidak beres. Suatu ketika ia membuntuti suaminya dan kecurigaannya pun terbukti. Eby kedapatan tengah semobil bersama wanita lain. Saat meminta penjelasan, Cici malah terluka karena dirinya terserempet mobil yang dikendarai Eby.
Merasa dizalimi dan dilecehkan, Cici melapor ke pihak kepolisian. Saat proses hukum belum selesai disidangkan di Pengadilan Negeri Cibinong, Jawa Barat, Cici melayangkan gugatan cerainya, 17 Desember 2009. Pasangan itu pun resmi berpisah. Sementara sang mantan suami yang dinyatakan bersalah harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan mendekam di bui selama 9 bulan.
Berkaitan dengan kasus pemukulan dan perceraian yang menimpanya, Cici berpendapat, “Itu kan cobaan untuk menguji keikhlasan kita, kesabaran agar ke depannya berpikir lebih dewasa dan tidak mudah percaya.” Sejak peristiwa pahit itu, ia memutuskan untuk rehat sejenak dari gemerlap dunia hiburan. Cici pun mengaku menjadi lebih selektif dalam memilih dan mengenal pasangan. Meski demikian, ia tak merasa trauma dan menyerahkan segala sesuatunya pada Allah SWT.
Selain disibukkan dengan berbagai kegiatan, ia pun lebih banyak berkumpul dengan para sahabat, membicarakan masalah pekerjaan ataupun bisnis. Tak hanya itu, Cici juga mengambil kuliah untuk program pascasarjana (S2) di bidang hukum di Universitas Jayabaya.
Sementara di bidang tarik suara, setelah beberapa saat absen dari hingar bingar dunia dangdut, Cici kembali membangun karirnya dengan menelurkan karya baru. Walau kini musik dangdut banyak dipengaruhi oleh nuansa house music, namun Cici Paramida tak bergeming. Ia tetap mempertahankan genre dangdut Melayu, yang menurutnya telah menjadi ciri khas alias karakter musiknya.
“Aku tetap pada karakter aku, aku tetap membawakan dangdut Melayu. Aku lebih pada kolaborasi musiknya, ada sentuhan violin, orchestra-nya, pokoknya aku pengen menampilkan sesuatu yang fresh, beda dan lebih fresh untuk didengar,” ujar pedangdut manis ini.
Seiring dengan kembalinya ia ke layar kaca, Cici pun mulai terpikir untuk membuat single baru. Selain lagu solo, Cici juga berniat membuat single bersama dengan rekan-rekannya di Tiga Kembang, yakni Kristina dan Ikke Nurjanah.
Di tahun 2010 lalu, sempat beredar kabar bahwa Cici mendapat tawaran untuk meramaikan bursa calon bupati Pacitan. Namun karena ingin berkonsentrasi pada karir dan studinya, ia menolak tawaran tersebut. “Saya bukan nggak percaya diri tapi belum siap, saya sudah katakan tadi dari awal, saya berterima kasih atas penghargaan itu tapi harus ada potensi dari intelektual kita dari berbagai aspek. Jadi saya tidak siap, bukan masalah daerahnya, ini hanya ketidak-sediaan saya,” kata Cici seperti dikutip dari situs kapanlagi.com. eti | muli, red