CATATAN CH. ROBIN SIMANULLANG | KPK itu menggenggam kewenangan luar biasa maka integritas pimpinan KPK semestinya harus lebih tinggi daripada penegak hukum lainnya. Kewenangan luar biasa itu juga menuntut tidak adanya toleransi (zero tolerance) atas kelalaian sekecil apa pun bagi pimpinan KPK; Mereka harus jadi panutan dan teladan bagi penegak hukum lain.
Indonesia mencari orang yang extraordinary, luar biasa, setengah malaikat, untuk memimpin KPK. Orang berintegritas moral tinggi, bersih, jujur, cakap, berani, tegas dan memiliki reputasi yang baik; Berkomitmen memberantas korupsi, bergaya hidup sederhana (bersahaja), tidak memiliki cacat di masa lalu, sudah selesai dengan kepentingan diri sendiri dan berani (siap) mati (berkorban) demi bangsa dan negara. Negarawan (pejabat negara) setengah malaikat!
Birahi politik dan arogansi oknum komisioner KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) telah menjerumuskan lembaga negara independen dan super body itu ke titik paling lemah sejak kelahirannya 2004. Pelajaran yang amat mahal untuk mensterilkan KPK dari arogansi dan birahi politik.
Capres Prabowo Subianto terpancing emosional saat ditanya tentang HAM oleh Cawapres Jusuf Kalla (yang mendampingi Capres Joko Widodo) saat Debat Capres-Cawapres di Jakarta, Senin (9/6/2014). Sementara, Jokowi terlihat selalu kalem menjawab pertanyaan normatif dari Prabowo. Inilah salah satu pembeda yang terekam dari penampilan kedua pasangan Capres-Cawapres kontestan Pilpres 9 Juli 2014 tersebut.
Sebagai seorang yang menyenangi, menggumuli dan mengabdi di bidang kelautan, Laksamana Pertama (Purn) Urip Santoso, melihat komitmen pemerintah terhadap kemaritiman (kelautan) Indonesia masih kurang. Performa kelautan masih menyedihkan dan amburadul!