Politisi Perempuan Religius
Aisyah Aminy06 | Berkibar di Semua Gelanggang

Keaktifan Aisyah tidak hanya sebatas bidang politik, hukum, dan pemberdayaan perempuan. Ia juga terjun ke organisasi seni budaya, sosial, dan keagamaan. Setahun sejak menjadi advokat (1960), Aisyah Aminy terjun pula ke organisasi seni budaya. Ia masuk ke dalam organisasi Himpunan Seniman Budayawan Islam (HSBI) yang waktu itu diketuai Yunan Helmi Nasution dan pernah menjadi anggota Pengurus HSBI.
Di masa sekarang, HSBI masih memproduksi sandiwara-sandiwara televisi. Bersama Majelis Seniman Budayawan Islam (MASBI) yang diketuai Buya HAMKA, dihasilkan prinsip-prinsip seni dalam Islam, termasuk masalah patung dan seni pentas.
Pada tahun 1979, saat aktif di KOWANI, Aisyah juga menjadi anggota Dewan Film Nasional. Dewan ini bertujuan memajukan perfilman nasional agar menjadi tuan di rumah sendiri dan mendorong sineas-sineas Indonesia agar lebih kreatif dan maju.
Aisyah juga peduli pada pengembangan dan pelestarian budaya serta pengembangan masyarakat daerahnya, Minangkabau. Minangkabau selain dikenal keindahan alamnya juga keunikan budayanya yang menganut sistim matrilineal (garis keturunan dari ibu), sementara mayoritas suku bangsa di Indonesia adalah patrilineal (garis keturunan dari ayah).
Sejak peristiwa PRRI di Sumatera Barat, banyak masyarakat Minang yang merasa terguncang. Aisyah dan tokoh-tokoh Minang seperti Djamaludin Malik, dr Rusmali, Usmar Ismail, Asrul Sani dan lainnya menyelenggarakan acara ‘Minang Mangimbau’ tahun 1962 di Gelora Bung Karno Jakarta. Tujuannya mengembalikan kepercayaan diri masyarakat Minang agar tetap bangga dengan adat dan budayanya. Juga menggugah perhatian masyarakat Minang di perantauan terhadap daerahnya.
Tahun 1971, kaum perempuan Minangkabau mendirikan Yayasan Bunda yang diketuai Ny. Adam Malik. Aisyah sebagai penasehat hukumnya. Yayasan ini mendirikan SMP dan SMA Bunda serta Akademi Pariwisata Bunda.
Tahun 1989, melalui suatu musyawarah besar, dibentuk Gerakan Seribu Minang (Gebu Minang). Aisyah menjadi dewan penyantun tahun 2001-2004. Lembaga ini merupakan badan pengkajian dan penggerak masyarakat dalam pengelolaan dana-dana yang dihimpun untuk pembangunan Sumatera Barat.
Kemudian dibentuklah Yayasan Gebu Minang dimana Aisyah menjadi dewan penyantunnya periode 2001-2004. Yayasan ini mengelola dana-dana yang dihimpun untuk kesejahteraan masyarakat dan nagari. Gebu Minang kini menjadi gerakan ekonomi dan budaya Minang yang menasional. rh-hs (Diterbitkan juga di Majalah Tokoh Indonesia Edisi 22)