Diva Pop Sarat Sensasi
Krisdayanti
[SELEBRITI] Diva Pop, demikian julukan yang kerap disandang penyanyi dengan setumpuk penghargaan ini. Namun popularitas Grand Champion Asia Bagus (1997) ini perlahan-lahan meredup semenjak diterpa berbagai isu miring soal perselingkuhannya.
Perempuan yang biasa disapa, Yanti atau KD ini meniti karirnya sebagai penyanyi sejak usia 9 tahun. Saat itu, pada tahun 1984, ia masuk dapur rekaman mengisi soundtrack Megaloman dengan bayaran Rp 15.000. Tiga tahun berselang, wanita kelahiran Batu Malang, 24 Maret 1975 ini kembali mengisi soundtrack, kali ini untuk film Catatan Si Emon. Selain itu, Yanti juga merilis album perdananya, Burung-Burung Malam di bawah perusahaan rekaman Gembala Record.
Beranjak remaja, saat banyak gadis seusianya mengikuti ajang pemilihan foto model, KD pun tak mau ketinggalan. Pada tahun 1991, ia terpilih sebagai Gadis Sampul. Pada saat itu juga, ia bertemu James Sundah dan merekam dua lagu untuknya. Yanti kemudian menerima banyak undangan untuk menyanyi dan menjadi model. Namun rupanya, dunia model tidak cukup memberinya tempat untuk mengekspresikan bakatnya, menyanyi.
Selang setahun setelah menjuarai Gadis Sampul, KD yang kala itu masih berusia 17 tahun bertemu dengan Younky Soewarno dan Chris Pattikawa yang kemudian mengarahkannya untuk mengikuti ajang pencarian penyanyi berbakat tingkat Asia Tenggara, Asia Bagus hingga berhasil meraih predikat sebagai Grand Champion.
Pada acara tersebut, KD sempat merasa minder karena penampilannya yang hanya menggunakan baju dan celana jeans, sementara kontestan lainnya mengenakan gaun berkilauan. Ia juga merasa malu karena merasa posturnya kurang tinggi, wajahnya kurang cantik, dan kekurangan lainnya. Ia juga merasa tidak akan berhasil pada bidang tersebut. Namun kekhawatirannya itu sirna saat namanya diumumkan sebagai jawara. Berbekal trofi di kompetisi bergengsi tersebut, ia merilis single berjudul Pony Canyon yang beredar di Singapura dan Jepang.
Sejak itu, kiprah kakak tiri Kartika Sari ini di dunia tarik suara kian berkibar. Tiga tahun kemudian, pada 1995, ia meluncurkan album profesionalnya yang pertama bertajuk Terserah.
Di saat-saat awal membangun karirnya, KD mengakhiri masa lajangnya dengan menikahi musisi Anang Hermansyah pada 22 Agustus 1996. Dari perkawinan mereka, lahirlah Titania Aurelie Nurhermansyah dan Azriel Akbar Hermansyah. Meski telah berstatus sebagai istri sekaligus ibu dari dua anak, karir KD tak lantas meredup. Pasangan ini justru merilis album duet tak lama setelah mereka menikah. Album ini mendapat respon yang sangat positif dari masyarakat.
Pada tahun 1999, ia merilis album bertajuk Menghitung Hari. Album tersebut disambut antusias para penggemarnya. Bahkan sejak album itu masuk ke Malaysia tahun 1998, KD tidak hanya terkenal di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara.
Di tahun 2001, Krisdayanti menggelar konser tunggal perdananya bertajuk Konser KD di Plenary Hall, Jakarta Convention Center. Konser yang digelar pada 20 September 2001 itu bersamaan dengan konser Vanessa Mae, violis yang kini menetap di London. Musisi keturunan Asia tersebut berpentas di sebuah hotel berbintang di Jakarta. Meski demikian, konser tunggal Krisdayanti tersebut dapat dikatakan cukup sukses. Pagelaran tersebut didukung oleh Erwin Gutawa sebagai pengarah dan penata musik, yang sebelumnya pernah sukses menggarap konser Chrisye dan konser tiga super grup band (GIGI, Dewa, dan Slank). Sedangkan sutradara Jay Subiyakto bertindak sebagai penata seni.
Selain disibukkan dengan kegiatan manggung, ia juga merambah dunia seni peran dengan bermain di sejumlah judul sinetron seperti Saat Memberi Saat Menerima, Doa dan Harapan, dan Abad 21, serta sebuah film layar lebar berjudul Jatuh Cinta Lagi. Dalam film garapan KD Production dan MPV Pictures tersebut, KD berperan sebagai Lila, dipasangkan dengan Gary Iskak.
Puncak karir KD terjadi di tahun 2004. Di tahun itu, Yanti merilis album Cahaya yang musiknya diramu dengan sentuhan musik country. Saat sibuk mempromosikan album Cahaya di dalam negeri, ia mendapat kesempatan menggelar konser di Singapura. Konser bertajuk Cahaya KD yang disponsori Janner Siahaan dengan CLAY Production merupakan lawatan pertama Krisdayanti ke Negeri Singa. Dalam konser yang diselenggarakan di Suntec International Exhibition Convention Center, Singapura, Sabtu 27 Juni 2007 tersebut, KD kembali menggandeng Erwin Gutawa. Konser yang dihadiri sekitar 2.500 orang itu sempat terhenti 30 menit karena alasan teknis. Meski demikian, secara umum konser yang menghadirkan 24 lagu itu berjalan sukses.
Selain Singapura, KD pun mendapat kesempatan untuk menggelar konser di Tokyo Jepang. Album Cahaya mendapat double platinum atas prestasi penjualannya. Untuk ketiga kalinya, KD berhasil menyabet penghargaan AMI Awards 2004 melalui album Cahaya garapan Erwin Gutawa untuk kategori Album Pop Terbaik. Sebelumnya, dalam ajang yang sama, KD juga pernah meraih penghargaan kategori serupa untuk album solonya Mencintaimu dan album duetnya bersama Anang, Makin Aku Cinta.
KD kembali menggelar konser tunggal di tahun 2005. Konser yang berjudul Konser KD 1530 itu terbilang istimewa, karena digelar bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-30, pada 24 Maret 2005. Tak hanya itu, konser yang dilangsungkan di Jakarta Convention Center (JCC) itu juga menandai rentang kariernya yang memasuki tahun ke-15. Seperti konser tunggal pertamanya, konsernya ini juga menggandeng Erwin Gutawa sebagai direktur musik dan Jay Subiyakto di bagian penata artistik. Konser tersebut sama suksesnya dengan konser empat tahun sebelumnya. Seluruh tiket terjual habis dan acara berlangsung lancar. Sebenarnya di tahun 2005, KD juga dijadwalkan konser di Korea Selatan, namun sayang rencana tersebut tidak ada kabarnya.
Pencapaian yang terbilang luar biasa itu tak urung membuat adik kandung penyanyi Yuni Shara ini semakin populer dan bergelimang harta. Lagu-lagunya yang selalu jadi hits dan seringnya mengadakan konser menjadikannya sebagai aktris termahal. Bahkan Majalah SWA pernah menulis penghasilannya dalam setahun lebih besar dari gaji presiden Indonesia. Berbagai penghargaan pun banyak ia terima dari berbagai ajang baik dalam maupun luar negeri.
Yanti meniti karirnya sebagai penyanyi sejak usia 9 tahun. Saat itu, pada tahun 1984, ia masuk dapur rekaman mengisi soundtrack Megaloman dengan bayaran Rp 15.000. Tiga tahun berselang, wanita kelahiran Batu Malang, 24 Maret 1975 ini kembali mengisi soundtrack, kali ini untuk film Catatan Si Emon. Selain itu, Yanti juga merilis album perdananya, Burung-Burung Malam di bawah perusahaan rekaman Gembala Record.
Di tahun 2006, bersama Ruth Sahanaya dan Titi DJ, KD membentuk sebuah grup trio vokal yang mereka namai 3DIVA. Namun, pada akhir 2007 ketiga diva ini retak hubungan kerja dengan dua partner mereka, Erwin Gutawa sebagai penata musik dan Jay Subiyakto selaku penata artistik. Maka di tahun 2008, 3DIVA pun berganti nama menjadi DI3VA, seiring hengkangnya Erwin Gutawa dan Jay Subiyakto.
KD kemudian merilis buku biografinya yang berjudul My Life, My Secret yang ditulis Alberthine Endah pada tahun 2008. Dalam buku tersebut, KD dengan gamblang membeberkan rahasia hidupnya baik dalam kehidupan pribadi maupun karirnya. Seperti saat ia terjerumus sebagai pemakai narkoba, talak cerai yang sempat diucapkan suaminya, hingga isu operasi plastik yang memang sudah lama dituduhkan padanya. Tak pelak semua pengakuan tersebut membuat publik tercengang, di satu sisi banyak yang menyayangkan tindakan KD yang membuka aibnya sendiri, namun di sisi lain, banyak pula yang mengaku salut atas kejujurannya.
KD pun seolah tak khawatir dan mengaku siap menerima berbagai respon dari masyarakat setelah merilis buku biografinya yang kontroversial itu. Ia juga menampik anggapan yang menyebutkan keberaniannya merilis buku tersebut untuk mendongkrak pamornya yang mulai menurun. “Ini bukan sensasi. Saya cerita ini untuk menjadi pembelajaran bagi siapapun, menjadi teman bagi mereka yang merasa bersalah. Saya harap pengakuan ini menjadi penyemangat bagi siapapun,” tutur Yanti seperti dikutip dari harian Indopos.
Saat banyak bermunculan band-band dan solois muda berbakat, sinar kebintangan KD perlahan meredup. Namun dugaan itu sedikit terbantahkan saat ia meraih gelar Artis Wanita Terbaik pada Planet Muzik Award ke-8 di Malaysia tahun 2008. Di ajang itu Krisdayanti berhasil mengalahkan Bunga Citra Lestari dan Siti Nurhaliza. Dengan kemenangan ini, Krisdayanti sudah tujuh tahun berturut-turut memperoleh gelar ini dalam ajang Planet Muzik Award.
Namun tetap saja, sebagai artis papan atas, ia tak dapat menghindari terpaan isu miring. Misalnya gosip seputar perselingkuhannya dengan sejumlah pria, mulai dari Dicky Wahyudi yang merupakan lawan mainnya dalam sebuah sinetron, Tohpati yang notabene adalah musisi pengiringnya di program KD Show, serta Ari Sigit cucu mantan presiden Soeharto. Pada Mei 2007, Krisdayanti ditemukan makan siang dengan seorang pengusaha di Jalan Orchard, Singapura. Kabar ini membuat Anang cemburu dan menyita telepon selulernya karena istrinya menerima telpon yang tidak wajar pada tengah malam, bahkan dini hari.
Yang teranyar terjadi sekitar tahun 2009 saat ia diberitakan menjalin hubungan terlarang dengan pria beristri yang berprofesi sebagai pengusaha asal Timor Leste, Raul Lemos. Kali ini gosip itu benar-benar menjadi kenyataan. Bahkan demi memuluskan hubungannya dengan Raul, ia rela bercerai dari Anang, pria yang selama 13 tahun setia mendampinginya. Di penghujung tahun 2009, KD resmi menyandang status barunya sebagai janda, sementara hak asuh dua buah hatinya jatuh ke tangan Anang.
Setelah menyandang status janda, KD tetap berkarya. Pada November 2009, ia merilis single-nya dengan judul Kamu di Hatiku Selamanya ciptaan Maia Estianty. KD menyatakan single ini merupakan awal hidupnya yang baru.
Pada 20 Maret 2011, pengagum Whitney Houston dan Mariah Carey ini melepas masa kesendiriannya dengan menjadi istri Raul Lemos. Mantan Wakil Presiden Indonesia, Try Sutrisno, ditunjuk sebagai saksi dari pihak wanita. Sedangkan dari pihak Raul, yang akan menjadi saksi adalah Arif Abdullah Sagram. Di tengah umpatan dan cacian sebagai wanita perusak rumah tangga, KD tetap melenggang dan mulai meniti hidup barunya bersama pria bertubuh gempal itu.
Kini, setelah sukses menjadi salah satu diva pop Indonesia dan menelurkan belasan album, KD mulai melirik dunia bisnis. Selain membuka restoran Jepang bersama 3 rekan wanitanya, ia juga membuat produk kosmetik berlabel PAC KD Line, bekerja sama dengan salah satu produsen kosmetik dalam negeri namanya. eti | muli, red