back to top

BIOGRAFI TERBARU

Continue to the category
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
More
    26.6 C
    Jakarta
    Populer Hari Ini
    Populer Minggu Ini
    Populer (All Time)
    Ultah Minggu Ini
    Lama Membaca: 6 menit
    Lama Membaca: 6 menit
    Lama Membaca: 6 menit
    Lama Membaca: 6 menit

    Selebriti

    Populer (All Time)

    Hidup Baru Sang Idola

    Di tahun 90-an, Ronny Sianturi merupakan penyanyi yang banyak diidolakan anak-anak remaja. Bersama Edwin dan Yani, ia tergabung dalam grup vokal Trio Libels. Setelah sempat terjerumus dalam gaya hidup bebas selebriti, ia bangkit lalu hidup bagi Tuhan. Selain menyanyi, ia juga aktif di dunia presenter.

    Musisi Balada Kontemplasi

    Penulis syair sekaligus penyanyi lagu-lagu balada ini digelari sebagai musisi tragedi karena salah satu karyanya yang berjudul Berita kepada Kawan sering dijadikan "theme song" berita bencana alam. Semua lagu yang dinyanyikannya adalah hasil karyanya sendiri.

    Si ‘Centil’ dari Ciateul

    Aktris film terkenal Lenny Marlina terlahir di Jalan Ciateul, Bandung, pada 19 Februari 1954. Nama Jalan Ciateul tempat kelahiran Lenny amat begitu disukainya sehingga dia pakai sebagai judul buku otobiografinya, "Si Lenny dari Ciateul" yang diluncurkan di Hotel Mulia, Senayan Jakarta persis pada tanggal 19 Februari 2004 lalu menandai genap usia paruh baya dia 50 tahun.

    Digemari di Tahun 70-an

    Dalam kurun waktu 1960-1970-an, suara merdunya sering diputar di radio termasuk radio swasta yang baru bertumbuhan di banyak kota. Rekaman pertamanya yang menghasilkan lagu Si Boncel digemari masyarakat. Ia kemudian berduet dengan Muchsin Alatas yang terkenal lewat lagu Halo Sayang, Dunia Belum Kiamat, Pertemuan Adam dan Hawa, dan Jangan Marah. Popularitasnya sebagai penyanyi menghantarkannya menjadi aktris film.

    Dulu Benci, Sekarang Cinta

    Ungkapan yang berbunyi, jangan terlalu membenci sesuatu karena suatu saat nanti malah mencintainya, nampaknya cukup menggambarkan perjalanan karir perempuan berdarah Batak-Manado ini di dunia presenter. Awalnya ia membenci profesi penyiar radio karena ia menganggap penyiar itu cerewet, seperti orang gila yang bicara dan ketawa sendiri. Belakangan, justru dunia penyiarlah yang membuat namanya banyak dikenal orang.

    Populer Minggu ini

    Terasah Lewat Elfa’s Singer

    Keberhasilan grup vokal Elfa's Singer dalam mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional juga tak bisa dilepaskan dari andil suara indah milik Lita Zein. Selain eksis di panggung musik sekuler, Lita juga bergabung dalam grup musisi Kristiani bernama True Worshippers.

    George Benson Indonesia

    Musisi jazz berambut keriting ini menguasai hampir semua alat musik, dari keyboard, drum, gitar, saksofon, kecuali terompet. Kepiawaiannya memainkan "jurus-jurus" bergitar ala George Benson membuat ia dijuluki 'George Benson Indonesia'.

    Warnai Dunia Jazz

    Lagu berirama bossas berjudul Kasmaran melambungkan namanya di dunia jazz pada era 90-an. Meski terhitung jarang mengeluarkan album, juara II Bintang Radio dan Televisi Tingkat Nasional (1989) ini masih aktif berkarya baik di depan layar ataupun di belakang layar.

    Pelopor Musik Rap Indonesia

    Iwa Kusuma atau yang lebih dikenal dengan nama panggungnya, Iwa K, merupakan seorang penyanyi yang pertama kali mengusung aliran musik rap di blantika musik tanah air.

    Tetap Memilih Dangdut Melayu

    Biduan dangdut berparas manis ini kerap tampil dengan busana yang sopan dan tertutup, goyangannya pun ala kadarnya, tak berlebihan. Meski banyak yang bilang dangdut tanpa goyang ibarat sayur tanpa garam, popularitasnya jauh lebih langgeng dibanding pedangdut yang hanya mengandalkan goyangan seronok dan busana minim.

    Populer Hari Ini

    Aktris Film Tiga Dara

    Aktris Chitra Dewi, yang bernama asli Roro Patma Dewi Tjitrohadikusumo kelahiran di Cirebon, 26 Januari 1934, meninggal dunia sekitar pukul 14.00, Selasa 28 Oktober 2008 di kediamannya  Perumahan Puri Flamboyan, Rempoa, Tangerang, Banten. Jenazah aktris ternama yang terkenal lewat film Tiga Dara dimakamkan di Pemakaman Jabang Bayi, Cirebon, Rabu (29/10/2008).

    George Benson Indonesia

    Musisi jazz berambut keriting ini menguasai hampir semua alat musik, dari keyboard, drum, gitar, saksofon, kecuali terompet. Kepiawaiannya memainkan "jurus-jurus" bergitar ala George Benson membuat ia dijuluki 'George Benson Indonesia'.

    Warnai Dunia Jazz

    Lagu berirama bossas berjudul Kasmaran melambungkan namanya di dunia jazz pada era 90-an. Meski terhitung jarang mengeluarkan album, juara II Bintang Radio dan Televisi Tingkat Nasional (1989) ini masih aktif berkarya baik di depan layar ataupun di belakang layar.

    Sang Mentalist Indonesia

    Deddy Corbuzier seorang mentalist andal pertama dan terunggul yang dimiliki Indonesia. Untuk menghibur penonton, pria yang mengaku tidak percaya perdukunan dan paranormal ini kerap menggabungkan efek-efek psikologi, parapsikologi, mind power, mind reading, psikokinetik, dan human research pada kemampuan mentalistnya.

    Tak Harus Melengking

    Penyanyi yang populer di era tahun 80-an ini banyak membawakan tembang-tembang pop, rohani, hingga lagu daerah. Selain piawai di bidang olah vokal, Victor juga memiliki kepedulian yang tinggi pada sesamanya. Ia sering dilibatkan dalam berbagai kegiatan sosial.

    DAFTAR ARTIKEL

    Ingin Menjadi Hamba

    Sejak hengkang dari dunia tarik suara dan akting yang pernah melambungkan namanya, peraih penghargaan Inspiring Woman PKS Award 2008 ini lebih banyak bergelut di bidang sosial, pendidikan, dan keagamaan khususnya pendidikan anak dan orang tua. Menurutnya, anak-anak tak hanya dituntut cerdas secara intelektual, tapi juga cerdas moral dan spiritual.

    Aktor Tua Ketagihan Narkoba

    Di masa jayanya, aktor ini termasuk dalam daftar The Big Five, jajaran artis film yang mendapat honor tertinggi saat itu. Sayang, usia tua belum membuatnya dewasa. Dia sudah dua kali 'kalah' oleh narkoba dan mendekam di hotel prodeo. Namun, ajaibnya ia masih mendapat tawaran untuk tampil dalam sejumlah film di antaranya Mengejar Mas-Mas (2007) dan Selimut Berdarah (2010).

    Merambah ke Belakang Layar

    Lagu pop yang sempat hits di tahun 90-an, Bidadari dan Kuta Bali melambungkan namanya. Belakangan, penyanyi yang kerap berduet dengan sejumlah musisi dunia ini lebih banyak berkiprah di belakang layar sebagai produser musik.

    Tetap Memilih Dangdut Melayu

    Biduan dangdut berparas manis ini kerap tampil dengan busana yang sopan dan tertutup, goyangannya pun ala kadarnya, tak berlebihan. Meski banyak yang bilang dangdut tanpa goyang ibarat sayur tanpa garam, popularitasnya jauh lebih langgeng dibanding pedangdut yang hanya mengandalkan goyangan seronok dan busana minim.

    Warnai Dunia Jazz

    Lagu berirama bossas berjudul Kasmaran melambungkan namanya di dunia jazz pada era 90-an. Meski terhitung jarang mengeluarkan album, juara II Bintang Radio dan Televisi Tingkat Nasional (1989) ini masih aktif berkarya baik di depan layar ataupun di belakang layar.

    Tidak Terbawa Arus

    Penyanyi Dangdut Wanita Terbaik versi AMI Award (1997, 1999, 2004) ini bisa melantunkan berbagai lagu dangdut dari yang bertempo mendayu hingga yang riang gembira. Ia turut memperkenalkan dangdut hingga mancanegara seperti Jepang, Korsel, Australia, Inggris dan Amerika Serikat. Tembangnya berjudul Terlena sangat terkenal dan masih sering dibawakan penyanyi lain.

    Berkarya dalam Sakit

    Bertahun-tahun menderita penyakit langka membuat dia mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Sambil menahan sakit, pria yang terkenal berkat Telekuis Jari-Jari ini mengisi kesehariannya dengan belajar, berkarya dan mengajak orang untuk terus berjuang dan jangan menyerah.

    Naikkan Citra Dangdut

    Penyanyi dangdut ini populer lewat lagu-lagu Melayu Tempo Doeloe generasi Said Effendi dan Mashabi. Dengan penampilannya yang elegan dan jauh dari kesan seronok, Iis dianggap sebagai salah satu ikon musik dangdut yang menaikkan kelas musik khas Indonesia ini.

    Komedian Bersuara Khas

    Tingkah kocaknya mulai dikenal publik sekitar medio tahun 90-an dalam acara Spontan yang tayang di sebuah stasiun televisi swasta. Di acara komedi itu, ia terkenal dengan jargonnya, Uhuiiii.... Pelawak bersuara khas yang menjadi ikon sebuah merek sepeda motor ini pernah disebut-sebut sebagai pelawak dengan bayaran termahal.

    Memaknai Musik Lewat Gitar

    Gitaris yang terkenal dengan gitar elektrik double neck dan teknik bermain tapping 8 jari ini banyak berkiprah di event-event bergengsi di luar negeri. Lewat grup musik Batuan Ethnic Fusion, ia mengeksplorasi dan memadukan musik jazz, rock, dan pop dengan musik tradisional Bali. Sebagai salah satu gitaris jazz favorit di Indonesia, ia kerap diundang mengisi acara di berbagai stasiun televisi dan menjadi guru gitar di beberapa sekolah musik di Indonesia.

    Sepak Terjang Miss No Comment

    Di era tahun 90-an, ia bertahta sebagai artis nomor satu dan termahal di jagat hiburan Indonesia. Di tengah hadirnya bintang-bintang baru dan berwajah Indo, pelantun lagu Tenda Biru ini masih tetap eksis karena dianggap sebagai ikon kecantikan wajah Indonesia asli.

    Digemari di Tahun 70-an

    Dalam kurun waktu 1960-1970-an, suara merdunya sering diputar di radio termasuk radio swasta yang baru bertumbuhan di banyak kota. Rekaman pertamanya yang menghasilkan lagu Si Boncel digemari masyarakat. Ia kemudian berduet dengan Muchsin Alatas yang terkenal lewat lagu Halo Sayang, Dunia Belum Kiamat, Pertemuan Adam dan Hawa, dan Jangan Marah. Popularitasnya sebagai penyanyi menghantarkannya menjadi aktris film.

    Advertisement

    spot_img