Isi buku ini adalah artikel dan kolom saya era lengser." Kalimat guyonan ini meluncur dari Abdurrahman Wahid di depan hadirin yang menyesaki ruangan sebuah hotel mewah di Jakarta Pusat, akhir Februari 2002. Hadirin menyambutnya dengan gemuruh suara gerrr. Hari itu, di sana diluncurkan buku karya Greg Barton, penulis asal Australia, berjudul Gus Dur the authorized biography of Abdurrahman Wahid dan No Regrets karya Wimar Witoelar, juru bicara presiden Indonesia di era Wahid.
Buku yang diluncurkan bertepatan dengan Satu Abad Kebangkitan Nasional, 28 Mei 2008 ini mengulas lengkap sosok Pahlawan Perintis Kemerdekaan Indonesia, Mangaradja Hezekiel Manullang (1887-1979). Buku ini ditulis cukup tebal karena merangkum berbagai sumber informasi baik dari buku asing dan lokal, artikel-artikel di berbagai media hingga wawancara dengan para kerabat MH Manullang.
Buku Ensiklopedi Nurcholish Madjid, menggambarkan keluasan dan kedalaman pengetahuan Nurcholish Madjid (yang sangat "ensiklopedis" sebagai intelektual), juga kreativitasnya sebagai cendikiawan yang tanpa pamrih dan keberanian moralnya yang nothing to loose. Cak Nur tampil dengan gagasan-gagasan yang segar dan membebaskan.
Isi buku ini adalah artikel dan kolom saya era lengser." Kalimat guyonan ini meluncur dari Abdurrahman Wahid di depan hadirin yang menyesaki ruangan sebuah hotel mewah di Jakarta Pusat, akhir Februari 2002. Hadirin menyambutnya dengan gemuruh suara gerrr. Hari itu, di sana diluncurkan buku karya Greg Barton, penulis asal Australia, berjudul Gus Dur the authorized biography of Abdurrahman Wahid dan No Regrets karya Wimar Witoelar, juru bicara presiden Indonesia di era Wahid.