back to top

BIOGRAFI TERBARU

Continue to the category
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
More
    30.8 C
    Jakarta
    Populer Hari Ini
    Populer Minggu Ini
    Populer (All Time)
    Ultah Minggu Ini
    Lama Membaca: 4 menit
    Lama Membaca: 4 menit
    Lama Membaca: 4 menit
    Lama Membaca: 4 menit

    Catatan Kilas

    Golkar Jadi Follower

    Golkar, partai penguasa 30-an tahun Orde Baru, jika dilihat dari perolehan suara pemilu legislatif era reformasi, masih bertahan sebagai salah satu partai besar di Indonesia. Namun dalam hal pemilu presiden, tampak semakin tak berdaya, loyo, kerdil dan terpuruk jadi follower.Catatan Ch. Robin SimanullangWartawan TokohIndonesia.com

    Tahun Percepatan Pembangunan

    PRESIDEN RI JOKO WIDODO*: Tahun 2016 ini adalah Tahun Percepatan Pembangunan Nasional. Kita harus melangkah menuju Indonesia maju. Percepatan pembangunan tersebut mutlak kita perlukan. Sudah 71 tahun Indonesia merdeka, kita belum mampu memutus rantai kemiskinan, memutus rantai pengangguran, memutus rantai ketimpangan dan kesenjangan sosial.

    Siapa Yang Penjilat?

    Catatan Kilas Ch. Robin Simanullang (24/5/2011) | Kasus yang menggurita di sekeliling Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin, yang juga merangkap anggotra Fraksi PD DPR,  telah menyita perhatian publik. Bahkan tampaknya telah merepotkan dan 'mempermalukan citra' Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku Pendiri merangkap Ketua Dewan Pembina dan merangkap pula Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat. Padahal, bagi Presiden SBY dan Partai Demokrat, citra itu sangatlah penting. Maka, demi menjaga citra, Nazaruddin pun segera dicopot dari jabatan Bendahara Umum Partai Demokrat, tetapi masih tetap mempertahankannya sebagai anggota DPR yang terhormat.

    Al-Zaytun Incompatible NII

    Catatan Kilas Ch Robin Simanullang Sesungguhnya, sejak awal saya tidak...

    AHY, Pemimpin Masa Depan

    Apakah Anda sudah mengenal Agus Harimurti Yudhoyono yang akrab...
    Majalah Horas Indonesia Edisi 08

    Bapak Pembaharuan Transportasi

    Jakarta 01-07-2007: Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso dianugerahi penghargaan sebagai Bapak Pembaharuan Transportasi. Sutiyoso yang menggagas dan meluncurkan pola transportasi makro (PTM) yang mengintegrasikan empat moda transporta yakni busway, monorel, subway dan angkutan air di Provinsi DKI Jakarta dinilai mampu melakukan terobosan revolusioner untuk mengatasi transportasi di ibu kota.

    Program Gibran dan Suasana Batin Sri Mulyani

    Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merespon lugas pidato perdana...

    Undip Anugerahkan Doktor HC Bidang Ekonomi

    Jakarta 04-08-2007: Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso memperoleh gelar doktor kehormatan (honoris causa/HC) bidang ekonomi dari Universitas Diponegoro, Semarang, 4 Agustus 2007. Dia dinilai sebagai seorang pemimpin yang visioner dan memiliki strategi yang jelas dalam membangun Jakarta. Sutiyoso dinilai berhasil mengembangkan Jakarta menjadi kota megapolitan dengan tetap memberi ruang pada sektor riil dan usaha kecil dan menengah (UKM).

    Populer

    Inpres Revolusi Mental Mati Suri

    Dalam rangka memperbaiki dan membangun karakter bangsa Indonesia dengan...

    Kabut Kelam Revolusi Mental

    Revolusi Mental (Nawacita Kedelapan): Kolom ‘Revolusi Mental’ Jokowi dan...

    Catatan Runtuhnya Gerakan Revolusi Mental

    Presiden Jokowi pada awal pemerintahannya 2014 menggelorakan Revolusi Mental...

    Artikel Lainnya

    Hitung Cepat Paling Akurat

    Komisi Pemilihan Umum (KPU), Selasa 22/7/2014 malam, telah menetapkan rekapitulasi perhitungan suara resmi Pilpres 2014 dan menetapkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2014-2019 dengan meraih 70.997.883 atau 53,15 persen suara nasional. Mengalahkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang memeroleh 62.576.444 atau 46,85 persen suara.

    9 Program Aksi Jokowi-JK

    Pasangan Calon Presiden (Capres) Joko Widodo dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Jusuf Kalla menyampaikan sembilan program nyata jika keduanya terpilih menjadi Presiden-Wakil Presiden RI. Jokowi-JK mempertegas program ini dalam konfrensi pers di Bandung, Kamis 3 Juli 2014 pagi.

    Memalukan, Hatta Percaya Survei Abal-abal

    Abdillah Toha, salah satu pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), menyampaikan surat terbuka kepada Ketua Umum PAN yang calon wakil presiden mendampingi calon presiden Prabowo dalam Pilpres 9 Juli 2014. Toha menyatakan keprihatinan atas sikap Hatta Rajasa yang tidak mau mengakui kekalahan dalam Pemilu Presiden 2014 kendati hasil quick count delapan lembaga survey yang kredibel telah mengindikasikan kemenangan pasangan Jokowi-JK. Toha menyesalkan sikap Hatta yang mau percaya kepada surveyor abal-abal.

    Ekonomi Berdikari Jokowi

    Calon Presiden nomor urut 2 Joko Widodo (Jokowi) memaparkan visi ekonomi berdiri di atas kaki sendiri (berdikari) saat acara Debat Capres II di Jakarta, Minggu 15 Juni 2014 malam. Bagi saya, kata Jokowi, ekonomi ditujukan sebesar-besarnya untuk kemajuan rakyat. Menurutnya, itulah inti ekonomi berdikari. Dia juga menegaskan sikapnya yang selama ini hanya tunduk pada konstitusi dan aspirasi rakyat.

    Ekonomi Kerakyatan Prabowo

    Capres nomor urut 1, Prabowo Subianto, menegaskan visi ekonomi yang diusungnya adalah ekonomi kerakyatan. Dia pun berjanji akan memberantas korupsi APBN dan menutup kebocoran uang negara Rp.1000 trilyun per tahun, mencetak sawah dua juta hektar, lahan bio etanol dua juta hektar, menaikkan pendapatan rata-rata penduduk dari tiga juta menjadi enam juta rupiah per bulan, pendidikan gratis 12 tahun dan jaminan kesehatan. Prabowo menegaskan hal itu dalam debat calon presiden, Minggu malam, 15 Juni 2014.

    Prinsip Keberagaman Capres-Cawapres

    Pasangan Capres-Cawapres Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK pada prinsipnya memiliki visi yang sama tentang keberagaman (bhinneka tunggal ika). Keempat ‘putera terbaik’ bangsa ini sama-sama memegang teguh prinsip keberagaman itu. Lalu, apa yang membedakannya?

    Emosional versus Kalem

    Capres Prabowo Subianto terpancing emosional saat ditanya tentang HAM oleh Cawapres Jusuf Kalla (yang mendampingi Capres Joko Widodo) saat Debat Capres-Cawapres di Jakarta, Senin (9/6/2014). Sementara, Jokowi terlihat selalu kalem menjawab pertanyaan normatif dari Prabowo. Inilah salah satu pembeda yang terekam dari penampilan kedua pasangan Capres-Cawapres kontestan Pilpres 9 Juli 2014 tersebut.

    Gagasan Besar Versus Implementasi Solutif

    Gagasan besar versus implementasi konkrit, normatif versus aplikatif (solutif), pendekatan deduktif versus induktif dan prosedural versus dialogis (kontekstual), tampak nyata dalam debat dua pasangan Capres-Cawapres yang bertema ’Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan Bersih dan Kepastian Hukum’ di Balai Sarbini Jakarta, Senin malam (9/6/2014).

    Prabowo-Hatta Buka Peluang Menang

    Capres Gerindra Prabowo Subianto berhasil melewati situasi galau (di ujung tanduk) dalam proses penggalangan koalisi pencapresannya. Tragedi kegagalan Golkar dan Demokrat membawa berkah melimpah dukungan kepadanya. Dia pun berhasil menghimpun koalisi tenda besar yang membuka peluang menang baginya bersama pasangan Cawapres Hatta Rajasa.

    Boarding Pass Prabowo di Ujung Tanduk

    Catatan Ch. Robin Simanullang | Calon Presiden Partai Gerindra, Prabowo Subianto masih belum mendapatkan boarding pass Pilpres 9 Juli 2014. Bahkan saat ini berada pada titik kritis, di ujung tanduk, setelah dukungan Suryadharma Ali yang mengatasnamakan PPP dianulir (dibatalkan) dalam Mukernas III PPP. Ditambah lagi dengan sinyal yang dikirimkan Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang akan mengusung Capres dengan basis mitra koalisi KIB.

    Menimang Capres Negarawan

    Catatan: Ch. Robin Simanullang | Pada Pemilu 2014, akankah muncul pasangan calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) yang negarawan? Dari sederet nama tokoh yang telah digadang-gadang dan ditimang-timang bakal menjadi Capres dan Cawapres oleh berbagai elemen, terutama oleh partai politik peserta Pemilu 2014, siapakah di antara mereka yang memiliki integritas negarawan?

    Anda Negarawan?

    Memasuki tahun pergantian kepemim­pinan nasional saat ini, kita merindu­kan munculnya para negarawan di atas panggung politik Pemilu 2014. Pada Pemilu Legislatif (9 April 2014) sebanyak 6.608 Caleg akan memperebutkan 560 kursi DPR. Dan puluhan tokoh telah mengambil ancang-ancang untuk merebut kursi Presiden dan Wakil Presiden pada Pemilu Presiden (9 Juli 2014).

    Advertisement

    spot_img