Pelayan dan Pembelajar Indonesia

Jonathan Parapak
 
0
667

10 | Peran di Masyarakat

Jonathan Parapak
Jonathan Parapak

Kalau mau disebutkan satu per satu kegiatan dan peran Jonathan Parapak dalam bidang keagamaan maupun sosial, mungkin harus dibuat satu buku tersendiri. Ia ikut aktif mendirikan lembaga pendidikan, pemberdayaan, dan pelayanan masyarakat, organisasi kemasyarakatan atau lembaga yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan Gereja.

Parapak merupakan pendiri dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Pelayanan Mahasiswa, Perkantas. Ia menjadi pemrakarsa, salah satu pendiri, bahkan menjadi Ketua Yayasan Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi dan Informatika. Ia pun pemrakarsa, salah satu pendiri bahkan menjadi Ketua Yayasan Pendidikan Teknik Indonesia yang juga menyelenggarakan beasiswa untuk telekomunikasi dan informatika. Demikian juga pemrakarsa, pendiri dan Ketua Yayasan Penelitian dan Pengembangan Telematika dan Informatika. Ia salah satu pendiri dan Ketua Yayasan Bina Insan Pembangunan untuk beasiswa.

Di bidang kegiatan dan pelayanan Gerejani, ia juga memrakarsai beberapa yayasan, antara lain ia adalah sa1ah satu pendiri dan Ketua Yayasan Damai Sejahtera untuk Pelayanan dan Kesaksian, Ketua Dewan Pembina Yayasan Pembaca Alkitab. Ia Ketua Dewan Penasihat PIKI (Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia), Ketua Dewan Penyantun STT Jakarta, Ketua Dewan Penyantun STT Rantepao.

Sedangkan di berbagai lembaga kedaerahan ia selalu diminta untuk berperan maksimal, dan peran itu dia terima meskipun kesibukannya sela1u penuh. Ia sela1u berusaha memegang prinsip dan pedoman hidupnya: mengabdi adalah memberikan yang terbaik. Masih banyak lembaga yang meminta partisipasi dan perannya.

Satu hal yang perlu digarisbawahi tentang Parapak, yakni kemampuannya mengatur waktu sehingga pelayanan, pertisipasi dan bahkan kepemimpinannya dalam berbagai organaisasi atau lembaga selalu maksimal. Itu sebabnya ia merasa heran kalau ada orang yang menolak pelayanan atau tugas dengan alasan sibuk. Ia memang telah membuktikan dirinya sebagai sosok yang mampu melakukan penatalayanan waktu yang diberikan Tuhan kepadanya secara bertanggung jawab.

Nathan tidak hanya berhasil menuntut ilmu di Negeri Kanguru, tapi ternyata juga akhirnya ia mempersunting gadis dari Australia. Menurut penuturannya, ia berkenalan dengan Anne Atkinson melalui persekutuan Kristen di Universitas Tasmania. Mereka bersama melayani sebagai pengurus di kampus dan dalam pelayanan lainnya.

Bibit perkenalan di Australia itu berkembang menjadi cinta. Yaitu setelah beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 1970, Anne bertugas sebagai sukarelawati ke Indonesia, dan menjadi dosen sastra Inggris di Universitas Padjadjaran Bandung. Akhirnya mereka menikah 4 Desember 1971, setelah Anne merasa dapat tinggal di Indonesia. Perkawinan itu dikaruniai tiga anak, semuanya perempuan, yaitu Esther, Lise, dan Kathryn. Semua anak sudah menikah.

Parapak bangga dengan isterinya yang dapat menyesuaikan diri dengan begitu hebat. Termasuk menjadi Ketua Dharma Wanita waktu ia menjadi Dirut Indosat dan Sekjen Depparpostel karena menterinya tak punya isteri.

Latar belakangnya sebagai orang desa yang akhirnya mengarungi dunia intemasional, tidak membuatnya lupa akan keakrabannya dengan alam, sesama maupun Tuhannya. Bahkan, semua pengalaman dan pemahaman itu membuatnya menjadi manusia yang berimbang. Ia mampu membangun sikap yang seimbang terhadap alam dan teknologi, terhadap sesama manusia dan terhadap Tuhan Allahnya. Sumber: Wawancara TokohIndonesia.com (Sabtu, 14 September 2002) dan Buku Jonathan Parapak: Pembelajar dan Pelayan. Ch. Robin Simanullang

Data Singkat
Jonathan Parapak, Rektor Universitas Pelita Harapan & Sekjen Dep. Pariwisata / Pelayan dan Pembelajar Indonesia | Ensiklopedi | Rektor Universitas Pelita Harapan, Rektor, Universitas Pelita Harapan, UPH, Direktur Utama PT Indosat, Indosat, Sekjen Departemen Parpostel, Sekjen Departemen Parsenibud
Advertisement

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini