Pelayan dan Pembelajar Indonesia

[ Jonathan Parapak ]
 
0
524

06 | Kembali ke Indonesia

Jonathan Parapak
Jonathan Parapak

Berbekal ilmu yang diperoleh di universitas dan pengalaman kerja di berbagai bidang, Nathan kembali ke Indonesia pada September 1969.

Semula ia berharap untuk mengabdi di lingkungan Perumtel (PT Telkom waktu itu), namun akhirnya ia bergabung tahun itu juga dengan Indosat (PMA), anak perusahaan International Telegraph & Telephone (ITT). Sebuah perusahaan yang dibentuk atas kerjasama AS-RI di bidang telekomunikasi.

Karirnya di lingkungan Indosat, dimulai dari bawah, menarik kabel, memelihara perangkat komunikasi, menginstalasi perangkat telekomunikasi, dan pimpinan proyek stasiun bumi, sistem komunikasi kabel laut. Hingga dalam waktu relatif singkat meningkat ke jajaran manajemen sampai ia menjadi pimpinan Indosat (PMA-ITT) pada usia yang masih sangat muda.

Selama Indosat masih berada di lingkungan ITT dengan Kantor Pusat di New York, Parapak mendapat kesempatan belajar dan membuktikan bahwa ia bisa memimpin perusahaan yang berteknologi canggih, berskala intemasiona1. Ia ikut merintis pembangunan Sistem Komunikasi Kabel Laut ASEAN, Sistem Komunikasi Kabel Laut ke Timur Tengah, Eropa dan Australia.

Ia segera mendapat kesempatan mewakili perusahaan di berbagai pertemuan dan konferensi internasional, seperti di International Telecommunication Union (ITU), di Intelsat (International Satellite System), Inmarsat (International Maritime Satellite System). Ia pun menjadi figur internasional yang diperhitungkan dan diundang sebagai pembicara di berbagai konferensi dan seminar.

Tidak lama ia menduduki posisi puncak di Indosat (ITT), pada tahun 1980 pemerintah memutuskan untuk membeli seluruh saham Indosat. Keputusan Pemerintah Indonesia ini sangat mengejutkan ITT, karena kontraknya seharusnya sampai tahun 1989. Sebagai Pimpinan Puncak (Managing Director), Parapak menghadapi dilema, kepentingan nasional atau kelanjutan kontrak (perjanjian) yang sah.

Parapak mengambil posisi bahwa kepentingan nasional, keputusan pemerintah harus didahulukan. Namun pembelian seyogianya dilaksanakan dengan dasar win-win agar citra bangsa tetap terpelihara. Parapak sangat terlibat dalam seluruh proses negosiasi yang akhirnya dapat mempengaruhi manajemen ITT untuk menerima keputusan Pemerintah. Parapak bekerja keras siang malam, antara Jakarta dan New York. Akhirnya dalam waktu singkat dicapai kesepakatan harga yang dinilai adil untuk kedua belah pihak. Bersambung Ch. Robin Simanullang

Advertisement

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here