Kisah Islam Masuk Tanah Batak
Sisingamangaraja XIIKisah Islam Masuk Tanah Batak (2)
Teori Barus
Sejak tahun 672 Masehi atau tahun 48 Hijriyah, Islam sudah masuk ke labuhan Tanah Batak, Lobu Tua, Barus. Tetapi penyebaran agama Islam masih terbatas hanya dianut para pedagang pendatang. Namun, diperkirakan satu-dua orang Batak sudah mulai ada yang beragama Islam. Mereka ini lama kelamaan bahkan kehilangan identias kebatakannya dengan mengganti nama dan menghilangkan marganya.
Kemudian, Lobu Tua lebih dikenal sebagai kota pelabuhan bernama Barus, sebagai tempat pembelian (sumber) kapur barus, sudah disinggahi para penjelajah dan pedagang dari berbagai belahan dunia sejak sebelum abad 1, di antaranya pedagang dari Parsi, Mesir, Arab, dan Tamil India. Kejayaan kota tua Barus sebagai bandar niaga dunia dikuatkan oleh sebuah peta kuno yang dibuat oleh Claudius Ptolemaeus. Pada sekitar 150 Masehi, Ptolemaeus telah menyebut (merujuk) Sumatera Utara dan pulau-pulau sekitarnya sebagai Kepulauan Barus.
Claude Guillot memaparkan bukti-bukti arkeologi bahwa sejak abad ke 6 Masehi, Barus sudah menjadi kawasan perdagangan yang ramai. Pada akhir abad ke 7 yang juga merupakan abad pertama Hijriah, pedagang-pedagang Arab mulai menjejakkan kakinya di pelabuhan Barus. Abad 7, Islam sudah masuk di Barus. Terbukti ditemukannya Makam Papan Tinggi, Makam Mahligai, Makam Syekh Mahdun, Makam Syekh Ibrahim Syah, Makam Tuan Ambar, Makam Tuan Syekh Badan Batu di Barus. Di batu nisan Makam Mahligai tertulis Syekh Rukunuddin wafat tahun 672 Masehi atau tahun 48 Hijriyah.
Jadi sejak tahun 672 Masehi atau tahun 48 Hijriyah, Islam sudah masuk ke labuhan Tanah Batak, Lobu Tua, Barus. Tetapi penyebaran agama Islam masih terbatas hanya dianut para pedagang pendatang. Mohammad Said, mengacu catatan Ibn Khordahbeh tentang kedatangan orang Arab ke Barus, memperkirakan Islam sudah masuk ke Tanah Batak melalui Barus sejak abad 9 M atau 2 abad sejak agama Islam berkembang ke luar jazirah Arab. Paling tidak sejak abad 14, Barus telah menjadi salah satu pusat Islam yang pertama dan paling penting di Sumatra, seperti yang terbukti dengan makam-makam Islam yang masih terlihat. Dari Barus para pedagang Arab menyebarkan Islam ke Singkel, Pakpak Dairi dan Tanah Karo.