WAWANCARA SISWONO: Sekitar 51 persen populasi masyarakat Indonesia adalah petani, maka sejahteranya petani adalah sejahteranya Indonesia. Ketua Umum HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia), Dr. (Hc) Ir. Siswono Yudohusodo menegaskan hal itu dalam wawancara dengan Wartawan TokohIndonesia.Com Ch. Robin Simanullang. Menurutnya, bangsa dengan etos ekonomi mandiri tidak membelanjakan devisa yang diperoleh dengan susah payah itu untuk membeli bahan pangan selama produk itu dapat diproduksi sendiri.
Pancasila selaku dasar negara sudah mulai banyak dilupakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal, perjalanan suatu bangsa tidak dapat kita penggal sepotong-sepotong jika kita ingin perubahan nasib bangsa menuju Indonesia yang lebih baik. Banyak warisan pendahulu negeri ini yang baik yang dapat kita teruskan dan lestarikan sebagai pedoman untuk melangkah di masa mendatang. Salah satunya yang paling penting adalah Pancasila.
DR Suhardiman pendiri Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) sering disebut sebagai dukun politik. Hal ini terutama dikaitkan dengan seringnya dia membuat geger dengan ramalan-ramalan politiknya yang kemudian terbukti terjadi.
Laksamana Agus Suhartono memang ditakdirkan menjadi Panglima TNI. Sebab pas dia menjabat Kepala Staf Angkatan Laut, saatnya giliran pelaut (Angkatan Laut) jadi Panglima Tentara Nasional Indonesia (Panglima TNI).
WAWANCARA SYAMSUL MU'ARIF: Dia seorang politisi yang tidak pernah mengejar jabatan. "Berkeinginan itu tidak boleh. Itu prinsip hidup saya. Tetapi kalau saya diberi tugas, saya harus laksanakan dengan baik. Semampu saya," kata Syamsul Mu'arif, Menteri Negara Komunikasi dan Informasi Kabinet Gotong-Royong, ini dalam wawancara dengan Wartawan TokohIndonesia.Com, di ruang tamu kantornya Jalan Medan Merdeka Barat (8/9/2004).
Tokoh Indonesia DotCom, yang tengah dibangun menjadi Ensiklopedi Online Tokoh Indonesia, mendapat banyak surat, baik dari dalam maupun luar negeri, yang mengapresiasi kehadiran media ini. Sangat banyak yang berharap agar secepatnya semakin banyak profil (biografi) tokoh Indonesia terpublikasikan di media ini. Tidak hanya profil para pahlawan, pejabat, elit politik dan pengusaha besar, tetapi juga tokoh muda dan para calon pemimpin masa depan.
Tentara Nasional Indonesia (TNI) tidak lahir secara tiba-tiba di saat negara ini sudah mapan. Secara historis, cikal-bakal TNI adalah sebagian rakyat bersenjata yang berjuang mengorbankan jiwa dan raganya mengusir penjajah. Keniscayaan sejarah TNI itu yang tidak boleh hilang. Sebab, itulah jati diri TNI.
Oleh: Ir Rauf Purnama, Ketua Umum PII Jakarta, 01/09/2004: Indonesia adalah negara kaya namun relatif masih belum makmur dan sejahtera. Hal itu terlihat dari masih rendahnya angka GDP (Gross Domestic Product), penerimaan pemerintah dari Pajak (PPn dan PPh), Non Pajak, cadangan devisa, serta masih sempitnya lapangan pekerjaan.
Mantan Wakil Presiden (1993-1998) dan Panglima ABRI (1988-1993) Jenderal (Purn) Try Sutrisno, menegaskan sikapnya tentang amandemen UUD 1945. Menurutnya, amandemen itu sebaiknya segera dikaji ulang. Sekarang ini kita sudah terlalu liberal. Sudah banyak undang-undang tidak konsekuen dengan Pancasila. Tidak ada lagi GBHN dan fungsi MPR telah dipreteli.
Kini politik pangan Indonesia lebih berpihak efisiensi ketimbang orientasi kemandirian pangan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pemerintah lebih memilih kebijakan impor dengan alasan lebih efisien (murah) daripada susah-payah membenahi pertanian yang digumuli jutaan rakyat petani Indonesia. Salah kaprah ini merajalela semenjak amandemen UUD 1945 yang mebuka pintu lebar-lebar bagi ekonomi neolib dan menghimpit ekonomi kerakyatan (Ekonomi Pancasila).
Sebelum Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014, semua partai politik semestinya sudah bersatu dalam dua koalisi besar bersama. Mestinya dua koalisi saja mulai dari sekarang. Jadi hanya ada dua koalisi A dan B. Nanti parpol yang memeroleh suara terbesar dalam Pemilu Legislatif pada koalisi satu dan koalisi dua itulah yang berhak mencalonkan presiden. Terbanyak kedua jadi Wakil Presiden, selebihnya menjadi menteri-menterinya.
Profesor Doktor Bambang Sugiharto, pria kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, 6 Maret 1956, oleh kawan-kawannya dijuluki sebagai "filsuf underground". Doktor filsafat yang lulus "summa cum laude" dari Universitas San Tomasso, Roma, Italia, itu bukan hanya gemar musik rock, tetapi juga dekat dengan komunitas "underground" Bandung.
WAWANCARA: Wapres Jusuf Kalla sempat menyindir ruangan dirut Bank Mandiri di lantai 3 Plaza Mandiri, Jakarta, seluas lapangan sepak bola. Namun, itu cerita masa lalu. Kini ruangan semua direksi jauh lebih kecil, termasuk ruang kerja Agus yang hanya berkisar 20 meter persegi. Ruang itu berdinding kaca, sehingga tampak dari luar. Rupanya, Agus ingin memberikan teladan soal transparansi dan kebersahajaan di Bank Mandiri.
Masih ingat slogan "Cintailah Produk-Produk Indonesia" yang dilontarkan Alim Markus? Bagi pria kelahiran Surabaya, 24 September 1951, ini slogan tersebut cermin semangat nasionalisme, yang harus terus dibangkitkan. Untuk memelihara semangat itu, di perusahaannya, setiap peringatan HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus, ia masih rutin menjadi inspektur upacara.
Jakarta, 1 Agustus 2008: Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah dan Pendiri Maarif Institute, Ahmad Syafii Maarif, dianugerahi Magsaysay Award 2008 kategori Perdamaian dan Pemahaman Internasional. Dewan Pengawas Ramon Magsaysay Award Foundation di Manila, mengumumkan hal itu Kamis (31/7/2008).
WAWANCARA: Prof Dr Hasjim Djalal sebagai seorang diplomat senior dan tokoh hukum laut internasional punya andil besar dalam proses mewujudkan pengakuan dunia atas Indonesia sebagai suatu negara kepulauan (archipelagic state). Dalam rangka Tahun Emas Deklarasi Djoeanda dan Hari Nusantara 13 Desember 2007, kami mewawancarainya.
Dalam hal kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden M Jusuf Kalla, kalau dilihat dari luar, bisa digambarkan seperti antara sais dan joki. Kepemimpinan Presiden SBY (jenderal yang berpikir dan berkultur Jawa) bertindak konsepsional dan hati-hati, sehingga dibilang orang cenderung peragu. Sementara Wapres Jusuf Kalla (saudagar berkultur Bugis) lebih bertindak cepat dan pragmatis, sehingga dibilang orang melampaui batas kewenangan. Bahkan, ada kesan, duet ini sering kali bersaing berebut pengaruh dan kekuasaan.
Masalah tenaga kerja tidak asing lagi bagi Drs H Serta Ginting. Selama 30 tahun lebih ia bekerja sebagai karyawan PT Perkebunan Nusantara III (Persero). Dia juga pernah mengetuai Federasi SP-Bun PTP Nusantara I-XIV, yang tentu saja banyak bersentuhan dengan masalah ketenagakerjaan.
Duet SBY-JK (Susilo Bambang Yudhoyono – Jusuf Kalla) sebagai Presiden dan Wakil Presiden pilihan rakyat secara langsung, merupakan duet yang paling ideal sepanjang sejarah republik ini. Mereka berdua telah bekerja luar biasa. Tidak mengenal hari Sabtu-Minggu, siang dan malam. Wakil Ketua MPR HM Aksa Mahmud menegaskan hal itu dalam wawancara dengan Wartawan Tokoh Indonesia. Menurutnya, pemerintahan ini masih jauh lebih baik dibanding dengan yang sebelum-sebelumnya.
Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) di bawah kepemimpinan Freddy Numberi, seorang purnawirawan TNI Angkatan Laut dengan pangkat terakhir Laksamana Madya, giat melakukan perbaikan demi perbaikan yang, didasarkan atas tekad bulat untuk mengembalikan kejayaan kebaharian kita. Tekad baja ini mulai menunjukkan berbagai keberhasilan, sekaligus mencuatkan aneka harapan lain yang lebih baru.
Bismar Siregar, SH mengistilahkan bukan lagi air mata yang bercucuran, darah telah berceceran dari pencari keadilan. "Tapi ternyata pejabat pengadilan tidak peduli yang demikian itu," keluhnya. Dia merasa bahagia tidak termasuk dalam lingkaran hakim-hakim yang bertanya: Mana lembaran Soedirman, mana lembaran Soeharto?
Menteri Perhubungan Hatta Rajasa menginginkan kereta api benar-benar bisa dikembangkan menjadi alat transportasi massal unggulan di Indonesia. Pesan singkat na-mun bermakna ini langsung diter-jemahkan Dirjen Perkeretaapian Soemino Eko Saputro dengan program yang disebutnya sebagai Kebijakan Strategis Direktorat Jenderal Perkeretaapian.
DR Suhardiman pendiri Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) sering disebut sebagai dukun politik. Hal ini terutama dikaitkan dengan seringnya dia membuat geger dengan ramalan-ramalan politiknya yang kemudian terbukti terjadi.