Kapolri Brilian dan Terpercaya
Tito Karnavian
Pastikan Keamanan Negara Kondusif: Jenderal Polisi Tito Karnavian menunjukkan kapasitasnya yang amat mumpuni dan cemerlang (brilian) sebagai Kapolri (Kepala Kepolisian Negara RI). Pada tahun pertama masa jabatannya (dilantik 13 Juli 2016), dia berhasil menindak para teroris sebelum beraksi, terutama berhasil mengamankan enam kali demo besar-besaran bela Islam dengan berbagai hal yang mungkin menyusupi dan menungganginya. Dia pekerja ekstra keras (polisi profesional dan terpercaya), yang tak kenal lelah siang-malam (siaga 24 jam), untuk memastikan situasi keamanan nasional (negara) kondusif.
Dia berhasil gemilang mengatasi berbagai tantangan yang berpotensi mengganggu keamanan nasional. Di antaranya rangkaian enam kali demo bela Islam. Terutama demo 212 (2 Desember 2016) yang diikuti hampir jutaan orang berhasil dikendalikan bahkan diubah menjadi Doa Bersama. Sehingga para penunggang dan penyusup aksi intoleran dan gerakan makar gigit jari dan sebagian dibekuk. Dia pun berhasil mencegah kemungkinan terjadinya konflik dan kerusuhan akibat penyusupan aksi intoleran dan gerakan makar tersebut. Suatu keberhasilan pengamanan yang fenomenal. Sungguh, dia Kapolri yang brilian[1] dan terpercaya.
Amat pantas, jika keberhasilan tersebut membuat Presiden Jokowi tampak tetap konfiden bahwa situasi keamanan negara (nasional) ter-kendali. Keberhasilan pengendalian keamanan nasional prima yang patut juga membuat Presiden Jokowi tak hirau pada isu miring (gila) yang menyebut kesetujuan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo pada pemufakatan jahat makar, sebagaimana dilansir seorang wartawan asing, untuk memperkeruh situasi.
Presiden Jokowi tetap konfiden karena dia punya Kapolri brilian, hebat dan terpercaya yang berkoordinasi padu dengan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan tiga Kepala Staf (AD, AL dan AU) yang patriot serta Kepala BIN Jenderal Budi Gunawan (mata Presiden) terpercaya.
Pengamatan TokohIndonesia.com, tanpa ‘kehebatan’ Kapolri Jenderal Tito Karnavian melakukan tindakan persuasif, preventif dan represif (penegakan hukum), dengan koordinasi yang baik dan padu bersama Kepala BIN Jenderal Budi Gunawan dan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, serta dengan berbagai eleman bangsa lainnya dibawah koordinasi Mekopolhukam Wiranto, kemungkinan Presiden Jokowi tidak akan sekonfiden (yakin, percaya dalam-dalam) saat ini. Kapolri Jenderal Tito Karnavian tampaknya menjadi mahkota keyakinan Presiden Jokowi tentang jaminan keamanan nasional tersebut, dengan tidak bermaksud kurang menghargai peran Kepala BIN, Panglima TNI dan jajarannya serta Menkopolhukam dan jajaran kabinet lainnya.
Tahun pertama menjabat Kapolri (sejak 13 Juli 2016), Jenderal Polisi Tito Karnavian, langsung diperhadapkan dengan berbagai masalah dan peristiwa yang berpotensi mengganggu ketertiban dan keamanan nasional. Namun, mantan Kapolda Metro Jaya itu kelihatan selalu percaya diri, tenang dan berani mengambil risiko untuk mengatasi (solusi) setiap masalah dan peristiwa yang berpotensi mengancam (mengganggu) keamanan/ketertiban masyarakat dan keamanan nasional.
Di antaranya yang paling menonjol, masalah teroris, demo besar-besaran bela Islam, aksi intoleran dan isu SARA, pemufakatan makar (menggulingkan pemerintah yang sah) dan dampak berita hoax. Mayarakat pun mengapresiasi kinerja Kapolri, antara lain, dengan mengirim karangan bunga dengan inti pesan mendukung sepenuhnya Polri untuk menindak tegas aksi intoleran dan anti Pancasila.
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian langsung diperhadapkan dengan berbagai tantangan keamanan tersebut secara serempak dalam kurun waktu relatif singkat, terutama sejak Oktober 2016 sampai Mei 2017. Diperhadapkan dengan situasi itu, dia selalu tampil tenang, tak pernah terlihat bimbang apalagi galau. Dia selalu yakin dengan semua tindakan persuasif, preventif dan represif yang dilakukannya (Polri). Dengan koordinasi yang amat baik, terutama bersama Panglima TNI Jendral TNI Gatot Nurmantyo dan Kepala BIN Jenderal Pol Budi Gunawan serta koordinasi Menkopolhukam Wiranto, dia mampu mengendalikan situasi dan meyakinkan rasa aman (keamanan dan ketertiban) publik.
Dalam peristiwa-peristiwa besar yang berpotensi mengancam keamanan nasional itu, Polisi selalu ha-dir dan melaksanakan tugas secara profesional dan proporsional. Dia mampu mengendalikan dan meyakinkan jajaran aparat kepolisian mulai dari tingkat terendah sampai tingkat perwira tinggi untuk melaksanakan tugas sebagaimana mastinya, sesuai standard operational procedure (sop) kepolisian. Korps Bhayangkara benar-benar padu terkoordinir.
Memang, sejak awal, Jenderal Tito Karnavian telah menegaskan bahwa salah satu fokus utamanya sebagai Kapolri adalah menangani kejahatan yang berimplikasi kontingensi seperti terorisme, konflik intoleransi dan konflik massal. Dia pun membuktikan ucapannya dengan tindak nyata.
Dia hebat! Beruntung Presiden Jokowi memiliki kejelian saat memilihnya menjadi Kapolri, padahal masih banyak Pati (Komjen) lebih senior. Dia pun tampak tidak menemui kesulitan memimpin para seniornya itu, karena memang para seniornya pun mendukungnya, tidak sekadar legowo. Juga Menkopolhukam, Panglima TNI dan Kepala BIN dan jajarannya juga padu mendukungnya. Sehingga kekuasaan negara benar-benar mereka hadirkan untuk menjamin rasa aman bagi rakyatnya.
Penulis: Ch. Robin Simanullang | Bio TokohIndonesia.com