back to top

BIOGRAFI TERBARU

Continue to the category
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
More
    30.8 C
    Jakarta
    Populer Hari Ini
    Populer Minggu Ini
    Populer (All Time)
    Ultah Minggu Ini
    Lama Membaca: 2 menit
    Lama Membaca: 2 menit
    Lama Membaca: 2 menit
    Lama Membaca: 2 menit

    Ensiklopedi

    Guru Etos Indonesia

    Dia adalah konseptor, kreator, dan developer pelatihan etos kerja pertama di dunia. Dijuluki sebagai Mr Ethos, Guru Etos Indonesia, bahkan Bapak Etos Indonesia. Pendiri dan pemimpin Institut Darma Mahardika ini, di dunia pengembangan kualitas SDM, dikenal seorang suhu, guru besar, grand master training yang berkompetensi memberikan lisensi dan sertifikasi bagi lembaga dan orang lain untuk menyelenggarakan program-program pengembangan SDM berbasis etos kerja.

    Bangun Komunitas Masyarakat Baru

    Dia memperoleh banyak kepuasan batin lewat berbagai pengabdian di beberapa BUMN. Dia sangat berperan membangun dan meningkatkan kinerja PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) sekaligus membangun sebuah komunitas masyarakat baru di Bontang. Dia juga berhasil menyelamatkan PT Asean Aceh Fertilizer (AAF) dari kebangkrutan bahkan sampai berhasil memberikan dividen 50 juta dolar AS selama ia bertugas di sana. Kemudian diperhadapkan pada aneka problematika PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) Palembang.

    Bapak Sosiologi Indonesia

    Seorang lagi putera bangsa terbaik telah tiada. Ia 'Bapak Sosiologi Indonesia' Prof Dr Kanjeng Pangeran Haryo Selo Soemardjan (88), meninggal dunia Rabu 11/6/03 pukul 12.55 di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta, karena komplikasi jantung dan stroke. Sosiolog yang mantan camat kelahiran Yogyakarta, 23 Mei 1915 ini dikebumikan di Pemakaman Kuncen, Yogyakarta, hari Kamis 12/6/03 pukul 12.00 WIB. Penerima Bintang Mahaputra Utama dari pemerintah ini adalah pendiri sekaligus dekan pertama Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (kini FISIP-UI) dan sampai akhir hayatnya dengan setia menjadi dosen sosiologi di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI).

    Pahlawan Olahraga Indonesia

    Indonesia berduka. Ferry Sonneville, 'pahlawan' tiga kali meraih Piala Thomas, meninggal dunia di Rumah Sakit MMC Kuningan, Jakarta Selatan, pukul 05.20 WIB, Kamis 20 November 2003. Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) ini, tutup usia akibat kanker darah (leukemia) yang telah diderita selama satu setengah tahun. Jenazah Ferry dikremasi di Krematorium Nirwana, Bekasi, Sabtu (22/11) pukul 10.00, setelah diadakan misa requiem di Gereja Katedral, Jumat (21/11).

    Pejuang Manusia Setara

    Romo Antonius Benny Susetyo Pr, pastor dan aktivis penggerak manusia merdeka dan setara. Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan (HAK) Konferensi Waligereja Indonesia, dan  Pendiri (Founding Partner) Setara Institute (Institute for Democracy and Peace), ini lahir di Malang, 10 Oktober 1968. Alumni Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Widya Sasana Malang tahun 1996, ini seorang pastor muda pengusung gerakan moral bangsa.
    Majalah Horas Indonesia Edisi 08

    Dubes Termuda Menuju Puncak

    Dia diplomat muda yang tengah menuju puncak karir dan tampaknya tengah dipersiapkan menjadi Menteri Luar Negeri.

    Berjanji Pulihkan Citra Indonesia

    Ia berjanji memberikan prioritas pada masalah politik luar negeri yaitu, melaksanakan politik bebas aktif, terutama dalam upaya memulihkan citra dan kepercayaan dunia luar kepada Indonesia. Ia terutama juga berusaha memagari disintegrasi dan tentu saja membantu pemulihan ekonomi.

    Ketua Muda Agama MA

    Ketua Muda Agama Mahkamah Agung RI, kelahiran 1 Februari 1945 ini, menjabat Ketua Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Sulawesi Selatan sebelum menjadi hakim agung. Jabatan itu dipegangnya sejak 1996. Dia alumnus Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alaudin Makassar (1973), dan Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar (1986) dan Program Magister Hukum Program Pascasarjana (PPS) UMI, sejak 1999.

    Populer

    Presiden RI Pertama Pilihan Rakyat

    Ini dia Presiden Republik Indonesia pertama hasil pilihan rakyat secara langsung. Lulusan terbaik Akabri (1973) yang akrab disapa SBY dan dijuluki 'Jenderal yang Berpikir', ini berpenampilan tenang, berwibawa serta bertutur kata bermakna dan sistematis. Dia menyerap aspirasi dan suara hati nurani rakyat yang menginginkan perubahan yang menjadi kunci kemenangannya dalam Pemilu Presiden putaran II 20 September 2004.

    Nasionalis Sentimentil Rindu Salatiga

    Doktor sosiologi yang terlahir dengan nama Soe Hok Djin ini meninggalkan status sebagai dosen di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga, Jawa Tengah, pasca kerusuhan Mei 1998. Kemudian bersama istri Leila Ch. Budiman bermukim dan mengajar di Universitas Melbourne, Australia. Dia agaknya belum mau menghentikan sedikitpun suara kritisnya. Sejak masih muda lelaki keturunan Tionghoa ini sudah berani mengkritisi kebijakan Presiden Soekarno bahkan turut turun ke jalanan berdemosntrasi bersama mahasiswa menumbangkan Orde Lama.

    Maestro Mars dan Himne

    Nortier Simanungkalit seorang maestro Indonesia. Komponis lulusan Pedagogi UGM itu telah mencipta lebih 150 komposisi musik yang semuanya berupa mars dan himne. Maestro kelahiran Tarutung, 17 Desember 1929 yang juga mantan Komandan Tentara Pelajar Sub-Teritorial VII Sumatera Utara, itu menekuni musik sejak berusia 19 tahun. Karya pertamanya sebuah lagu seriosa Sekuntum Bunga.

    Artikel Lainnya

    Miliarder Terkaya Indonesia

    Michael Bambang Hartono pemilik perusahaan rokok Djarum yang juga memiliki saham di Bank Central Asia masih tetap sebagai miliarder terkaya Indonesia. Sesuai daftar orang terkaya dunia yang dirilis Hurun Research Institute, Selasa (3/2/2015), pria kelahiran Semarang, 2 Oktober 1939, itu menempati ranking ke-185 dunia dengan kekayaan 6,5 miliar dollar AS atau setara Rp 81,25 triliun (kurs 1 dollar AS setara Rp 12.500), sama dengan kekayaannya tahun lalu.

    Jalan Keadilan di Tengah Kezaliman

    Sungguh, kisah perjalanan hidup Prof. Dr. Romli Atmasasmita, SH, LLM, pantas dikategorikan sebagai biografi hukum paripurna. Setiap derap langkahnya dipenuhi molekul-molekul hukum dalam berbagai unsur, lengkap dan paripurna. Seorang guru besar hukum yang telah disepuh memahami ilmu hukum dengan mengalami sendiri praktik penerapan hukumnya. Dia insan hukum paripurna.Penulis: Drs. Ch. Robin Simanullang

    Legenda Penyair Soekarnois

    Sastrawan Angkatan 1945 Sitor Situmorang meninggal di Belanda Minggu, 21 Desember 2014 dalam usia 91 tahun. Jenazah penyair 'Soekarnois' kelahiran Harianboho, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, 2 Oktober 1924, itu dipulangkan ke tanah air dan sesuai wasiatnya dimakamkan di tanah kelahirannya, 1 Januari 2015.

    Srikandi Kebebasan Beragama

    Sinta Nuriyah Wahid, Sang Ibu yang tak pernah lelah menyuarakan kebebasan beragama dan membela hak-hak konstitusional kelompok minoritas. Isteri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tersebut patut diapresiasi sebagai Srikandi Kebebasan Beragama di Indonesia.

    Pembentukan Jati Diri

    Integritas dan kapabilitas, kreatif dan inovatif, kasih sayang dan kepedulian sosial, kejujuran dan ketulusan, kewajaran dan keadilan, kepercayaan dan tanggung jawab, akal budi dan tawakal, telah menjadi bagian integral dalam proses pembentukan jati diri Ir. Rauf Purnama.Penulis: Ch. Robin Simanullang

    Arsitek KPK

    Prof. Romli Atmasasmita punya peran besar dalam reformasi hukum di negeri ini. Dialah arsitek UU Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan pembentukan KPK. Romli berperan strategis selaku Ketua Tim Perumus RUU KPK dan Ketua Tim Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK yang pertama.1]

    Berjanji Jaga Pancasila

    H. Zulkifli Hasan, SE., MM, lahir di Penengahan, Lampung Selatan, 17 Mei 1962, terpilih menjadi Ketua MPR Periode 2014 – 2019. Mantan Sekjen Partai Amanat Nasional (2005 – 2010) dan Menteri Kehutanan RI (22 Oktober 2009 sampai 1 Oktober 2014), itu berjanji akan menjaga Pancasila, UUD 1945 dan NKRI.

    Jenderal Peredam Kerusuhan

    Rekam jejak langkah Letjen  TNI (Purn) Sutiyoso, SH sebagai Pangdam Jaya menunjukkan bahwa dia seorang jenderal (pemimpin) lapangan yang amat teruji. Teruji, bagaimana dia berhasil dengan baik meredam dan mengatasi berbagai peristiwa dan kerusuhan, seperti peristiwa kerusuhan 27 Juli 1996 dan rentetan kerusuhan pada masa kampanye Pemilu Mei 1997. Dengan gaya dan karakter kepemimpinannya yang berani dan terkesan dingin, Sutiyoso mampu bertindak cepat dan tepat untuk meredam berbagai peristiwa kerusuhan tersebut menjadi bersifat lokal dan tidak merembet lebih luas ke mana-mana.

    Arsitek Pembentukan KPK

    Prof. Dr. Romli Atmasasmita, SH, LLM adalah arsitek pembentukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dialah yang mengarsiteki dan memimpin tim mulai dari persi­apan, pembentukan UU Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dilanjutkan dengan persiapan dan pem­bentukan KPK. Romli berperan strategis selaku Ketua Tim Perumus RUU KPK dan Ketua Tim Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK yang pertama.1]

    The Real General

    Pembaca! Setelah menyimak sebagian jejak rekam Letnan Jenderal TNI (Purn) Sutiyoso selama meniti karir militernya, yang ditulis dalam buku The Field General, kita menemukan kata yang amat pantas ditoreh sebagai predikatnya, bukan saja sebagai The Field General tetapi juga The Real General! Dia jenderal lapangan sejati yang berani, cakap, tangkas, cepat dan tepat mengambil keputusan penting (decisive, decision maker) dalam kondisi normal ataupun genting, dan apa pun risikonya (risk taker).

    Berani Netral dengan Nyata

    Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Budiman menunjukkan kejujuran, integritas, independensi dan profesionalitasnya saat menjamin netralitas TNI AD dalam Pilpres 2014. Dia tidak sekadar memublikasi netralitas TNI AD dengan pernyataan yang diliput media, melainkan berani jujur dan netral dengan tindakan nyata.

    Mimpi Indonesia Jenderal Visioner

    Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan, mempunyai mimpi bahwa suatu hari nanti kita semua akan menghargai dan menghormati sesama warga bukan karena punya latar belakang etnis yang serupa, bukan karena berasal dari kampung halaman yang sama, bukan juga karena suatu iman dan satu agama, melainkan dihargai dan dihormati karena ia orang Indonesia yang mampu berjuang untuk mengangkat harkat dan hidup manusia-manusia Indonesia lainnya.

    Advertisement

    spot_img