Pelayan dan Pembelajar Indonesia
Jonathan Parapak
[ENSIKLOPEDI] Rektor Universitas Pelita Harapan ini seorang pelayan dan pembelajar. Kiprahnya dalam pengembangan teknologi informasi dan telekomunikasi di Indonesia, tak dapat dilupakan. Kebesaran PT Indosat tidak dapat dilepaskan dari sentuhan tangan dingin yang dilandasi ketajaman visi dan prediksinya ke depan. Ia, Jonathan Parapak, taruk yang bersemi dari Tana Toraja, pembelajar dan pelayan telematika Indonesia.
Dr (HC) Jonathan L. Parapak, M.Eng.Sc, kelahiran Rantepao, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, 12 Juli 1942, itu adalah lulusan dari University of Tasmania, Australia. Dia dianugerahi gelar Doktor Kehormatan dari Ouachita Baptist University. Dia juga memiliki pengalaman luas dalam dunia bisnis dan layanan birokrasi pemerintah. Pernah menjabat sebagai Presiden, CEO, PT Indosat, Sekretaris Jenderal Departemen Pariwisata, Pos, Telekomunikasi, anggota Dewan Riset Nasional. Kemudian, menjadi Charman/Preskom beberapa perusahaan di lingkungan LIPPO-AcrossAsia Multimedia (Indonesia – sejak 2000) dan mengabdikan diri di Universitas Pelita Harapan (UPH) sejak tahun 2001. Lima tahun kemudian, tepatnya 2006, ia didaulat menjadi Presiden dan Rektor UPH.
Sejak awal Jonathan Parapak menyadari bahwa kemajuan teknologi informasi tidak hanya mempermudah komunikasi serta mempercepat penyebaran informasi, melainkan juga memiliki nilai strategis secara ekonomis dan politis. Lancarnya komunikasi dan informasi yang tidak lagi dibatasi oleh faktor geografis, memiliki sumbangan besar dalam mempersatukan bangsa. Visi itulah yang telah memotivasi Parapak untuk bekerja tak kenal lelah mengembangkan dunia informasi dan telekomunikasi demi bangsanya.
Inti pernyataan ini dipetik dari uraian Dr. Radius Prawiro dalam kata pengantar buku Pembelajar & Pelayan, yang diterbitkan Institut Darma Mahardika, dalam rangka HUT ke-60 Jonathan Parapak, 12 Juli 2002.
Parapak sendiri mengganggap pernyataan itu terlalu membesarkannya. Bahkan saat berbincang dengan wartawan Tokoh Indonesia, di kediamannya Jalan Teuku Umar 14 Jakarta, Sabtu, 14 September 2002, ia merasa belum berbuat ‘apa-apa’ dibanding yang lain sehingga belum pantas digelari tokoh terkemuka Indonesia. Ia pun merasa tidak berkepentingan profilnya sebagai tokoh ditampilkan di Ensiklopedi Online Tokoh Indonesia. Padahal kenyataan (sesungguhnya), di mata banyak orang, ia telah berbuat banyak di sekitar teknologi, manajemen, birokrasi dan sumber daya manusia, terutama dalam pengembangan telematika di Indonesia. Sehingga tidak heran bila banyak orang ingin belajar dari pengalaman Jonathan Parapak.
Ia memang seorang yang rendah hati. Sebagaimana dituturkan Radius Prawiro, Jonathan Parapak adalah sosok ideal seorang intelektual sejati sekaligus pekerja profesional yang tangguh. Ia seorang pembelajar sekaligus juga seorang pelayan. Ia berusaha membelajarkan masyarakat, namun tidak kehilangan minatnya untuk senantiasa belajar. Dengan penuh semangat, ia selalu membuka diri terhadap teknologi baru. Karyanya selama lebih dari sepuluh tahun sebagai Presiden Direktur PT Indosat, diakui, bukan saja oleh masyarakat Indonesia, tetapi juga oleh dunia.
Ia telah berhasil membuktikan komitmennya sebagai seorang pembelajar dan pelayan, baik dalam kapasitasnya sebagai manajer profesional dalam dunia usaha, maupun sebagai birokrat dalam pemerintahan. Melalui berbagai seminar dan ceramah-ceramah yang diberikannya ia berusaha membentuk kader-kader bangsa dan kader-kader Gereja yang visioner serta sadar akan misi lebih luas yang diembannya. Jauh dari rasa gamang, ia menatap jauh menuju masa depan bangsa Indonesia modern yang memiliki cakrawala lebih luas. Hal tersebut tidak hanya dilakukan di kalangan profesional, melainkan juga bagi masyarakat luas. Bersambung Ch. Robin Simanullang