04 | Dirikan STF Driyarkara

Keinginannya mendalami filsafat semasa rema ja di jerman, di kemudian hari ternyata bak pucuk di cinta ulam tiba. Setelah tiba dan mulai berkarya di Indonesia, pada tahun 1968 para atasan Indonesianya menugaskan dia untuk mengajar filsafat. Mereka tidak tahu-menahu bahwa Franz Magnis sejak semula dari Jerman mempunyai motivasi ke arah itu.
Kemudian tahun 1969 atasan Indonesia memberi tugas baru kepada Franz Magnis, untuk mendirikan sebuah perguruan tinggi filsafat di Jakarta bersama beberapa saudara lain dan dengan Ordo Fransiskan. Tugas itu meneruskan karya almarhum ahli filsafat Profesor Nocolaus Driyarkara, SJ.
Usul pendirian sekolah filsafat sebelumnya sudah pernah dimunculkan tahun 1967 oleh Profesor Slamet Iman Santoso kepada Pater Soenarja, seorang Provinsial Serikat Yesus Indonesia. Slamet Iman Santoso pada tahun 1967 adalah Dekan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, dia kawan lama Pater Driyarkara. Driyarkara ikut memberikan kuliah di Fakultas Psikologi UI.
Sekolah tinggi itu mereka beri nama Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, diproyeksikan harus menjadi pusat studi dan penelitian falsafah di Jakarta. Para Yesuit, Fransiskan muda, dan calon imam harus belajar di sekolah ini. Sejak permulaan Franz Magnis sudah menggariskan perguruan tinggi ini terbuka bagi para mahasiswa dari semua agama dan kepercayaan.
Untuk memberikan kuliah-kuliah psikologi pada semester permulaan terhadap delapan mahasiswa di ruang tamu biara Ursulin, di Jalan Haji Agus Salim ketika itu, Franz Magnis berhasil memboyong seorang bekas murid Pater Driyarkara yakni Doktor Fuad Hasan, orang yang di kemudian hari dipercaya Pemerintah RI menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Sebanyak dua kali antara tahun 1969 hingga 1971 dan tahun 1973-1985, Franz Magnis menduduki jabatan sebagai Sekretaris Akademis STF Driyarkara. Ada waktu yang terpotong, yaitu antara tahun 1971 hingga 1973 yang dia isi dengan mendalami studi filsafat, teologi moral, dan teori politik di Ludwig-Maximilians, Universitat Munchen, Jerman hingga mencapai gelar doktor filsafat di tahun 1973. Dia meraih gelar doktor dengan predikat summa cum laude atau sangat memuaskan dengan karya tulis mengenai Karl Marx.
Sebagai doktor, sejak tahun 1976 hingga tahun 1990 Franz Magnis diangkat menjadi dosen luar biasa di Jurusan Filsafat Fakultas Sastra Universitas Indonesia. e-ti | crs-marjuka situmorang | Majalah Tokoh Indonesia Edisi 12