Di tahun 90-an, Ronny Sianturi merupakan penyanyi yang banyak diidolakan anak-anak remaja. Bersama Edwin dan Yani, ia tergabung dalam grup vokal Trio Libels. Setelah sempat terjerumus dalam gaya hidup bebas selebriti, ia bangkit lalu hidup bagi Tuhan. Selain menyanyi, ia juga aktif di dunia presenter.
Selain dikenal sebagai sutradara video klip yang paling dicari, pria yang masuk dalam industri film sejak 1992 ini adalah sutradara yang banyak memproduksi film horor. Dimulai dengan film horor berjudul Jelangkung yang berhasil masuk dalam jajaran box office pada 2001. Kemudian disusul dengan 'Kuntilanak Trilogi' dimana ia berhasil meraih penghargaan sebagai sutradara terbaik dalam Bali International Film Festival untuk film Kuntilanak 3.
Lima puluh enam tahun ia berkarya di panggung seni. Sedikitnya ada 60-an judul film yang telah ia bintangi. Di masa senjanya, daya tariknya sebagai aktris kaya pengalaman masih bisa dinikmati lewat perannya sebagai Mak Nyak di serial Si Doel Anak Sekolahan.
Di tengah menjamurnya para penyanyi dangdut yang hanya menjual sensualitas, Evie Tamala tetap tampil santun dan bersahaja di atas panggung. Berkat sederet prestasi yang diraihnya, beberapa kalangan memberinya predikat salah satu diva musik dangdut. Belakangan Evie juga aktif di belakang panggung dengan menjadi produser beberapa penyanyi berbakat.
Kemampuan vokal Gita Gutawa tidak hanya diakui di Tanah Air tapi juga di tingkat internasional. Faktanya, di dalam negeri album pertamanya meraih Platinum Awards karena penjualan yang lebih dari 150 ribu kopi hanya dalam waktu 4 bulan. Album perdana itu juga mengantarkan Gita Gutawa menyabet penghargaan AMI Award tahun 2008. Di ajang internasional, ia juga meraih juara di International Nile Song Festival yang digelar di Mesir 29 Januari-3 Februari 2008.
Mama kembalilah padaku… itulah sebait lirik lagu berjudul Mama yang mempopulerkan namanya di tahun 70-an. Warna vokalnya yang berkarakter ditambah dengan kemampuannya menjangkau nada rendah dan tinggi membuat banyak lagu yang dibawakannya berhasil merajai puncak tangga lagu populer. Gaya rambut dan jenggot di dagunya juga banyak ditiru orang kala itu.
Suaranya khas, gaya panggungnya atraktif, penampilannya modis dengan topi yang selalu dikenakannya. Itulah Teuku Adi Fitrian atau yang beken dengan nama Tompi. Putra Aceh yang juga berprofesi sebagai dokter ini tidak hanya mahir mengolah vokal, tapi juga ahli menulis lagu.
Wajah indo, tubuh kekar, serta kemampuan beladirinya pernah menghiasi layar lebar di tahun 80-an. Setelah masa keemasannya berakhir, aktor laga senior yang menguasai beladiri taekwondo ini kembali berakting dengan memainkan peran lain yang lebih menantang.
Deddy Corbuzier seorang mentalist andal pertama dan terunggul yang dimiliki Indonesia. Untuk menghibur penonton, pria yang mengaku tidak percaya perdukunan dan paranormal ini kerap menggabungkan efek-efek psikologi, parapsikologi, mind power, mind reading, psikokinetik, dan human research pada kemampuan mentalistnya.
Sebelum kehadiran Krisdayanti di jagad musik pop, nama Rita Effendy menjadi simbol lagu romantis di dekade 90-an lewat tembang-tembang berlirik puitis yang dipopulerkannya. Lagunya yang paling terkenal adalah Januari di Kota Dili dan Selamat Jalan Kekasih.
Sepanjang karirnya di dunia tarik suara, ia telah menelurkan belasan album rohani maupun sekuler baik berbahasa Indonesia maupun Jawa. Jenis musik yang diusungnya pun beraneka ragam mulai dari pop, keroncong, campur sari, hingga dangdut.
Putri mendiang Singgih Hadipranowo, mantan duta besar RI ini berprofesi sebagai penata musik untuk film, sinetron dan iklan serta pengiring musik di berbagai program musik, variety/reality show, seperti ajang pencarian bakat Akademi Fantasi Indosiar (AFI) yang dulu sangat populer. Beberapa penyanyi yang pernah diiringinya antara lain Ruth Sahanaya, Siti Nurhaliza, Vina Panduwinata dan Titiek Puspa.
Pencipta lagu dan penyanyi bersuara khas yang berjaya di tahun 1980 hingga 1990-an ini banyak mengorbitkan penyanyi seperti Dian Piesesha, Maya Rumantir, Hetty Koes Endang dan Meriam Bellina. Selain mencipta dan menyanyikan lagu-lagu Indonesia populer, Pance Pondaag juga mencipta dan menyanyikan lagu-lagu rohani. Karyanya tak lekang dimakan zaman bahkan setelah kepergiannya menghadap Sang Khalik.
Kemanapun Rita Butar-butar diundang manggung, lagu "Didia Rokkap Hi" yang melambungkan namanya di tahun 80-an, wajib ia nyanyikan. Di sela-sela kesibukannya sebagai ibu rumah tangga, ia masih tampil dalam berbagai acara Batak dan berkolaborasi dengan penyanyi-penyanyi Batak saat membuat album.
Berlian Hutauruk mencuri perhatian publik lewat suara soprannya yang berkarakter ketika membawakan lagu Badai Pasti Berlalu pada tahun 1977. Meski lagu itu sudah sering dibawakan kembali oleh penyanyi lain, kedahsyatan suara Berlian tetap tidak tersaingi.
Kuldesak menjadi film pertama yang menandai debutnya sebagai produser, penulis naskah dan sutradara film layar lebar. Bersama Mira Lesmana, ia menggarap sejumlah film sukses seperti Petualangan Sherina, Gie, Ada Apa dengan Cinta, serta film yang diadaptasi dari novel karya Andrea Hirata, Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi. Boleh dibilang, ia termasuk salah satu sosok yang ikut memberi ruh baru pada dunia perfilman Tanah Air.
Musisi jazz berambut keriting ini menguasai hampir semua alat musik, dari keyboard, drum, gitar, saksofon, kecuali terompet. Kepiawaiannya memainkan "jurus-jurus" bergitar ala George Benson membuat ia dijuluki 'George Benson Indonesia'.
Perempuan cantik yang memilih drum sebagai instrumen bermusiknya ini, bersama suaminya, Wong Aksan, membuat scoring music untuk sejumlah film. Namanya mulai dikenal luas setelah berakting dalam film layar lebar Mereka Bilang, Saya Monyet! (2007) dan menggondol beberapa penghargaan antara lain Piala Citra sebagai Aktris Terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2009 dan Aktris Pendatang Baru Terbaik Indonesia Movie Award 2008.
Penyanyi yang populer di era tahun 80-an ini banyak membawakan tembang-tembang pop, rohani, hingga lagu daerah. Selain piawai di bidang olah vokal, Victor juga memiliki kepedulian yang tinggi pada sesamanya. Ia sering dilibatkan dalam berbagai kegiatan sosial.
Pedangdut senior yang sukses mempopulerkan lagu Lebih Baik Sakit Gigi, Jatuh Bangun, dan Senyum Membawa Luka ini semasa hidupnya produktif menyanyi dan mencipta lagu serta tampil sebagai pemeran dalam sinetron dan film layar lebar.
Di Indonesia, ia dijuluki Buaya Keroncong. Di luar negeri seperti Belanda dan Amerika Serikat, ia terkenal dengan sebutan The King of Keroncong. Namun semenjak didera kebutaan akibat penyakit diabetes, produktivitas penyanyi yang telah merilis sedikitnya 80 album keroncong dan belasan album rohani ini merosot drastis.