Bangun Komunitas Masyarakat Baru

Zaenal Soedjais
 
0
314
Zaenal Soedjais
Zaenal Soedjais | Tokoh.ID

[ENSIKLOPEDI] Dia memperoleh banyak kepuasan batin lewat berbagai pengabdian di beberapa BUMN. Dia sangat berperan membangun dan meningkatkan kinerja PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) sekaligus membangun sebuah komunitas masyarakat baru di Bontang. Dia juga berhasil menyelamatkan PT Asean Aceh Fertilizer (AAF) dari kebangkrutan bahkan sampai berhasil memberikan dividen 50 juta dolar AS selama ia bertugas di sana. Kemudian diperhadapkan pada aneka problematika PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) Palembang.

Keluar dari polemik apakah pabrik didirikan di off-shore atau on-shore di PKT, Zaenal Soedjais mulai menemukan sebuah dunia baru. Di sana dia bukan hanya berperan membangun dan meningkatkan kinerja perusahaan tetapi juga mebangun sebuah komunitas masyarakat baru. Dia membangun sarana infrastruktur, sistem, membangun desa dan sebagainya. Di sana ia bisa mewujudkan segala macam mimpi, pikiran dan obsesi yang sebelumnya tidak bisa dia wujudkan.

Di PKT, ia berperan dalam membangun tiga buah pabrik tambahan, membangun sebuah kawasan industri dan perumahan karyawan sebanyak 2.000 unit. Kepada karyawan yang sudah bekerja tiga tahun, dia menawarkan mendapatkan kepemilikan rumah tetapi lebih dahulu mesti terikat kerja. Dengan ikatan itu karyawan terpacu untuk bekerja loyal.

Bagi karyawan yang kebanyakan berasal dari pulau Jawa, ia meminta agar memutuskan hubungan psikologis dan sosiologisnya dengan Jawa. Sebab mereka, tadinya, jika anaknya hendak sekolah, dikirim ke Jawa, setiap sakit berobat ke Jawa, liburan pun ke Jawa.

Kalau liburan, karyawan juga ke Jawa, tentu orang sekampung akan menganggapnya sinterklas yang banyak duit. Lalu kasih duit sana-sini. Ketika kehabisan uang, karyawan malah tidak bisa pulang untuk kembali bekerja.

Begitu juga setiap anak karyawan, jika hendak sekolah harus ke Jawa. Karyawan tentu saja tidak bisa konsentrasi bekerja jika harus memikirkan anak yang sekolah di Jawa. Begitu pula dengan masalah kesehatan, karyawan tak percaya pada rumah sakit yang ada di Bontang.

Zaenal akhirnya berkesimpulan harus membangun komunitas masyarakat baru yang bisa sekaligus memutuskan keterikatan dengan Jawa. Dia lalu mendirikan rumah sakit yang jauh lebih bagus dari rumah sakit di Jawa. Bikin sekolah yang lebih bagus dari Jawa. Untuk itu dia memanggil konsultan dari fakultas pendidikan di Malang. Minta profesornya dikirim ke Kalimantan Timur untuk memberikan pengajaran sistem pendidikan.

Di Bontang dibangun sekolah yang setara sekolah berkualitas di Jakarta. Dari SD sampai SMA bahkan Sekolah Luar Biasa (SLB) pun tersedia. Dia juga membentuk kelompok marching band supaya ada kebanggaan siswa. Anak Zaenal Soedjais sendiri, pada akhirnya meminta pindah dari Al Azhar Jakarta ke Bontang yang antara lain karena tertarik dengan marching band.

Marching band Pupuk Kaltim tidak tanggung-tanggung didukung oleh 200 alat lengkap. Untuk membenahi marching band itu, Soedjais memanggil pelatih, konduktor, ahli dari Amerika yang sebelumnya di Sampoerna yakni Rene dan Andy yang waktu itu memperoleh bayaran 1.500 dolar AS/bulan.

Marching band Pupuk Kaltim selama bertahun-tahun selalu tampil juara grup. Tarakanita yang terkenal itu dikalahkan. Sejak dari itu, karyawan tak lagi menyekolahkan anaknya ke Jawa. Bahkan anak yang sempat sekolah di Jawa balik ke Bontang.

Advertisement

Ia juga membangun rumah sakit yang terbaik. Paling tidak untuk ukuran se Kalimantan. Rumahsakit Pupuk Kaltim akhirnya menjadi rujukan seluruh Kalimantan. Apa saja konfirmasinya datang ke RS Pupuk Kaltim. Sampai operasi kepala pun, digagas oleh Soedjais, suatu ketika harus di Kalimantan. Ahlinya dipanggil dari Jakarta walau mahal tapi menimbulkan kepercayaan.

Begitu pula, kalau berlibur, bukan lagi karyawan yang ke pergi Jawa, tetapi orangtuanya yang dipanggil dari Jawa.

Demikian pula mengenai pangan. Ia berhasil membuat program percontohan daerah pertanian terpadu seluas 10 hektar. Mulai dari sayur-mayur sampai ternak sapi. Dibuat percontohan bahwa daerah panas seperti Bontang bisa menanam dan menghasilkan tanaman daerah dingin seperti kol, tomat, wortel, dengan teknologi yang tepat. Akhirnya, Bontang yang sebelumnya mengandalkan pasokan makanan dari Surabaya dan mengimpor dari Singapura, menjadi mengekspor.

Bontang bukan hanya menjadi sumber pangan tetapi tempat rekreasi. Bontang menjadi contoh bagi orang-orang pertanian dari berbagai daerah, seperti Sulawesi Selatan dan Tana Toraja. Sejak itulah impor pangan, telur ayam maupun ayamnya, sapi dan sayur-sayuran dihentikan total. Malah Pupuk Kaltim bisa ekspor ke tempat lain.

Sebagai bagian dari komunitas olahraga, Pupuk Kaltim juga membangun sebuah stadion yang bisa menampung 50.000 orang. Demikian pula dengan sasana tinju. Pupuk Kaltim mendatangkan petinju-petinju, mengadakan perebutan gelar tinju nasional dan internasional. Pupuk Kaltim juga berprestasi dalam kompetisi nasional bolavoli. Soedjais sendiri dipercaya menjadi Ketua PBVSI Propinsi Kalimantan Timur

Sewaktu Kapolri dijabat Jenderal Polisi Kunarto, demikian pula para Kapolri sebelumnya yang biasanya selalu menjadi ketua PBVSI, semua Ketua PBVSI tingkat propinsi selalu dirangkap oleh Kapolda, kecuali propinsi Kalimantan Timur yang dijabat oleh Zaenal Soedjais. Maka, kalau ada rapat, semua peserta yang hadir adalah Kapolda, kecuali Soedjais yang direksi PT Pupuk Kaltim. (Bersambung) ms,crs (Diterbitkan juga di Majalah Tokoh Indonesia Edisi 12)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini