Hakim agung ini adalah seorang akademisi. Ia guru besar FH Universitas Indonesia, Jakarta, yang lahir di Ternate, Maluku Utara, pada 27 Juni 1944. Ia alumnus FH UI Jakarta jurusan Hukum Perdata Internasional (1969). Kemudian, meraih gelar Master of Art (MA) di Graduate School University of Texas AS (1974).
Ibarat mutiara ditaruh di mana pun akan tetap berkilau dan bercahaya. Begitu pula seseorang yang berorientasi pada tugas dan selalu mendahulukan kewajiban akan bercahaya di mana pun ditempatkan. Prinsip mendahulukan kewajiban itu tercermin dalam kisah Dr Achmad Sujudi, MHA, Menteri Kesehatan RI. Pinsip ini telah diasuhkan oleh ayahnya sejak kecil. Namun, tampaknya prinsip ini sangat sulit ia tularkan di departemen yang kini dipimpinnya.
Trihatma Kusuma Haliman, Pemilik Grup Agung Podomoro yang mengelola 27 proyek properti berskala besar di Jakarta dan sekitarnya dengan total kapitalisasi Rp15 triliun. Pengusaha yang sudah berbisnis perumahan dan konstruksi sejak 1970, ini dulu sering disebut sebagai raja apartemen, tetapi kini dia telah masuk pula ke bisnis pusat perbelanjaan.
Ia pernah terancam hukuman penjara akibat salah satu novel triloginya yang berjudul Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari, dan Jantera Bianglala dianggap Pemerintah Orde Baru kekiri-kirian. Dalam karya-karyanya, kawan dekat almarhum Gus Dur ini memang menunjukkan ketidaksetujuan pada feodalisme dan kapitalisme.
Dr. Ir. Arif Budimanta, MSc, pria kelahiran Medan, 15 Maret 1968, memiliki talenta profesional sebagai pengajar (dosen), penulis dan politisi yang fokus menggumuli bidang ekonomi politik dan perencanaan pembangunan. Dosen Pascasarjana UI yang menjadi Anggota DPR RI Komisi IX dan Wakil Ketua Fraksi PDIP MPR RI, 2009-2014, ini sangat konsern pada masalah pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang selalu didekatinya dengan ekonomi politik dan perencanaan.
Setelah 25 tahun merintis karir di Garuda Indonesia, Indra Setiawan, satu dari "Sembilan Pendekar", akhirnya terpilih memimpin maskapai penerbangan nasional terbesar di Indonesia itu, meskipun pada mulanya ia bukan yang paling dijagokan di antara para calon yang ada. Ini perpaduan prestasi dan garis tangan.
Ir. Agus Rahardjo, MSM, pria kelahiran Magetan 1956 insinyur pertama menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2015-2019, tanpa latar belakang pendidikan tinggi formal hukum dan tanpa pengalaman karier di lembaga penegakan hukum. Namun diyakini akan mampu memimpin KPK jilid IV untuk memberantas korupsi sistemik yang gagal total diberantas dalam kepemimpinan KPK jilid I, II dan III yang semuanya berlatar belakang hukum.
Dr. Tommy Sihotang, SH, LL.M, pengacara senior, lahir di Pematang Siantar, 3 Desember 1957. Doktor ilmu hukum bidang Hak-hak Asasi Manusia (HAM), ini meniti karir dari bawah hingga menjadi pengacara terkemuka, dosen dan pakar hukum. Dia advokat bersahaja yang mensyukuri topangan tangan Tuhan.
IRJENAL Mayjen TNI (Mar) Achmad Rifai keahiran Sidoarjo, 22 Agustus 1950. Sebelumnya, lulusan KRA-30 Lemhannas 1997/1998, ini menjabat Komandan Kormar. Putra bangsa dari suku bangsa Jawa ini telah menerima beberapa tanda jasa, di antaranya Bt. Jalasena Nararya, Sl. Seroja, Sl. Veteran, Sl. Kesetiaan XXIV dan Sl. Dwidya Sistha.tsl
Marsda Wresniwiro menjabat Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara menggantikan Marsekal Madya Herman Prayitno yang sudah diangkat menjadi KASAU. Pengangkatan ini tertuang dalam Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Skep/48/II/2006 tertanggal 10 Februari 2006. Wresniwiro, sebelumnya menjabat Asisten Personel KSAU sejak tahun 2003.
Direktur Utama PT (Persero) Angkasa Pura II ini berobsesi menjadikan Bandara Soekarno-Hata sebagai airport city berkelas internasional. Mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia, ini ingin mewujudkan gerbang utama Indonesia, itu tidak lagi sekadar tempat bagi orang yang hendak bepergian dengan pesawat, tetapi juga sekaligus sebagai tempat berbisnis dan rekreasi. Bandara Soekarno-Hatta akan dikelilingi oleh trade center, tempat konferensi, supermarket, pusat hiburan, fasilitas olahraga, hotel dan kantor-kantor.
Bersama grup The Helsdingen Trio, musisi jazz Indonesia yang mahir memainkan biola ini 'ngamen' berkeliling Eropa dengan menggunakan bus panggung selama empat tahun. Ia juga pernah berkeliling ke 24 negara bagian di Amerika Serikat menjamu sedikitnya 42 universitas, menyusuri 15 ribu kilometer jalanan Australia dengan menggelar 25 konser dan konser keliling Jawa-Bali selama hampir dua bulan. Sepanjang karirnya bersama grup musik bentukan suaminya itu, ia telah mengeluarkan banyak album di Eropa tapi yang diedarkan di Indonesia hanya satu, Ojo Ngono.Â
Seniman musik yang dianggap aneh dan cenderung melawan arus ini memiliki sebuah ide tersendiri dalam menciptakan musik yang disebut Minimaks, yaitu menciptakan musik dengan menggunakan bahan yang sederhana dan minim. Menurutnya, desir angin, gesekan daun, gemericik air, bunyi gesekan sapu di jalanan, bahkan bunyi ketiak yang ditutup dengan telapak tangan, bisa dikategorikan sebagai musik. Meski karya-karyanya sudah diapreasiasi di berbagai forum internasional khususnya Eropa dan dihadiahi berbagai penghargaan temasuk dari pemerintah Perancis, dia kurang dikenal di negaranya sendiri.Â
Gitaris yang mengusung genre jazz dan blues ini berpengalaman mengikuti berbagai festival musik jazz di Eropa, Amerika dan Asia. Ia pernah bermain blues dengan Bapak Blues Amerika, BB King dan manggung bersama John Mayall, legenda blues dari Inggris. Kakak kandung dari gitaris Ireng Maulana ini juga dikenal sebagai komposer yang telah menggarap puluhan musik skoring untuk program televisi, radio, hingga film layar lebar.
Sepintas melihat sosok Dr. Ir. Muhammad Asrurifak, MT, apalagi jika melihatnya sedang beraktivitas di lingkungan pondok pesantren Al-Zaytun, mungkin tidak akan banyak yang menyangka bahwa pria kelahiran Lamongan, Jawa Timur, 19 April 1965, ini adalah seorang dari sedikit pakar kegempaan (geoteknik-gempa) di Indonesia. Ia cerdas dan bersahaja.
Kerja keras yang berpadu dengan kecerdasan sukses menghantarkannya menjadi pengusaha, pimpinan organisasi sosial, dosen sekaligus ibu rumah tangga. Melalui dua organisasi yang dipimpinnya, IWAPI dan WITT, ia bertekad mewujudkan wajah perempuan Indonesia yang berwirausaha mandiri dan profesional serta sehat jasmani rohani. Ia yakin, jika kiprah perempuan semakin besar dalam segala aspek kehidupan berbangsa, kesejahteraan rakyat semakin meningkat, lapangan kerja bertambah banyak, bahkan kasus korupsi akan bisa ditekan.Â
Bersama sang suami, pengusaha berjiwa filantropi ini menjalankan banyak bisnis seperti engineering, infrastruktur, teknologi informasi, manufaktur, agribisnis, kehutanan, hingga properti. Bisnisnya menggurita memperkerjakan lebih dari 42.000 karyawan yang tersebar di lebih dari 36 perusahaan di bawah bendera PT Central Cipta Murdaya (CCM) yang dulu lebih dikenal sebagai Grup Berca, salah satu grup usaha terbesar di Tanah Air.Â
Penjelajah alam bebas sekaligus fotografer alam senior ini sudah mendaki banyak gunung di dunia, menelusuri jejak suku-suku pedalaman, berjalan kaki dan bersepeda di Eropa bahkan menyelami banyak lautan. Pria yang masuk dalam daftar 100 Famous Photographer in The World tahun 2000 ini berkomitmen penuh pada profesi, loyal pada rekan, hidup bersahaja dan selalu rindu berbagi.
Karya-karya fotografinya yang inovatif sudah tertuang dalam berbagai media mulai dari majalah, kalender, poster, iklan, sampai company profile. Fotografer yang berspesialisasi pada fotografi bidang human interest ini juga sangat dikenal di kalangan selebritis dan model karena mahir di bidang fotografi fashion dan kecantikan. Lewat buku, majalah dan sekolah yang didirikannya, ia ingin berbagi ilmu fotografi dan berkomitmen mencetak fotografer profesional yang idealis.
Namanya tersohor di tahun 1980-an hingga 1990-an sebagai model foto dan catwalk. Setelah menjajal dunia akting dan tari, perempuan berparas eksotis ini menjelma menjadi pengusaha industri mode yang cukup diperhitungkan.
Pengacara terkenal Hotman Paris Hutapea, berhasil meraih gelar doktor dengan predikat cum laude setelah sukses mempertahankan disertasinya dalam sidang di hadapan 11 penguji Fakultas Hukum Universitas Padjajaran Bandung , Selasa 21 Juni 2011. Pria kelahiran Laguboti, Tobasa, Sumut, 20 Oktober 1959, itu membahas tentang kemajuan teknologi menimbulkan masalah hukum baru bagi Pengadilan Niaga dan Pengadilan Umum di Indonesia.
Meski pernah bekerja sebagai juru kamera di lingkungan militer, redaktur di berbagai media, eksekutif perusahaan swasta di dalam maupun di luar negeri, konsultan di berbagai lembaga, dan aktif di berbagai organisasi profesi maupun kemasyarakatan, peraih penghargaan Satyalencana Pembangunan ini lebih tersohor sebagai presenter dan pemerhati kuliner. Pria yang memelopori dan menjadi ketua Jalansutra, suatu komunitas wisata boga yang terkenal di Indonesia ini terkenal dengan ungkapannya yaitu "Pokoe maknyus!"
Gitaris ini populer di pentas jazz Tanah Air sejak era tahun 70-an lewat acara Nada dan Improvisasi di TVRI asuhan Jack Lesmana. Ia suka bereksperimen memadukan jazz dengan berbagai jenis musik seperti rock, pop, country, blues, dangdut hingga keroncong. Selain itu, musisi yang sering berganti band ini sudah mengiringi puluhan penyanyi dan melanglang buana ke beberapa negara.Â