Meski sudah bermain film sejak 1984, wajah cantiknya mulai banyak dikenal orang saat menjadi pembawa acara Cinema-Cinema yang disiarkan di sebuah stasiun televisi swasta. Mantan Duta Kampanye Pencegahan Kanker Serviks ini pernah tampil sebagai pemeran pendukung film-film komedi Warkop DKI, membintangi puluhan sinetron dan film layar lebar seperti Mirror (2005), I Love You, Om (2006), Mengejar Mas-Mas (2007), Get Married (2007), Summer Breeze (2008), Liburan Seru! (2008), dan Get Married 2 (2009).
Langkahnya untuk terus menyalakan perubahan melalui gerakan baca-tulis ia wujudkan dalam Rumah Dunia. Lewat wadah tersebut, penulis puluhan karya berupa novel maupun skenario ini ingin generasi muda bisa membaca, menulis, mendongeng dan bermain teater secara bebas.
Aktris Chitra Dewi, yang bernama asli Roro Patma Dewi Tjitrohadikusumo kelahiran di Cirebon, 26 Januari 1934, meninggal dunia sekitar pukul 14.00, Selasa 28 Oktober 2008 di kediamannya Perumahan Puri Flamboyan, Rempoa, Tangerang, Banten. Jenazah aktris ternama yang terkenal lewat film Tiga Dara dimakamkan di Pemakaman Jabang Bayi, Cirebon, Rabu (29/10/2008).
Nama bintang iklan dua produsen shampoo ternama ini mencuat setelah membintangi sejumlah sinetron. Tidak berhenti sampai di situ, ia juga menjajal kemampuannya dalam mencipta lagu, menyanyi, menulis skenario dan menulis cerpen.
Sebelum terkenal, penyanyi sekaligus pencipta lagu ini sering mengikuti berbagai macam festival lagu dan wara-wiri di layar kaca TVRI. Karir profesional sebagai penyanyi baru dimulai saat ia bergabung dengan band jazz legendaris, Krakatau. Ia juga sering berkolaborasi dengan sederet musisi dan penyanyi mulai dari Deddy Dhukun–Dian Pramana Poetra (2D), Yopie Latul, dan Utha Likumahua.
Langkahnya untuk terus menyalakan perubahan melalui gerakan baca-tulis ia wujudkan dalam Rumah Dunia. Lewat wadah tersebut, penulis puluhan karya berupa novel maupun skenario ini ingin generasi muda bisa membaca, menulis, mendongeng dan bermain teater secara bebas.
Lagu berirama bossas berjudul Kasmaran melambungkan namanya di dunia jazz pada era 90-an. Meski terhitung jarang mengeluarkan album, juara II Bintang Radio dan Televisi Tingkat Nasional (1989) ini masih aktif berkarya baik di depan layar ataupun di belakang layar.
Dalam kurun waktu 1960-1970-an, suara merdunya sering diputar di radio termasuk radio swasta yang baru bertumbuhan di banyak kota. Rekaman pertamanya yang menghasilkan lagu Si Boncel digemari masyarakat. Ia kemudian berduet dengan Muchsin Alatas yang terkenal lewat lagu Halo Sayang, Dunia Belum Kiamat, Pertemuan Adam dan Hawa, dan Jangan Marah. Popularitasnya sebagai penyanyi menghantarkannya menjadi aktris film.
Wajah sendu dan suara medunya sempat mewarnai dunia hiburan di tahun 80-an. Hampir semua lagu yang dibawakannya bernuansa melankolis penuh dengan kisah patah hati dan kekecewaan, seolah menggambarkan perjalanan asmaranya yang penuh liku. Selain menyanyi, ia pernah terjun ke dunia akting dan sempat dinominasikan sebagai Aktris Terbaik dalam ajang FFI untuk perannya dalam film Antara Dia dan Aku.
Dari tahun 1970-an hingga 1980-an, Widyawati berjaya sebagai aktris papan atas yang kerap berakting dalam film-film arahan sutradara ternama. Hingga usianya yang berkepala enam pun, peraih Piala Citra FFI 1987 ini tetap eksis membintangi sejumlah film dan sinetron.
Nama aktris yang berperan dalam film Gie dan Janji Joni ini mulai menanjak saat ia menjadi presenter acara sepak bola di tahun 2001. Selain menjadi aktris dan presenter, si cantik berwajah khas ini juga pernah menjadi sutradara, menulis buku dan berbisnis.
Sophie Navita dikenal sebagai seorang presenter yang juga tampil dalam sejumlah sinetron. Acara yang pernah dibawakannya antara lain Kuis Digital LG Prima (Indosiar), Spy Game (TPI), Kuis Liga Inggris, infotainment Was Was (SCTV), PESTA (Indosiar), Sang Bintang, dan Mimpi Kali Yee di (SCTV). Belakangan, Duta Air Susu Ibu (ASI) ini mencoba peruntungannya sebagai penyanyi.
Tak kurang puluhan judul sinetron dan film televisi (FTV) serta beberapa film layar lebar telah ia bintangi. Mulai dari sinetron berjudul Bawang Merah Bawang Putih hingga film layar lebar berjudul Perempuan Berkalung Sorban. Belakangan, Pemeran Utama Wanita Terfavorit dalam ajang Indonesian Movie Awards 2009 ini juga terjun ke dunia tarik suara.
Nama dara berparas ayu ini melejit setelah membintangi film HEART. Demi mempertahankan eksistensinya sebagai aktris dan penyanyi, Gadis Sampul 2004 ini mengesampingkan sejenak kegiatan kuliahnya.
Kesibukan sebagai anggota DPR RI periode 2009-2014, tidak membuat Puteri Indonesia 1994 ini melalaikan tanggung jawabnya sebagai isteri dan ibu bagi keluarganya. Sebagai anggota dewan, ia sangat peduli dengan pendidikan masyarakat khususnya yang kurang mampu.
"Nyanyi adalah jiwaku. Aku nggak akan pernah berhenti bernyanyi". Kalimat itu menegaskan kecintaan seorang Sri Rossa Roslaina Handayani alias Rossa yang amat mendalam pada dunia tarik suara. Karirnya terus melesat meski cobaan tak lepas mewarnai kehidupannya.
Nama bintang iklan dua produsen shampoo ternama ini mencuat setelah membintangi sejumlah sinetron. Tidak berhenti sampai di situ, ia juga menjajal kemampuannya dalam mencipta lagu, menyanyi, menulis skenario dan menulis cerpen.
Aktris Terbaik FFI 2005 ini sanggup berakting dalam banyak ragam jenis film, mulai dari horor, drama komedi, hingga drama psikologi. Film-film yang dibintanginya antara lain Bintang Jatuh (2000), Tusuk Jelangkung (2003), The Soul (2003), Brownies (2005), dan Denias, Senandung Diatas Awan (2006).
Namanya melejit setelah meluncurkan album perdana dengan lagu berjudul Gantengnya Pacarku pada tahun 1992. Selain menyanyi, duta buruh migran Indonesia 2006 ini juga aktif berkecimpung dalam kegiatan sosial terutama yang berkaitan dengan kaum perempuan.
Berkat perannya sebagai Renjani dalam film berjudul Biola Tak Berdawai, ia dinobatkan sebagai The Best Actress dalam ajang Festival Film Asia Pasific di Iran pada 2003. Selanjutnya, peraih Piala Citra 1988 yang suka bicara ceplas-ceplos ini, menunjukkan kebolehannya berakting dalam film Belahan Jiwa, Berbagi Suami, Quickie Express, May, Cinlok, Cinta Setaman, Ai Lop Yu Pul, dan Madame X.
Di tengah menjamurnya para penyanyi dangdut yang hanya menjual sensualitas, Evie Tamala tetap tampil santun dan bersahaja di atas panggung. Berkat sederet prestasi yang diraihnya, beberapa kalangan memberinya predikat salah satu diva musik dangdut. Belakangan Evie juga aktif di belakang panggung dengan menjadi produser beberapa penyanyi berbakat.
Setelah laris manis membintangi ratusan iklan komersil dan disibukkan dengan syuting sinetron kejar tayang, Ingrid Kansil kemudian menepi sejenak dari hingar bingar dunia hiburan dan berkonsentrasi pada profesi barunya sebagai anggota dewan.