back to top

BIOGRAFI TERBARU

Continue to the category
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
More
    28.9 C
    Jakarta
    Populer Hari Ini
    Populer Minggu Ini
    Populer (All Time)
    Ultah Minggu Ini
    Lama Membaca: 5 menit
    Lama Membaca: 5 menit
    Lama Membaca: 5 menit
    Lama Membaca: 5 menit

    Selebriti

    Si Ratu Dangdut

    Bagi pencinta musik dangdut, Elvy Sukaesih adalah ratu. Mahkota "keratuan" Elvy tak ada yang meragukan, setidaknya menurut penggemarnya. Dengarlah, suara dengan "cengkok" yang khas dan aksi pentasnya yang menyihir banyak penonton. Elvy yang sudah manggung semenjak kelas 3 SD ini memiliki syarat sebagai "entertainer."

    Penyanyi Pop Romantis

    Pria kalem dan santun ini tenar sebagai penyanyi pop romantis di tahun 90-an. Bersama personil grup vokal Elfa's Singer asuhan komposer besar Elfa Secioria, pelantun lagu hits 'Selamanya Cinta' ini turut mengharumkan nama Indonesia di berbagai perlombaan dan festival musik dunia.

    Diva Dunia Asli Indonesia

    Penyanyi cantik berambut panjang ini meraih banyak prestasi di kancah internasional. Ia pernah menjadi artis Asia pertama yang berhasil menembus Billboard Charts di Amerika Serikat, artis Asia terlaris di luar Asia, meraih Diamond Award yang diserahkan langsung oleh Menteri Kebudayaan Perancis, dan menerima penghargaan khusus dari Anugerah Musik Indonesia sebagai Artis Internasional Terbaik.

    Mencerahkan Film Lokal

    Kiprahnya sebagai sutradara film mulai mencuri perhatian publik di tahun 2004 saat membesut film romantis, Brownies. Setelah itu, sutradara terbaik pada Festival Film Indonesia 2005 ini semakin getol menelurkan karya-karyanya seperti Catatan Akhir Sekolah, Jomblo, Lentera Merah, Get Married, Ayat-ayat Cinta, Perempuan Berkalung Sorban hingga Sang Pencerah. Film-film yang dia sutradarai cukup beragam mulai dari film remaja, komedi romantis, drama reliji bahkan horor.

    Tak Harus Melengking

    Penyanyi yang populer di era tahun 80-an ini banyak membawakan tembang-tembang pop, rohani, hingga lagu daerah. Selain piawai di bidang olah vokal, Victor juga memiliki kepedulian yang tinggi pada sesamanya. Ia sering dilibatkan dalam berbagai kegiatan sosial.
    Majalah Horas Indonesia Edisi 08

    Kiprah si Lesung Pipit

    Nama bintang iklan dua produsen shampoo ternama ini mencuat setelah membintangi sejumlah sinetron. Tidak berhenti sampai di situ, ia juga menjajal kemampuannya dalam mencipta lagu, menyanyi, menulis skenario dan menulis cerpen.

    Seniman Nyentrik dari Pasundan

    Masih ingat dengan lagu Kalau Bulan Bisa Ngomong yang booming di tahun 90-an? Aransemen musiknya yang enak didengar serta liriknya yang sedikit menggelitik namun tetap romantis menjadikan lagu itu tak mudah terhapus di benak siapa pun yang pernah mendengarnya. Lagu bertema cinta namun tidak cengeng itu dibawakan penyanyi asal tanah pasundan, Doel Sumbang berkolaborasi dengan pedangdut Nini Karlina. 

    Violinist Berkarakter

    Ia tetap teguh menekuni musik biola meski menyadari pilihannya itu tidaklah lazim di Indonesia. Bagi perempuan yang suka menulis blog ini, biola sebuah instrumen musik modern yang bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman dan mesti dimainkan dengan hati. Ia juga memiliki bakat-bakat seni lainnya, seperti menyanyi, menulis, seni drama musikal, tari, dan akting.

    Populer

    Digemari di Tahun 70-an

    Dalam kurun waktu 1960-1970-an, suara merdunya sering diputar di radio termasuk radio swasta yang baru bertumbuhan di banyak kota. Rekaman pertamanya yang menghasilkan lagu Si Boncel digemari masyarakat. Ia kemudian berduet dengan Muchsin Alatas yang terkenal lewat lagu Halo Sayang, Dunia Belum Kiamat, Pertemuan Adam dan Hawa, dan Jangan Marah. Popularitasnya sebagai penyanyi menghantarkannya menjadi aktris film.

    Debut Malaikat Penggoda

    Ia mengawali kiprahnya di panggung hiburan lewat ajang pemilihan Miss Indonesia. Setelah gagal di kontes tersebut, ia memilih jalur dunia tarik suara. Meskipun banyak pihak memandang remeh kemampuan bernyanyinya dan menganggap dia hanya mengandalkan daya tarik lahiriahnya semata, namun dia tidak mau mundur. Kini dirinya benar-benar menceburkan diri di atas panggung, baik sebagai penyanyi maupun bintang film.

    Jadi Pelayan Tuhan

    Bermodal wajahnya yang sangar dan keahliannya berkarate, ia pernah merajai dunia perfilman Indonesia sekitar tahun 80-an sebagai aktor film laga yang banyak memerankan tokoh antagonis. Pengalaman hidup yang pahit pada akhirnya menjerumuskannya menjadi pribadi yang angkuh dan pemarah. Hingga suatu ketika, Tuhan menjamah hidupnya.

    Artikel Lainnya

    Ratu Perfilman Indonesia

    Pada akhir tahun 70-an, ia digelari "The Queen of Indonesian Cinema" oleh kalangan industri film Indonesia karena hampir semua film yang dibintanginya masuk dalam jajaran box office dan diapreasiasi para kritikus film. Kiprahnya membintangi puluhan film membuahkan 2 Piala Citra melalui Kabut Sutra Ungu (1979) pada FFI 1980 dan Gadis Marathon (1981) pada FFI 1982.

    Sudah Lalui Banyak Dunia

    Berbagai predikat melekat pada diri wanita cantik ini, mulai dari bintang film, bintang iklan, penyanyi dan pencipta lagu, hingga pecinta lingkungan. Debutnya di dunia film dimulai pada tahun 1984 saat ia berusia 18 tahun. Di dunia olah vokal, ia telah menelurkan belasan album rekaman. Sejumlah penghargaan telah ia terima diantaranya Penghargaan Wanita Kartini di bidang seni (1999), Bintang TV Favorit dalam Karmila versi Panasonic Awards (1998), dan Penghargaan Pecinta Lingkungan Flora dan Fauna Nasional (KLH) 1994-1995.

    Bahasa Kalbu Sang Dewi

    Ia sudah malang melintang di dunia hiburan negeri ini sejak dekade 80-an, baik sebagai model, aktris, pencipta lagu dan penyanyi. Meski beberapa kali menuai sensasi baik dalam karir maupun kehidupan pribadi, peraih 5 penghargaan dalam ajang AMI (Anugerah Musik Indonesia) Award 1999 ini sudah menghasilkan puluhan album dan belasan lagu hits diantaranya Imajinasi (1984), Yang Pertama Yang Bahagia (1986), Ekspresi (1988), Titi DJ 1989 (1989), Dunia Boleh Tertawa (1990), Bintang Bintang (1994), Kuingin (1996), dan Bahasa Kalbu (1999).

    Tak Bisa ke Lain Hati

    Sebelum terkenal sebagai presenter, pria yang pernah mengenyam pendidikan marketing di Bay Plenty Polytechnic Tauranga, Selandia Baru ini menjadi penyiar sebuah radio swasta dan foto model sejumlah majalah. Meski banyak rekan seprofesinya mencari peruntungan lain di luar dunia presenter, ia tetap setia di bidangnya.

    Si Pemalu yang Pandai Berakting

    Jalannya sebagai aktris film mulai terbuka lebar setelah tampil dalam film Wanita Segala Zaman di tahun 1979. Sejumlah penghargaan sudah ia terima diantaranya Piala Citra sebagai aktris terbaik untuk film 'Boneka dari Indiana' (FFI 1991) dan 'Ramadhan dan Ramona' (FFI 1992) dan Bintang Televisi Wanita Terfavorit dan Bintang Drama Wanita Terfavorit (Panasonic Award 1992).

    Mencuat Setelah Cinema-Cinema

    Meski sudah bermain film sejak 1984, wajah cantiknya mulai banyak dikenal orang saat menjadi pembawa acara Cinema-Cinema yang disiarkan di sebuah stasiun televisi swasta. Mantan Duta Kampanye Pencegahan Kanker Serviks ini pernah tampil sebagai pemeran pendukung film-film komedi Warkop DKI, membintangi puluhan sinetron dan film layar lebar seperti Mirror (2005), I Love You, Om (2006), Mengejar Mas-Mas (2007), Get Married (2007), Summer Breeze (2008), Liburan Seru! (2008), dan Get Married 2 (2009).

    Sering Kebagian Peran Ajaib

    Selain tampil di layar kaca sebagai presenter dan bintang iklan, mantan video jockey MTV ini juga berakting di layar lebar. Dalam sejumlah film yang pernah dibintanginya, ia harus tampil dengan peran yang cukup nyeleneh. Tengok saja perannya dalam film berjudul XL, Antara Aku, Kau dan Mak Erot (2008) ; Madame X (2010); atau Red CobeX (2010).

    Dulu Benci, Sekarang Cinta

    Ungkapan yang berbunyi, jangan terlalu membenci sesuatu karena suatu saat nanti malah mencintainya, nampaknya cukup menggambarkan perjalanan karir perempuan berdarah Batak-Manado ini di dunia presenter. Awalnya ia membenci profesi penyiar radio karena ia menganggap penyiar itu cerewet, seperti orang gila yang bicara dan ketawa sendiri. Belakangan, justru dunia penyiarlah yang membuat namanya banyak dikenal orang.

    Pencipta Lagu Hits

    Awalnya, orang lebih mengenal pria kalem ini sebagai pemain keyboard Kahitna. Belakangan, ia eksis sebagai pencipta lagu-lagu hits dan banyak mengorbitkan penyanyi-penyanyi berbakat seperti Rio Febrian, Audy, Rida Sita Dewi, Rita Effendi, Yana Yulio, dan Pinkan Mambo. Namanya pun semakin berkibar setelah 'mendua hati' dengan membentuk Novie & Nuno pada 2001.

    Terasah Lewat Elfa’s Singer

    Keberhasilan grup vokal Elfa's Singer dalam mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional juga tak bisa dilepaskan dari andil suara indah milik Lita Zein. Selain eksis di panggung musik sekuler, Lita juga bergabung dalam grup musisi Kristiani bernama True Worshippers.

    Sutradara Horor Kontemporer

    Selain dikenal sebagai sutradara video klip yang paling dicari, pria yang masuk dalam industri film sejak 1992 ini adalah sutradara yang banyak memproduksi film horor. Dimulai dengan film horor berjudul Jelangkung yang berhasil masuk dalam jajaran box office pada 2001. Kemudian disusul dengan 'Kuntilanak Trilogi' dimana ia berhasil meraih penghargaan sebagai sutradara terbaik dalam Bali International Film Festival untuk film Kuntilanak 3.

    Perkenalkan Jazz yang Membumi

    Perjumpaannya dengan musisi jazz ternama, Bubi Chen, menjadi awal perjalanan karirnya sebagai penyanyi jazz profesional. Dedikasi perempuan yang biasa menyanyi di kampus dan pub ini dalam dunia jazz terlihat dari kerelaannya untuk menghasilkan banyak karya tanpa terlalu memusingkan aspek bisnis semata. Ia lebih suka bereksplorasi dengan berbagai jenis musik dan menyederhanakan impovisasi solo yang ekspresif dan individual untuk menyiasati kendala yang dihadapi oleh dunia musik jazz Indonesia.

    Advertisement

    spot_img